TERVERIFIKASI FAKTUAL OLEH DEWAN PERS NO: 285/Terverifikasi/K/V/2018

Pembinaan olahraga membutuhkan kompetisi dan kejuaraan

Pertandingan Liga Top Skor Usia 16 Tahun yang berlangsung di Stadion Barnabas Youwe, Kabupaten Jayapura. - Jubi/Engel Wally

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Sentani, Jubi – Pandemi Covid-19 yang meluas di Indonesia sejak Maret 2020 cukup berdampak bagi seluruh aktivitas, termasuk di bidang olahraga. Akan tetapi, berbagai ajang olahraga tingkat lokal, daerah, maupun nasional masih dapat berlangsung di Papua, termasuk Liga Top Skor Usia 14 dan 16 tahun.

Mantan pemain Persidafon Jayapura, Bertho Monim mengatakan pandemi bukan halangan untuk tetap berolaraga dan melakukan pembinaan olahraga bagi anak-anak usia dini. Salah satunya melalui kompetisi yang dilakukan Komite Olahraga Nasional Indonesia. (KONI), operator kompetisi olahraga, ataupun Dinas Pemuda dan Olahraga di daerah.

Menurutnya, kompetisi atau kejuaraan sangat penting dalam proses pembinaan olahraga bagi atlet usia muda. “Hasil dari pelatihan setiap klub, sekolah sepak bola, bisa diimplementasikan langsung melalui kompetisi dan kejuaraan, ” ujar Monim di Sentani. Selasa (1/3/2022).

Baca juga: Liga Top Skor U-14 dan U-16 mencari pemain muda berbakat

Menurutnya, pembinaan olahraga anak-anak usia dini akan menghasilkan pemain sepak bola masa depan, sekaligus menempa pelatih yang profesional. Monim menegaskan prestasi atlet olahraga berbakat hanya akan meningkat jika ditangani oleh pelatih yang profesional.

“Tidak ada pemain hebat yang langsung bersinar namanya dilapangan hijau tanpa seorang pelatih. Dalam pembinaan, dua sisi ini harus berjalan bersama, ” jelasnya.

Monim yang pernah berseragam Perseman Manokwari dan Persebaya Surabaya mengatakan bahwa sepak bola tidak hanya sebatas pembinaan sesaat, lalu seorang pemain bersinar namanya sampai kancah nasional, bermain satu hingga dua tahun, setelah itu menghilang. Pembinaan atlet, termasuk pemain sepak bola muda, harus dilakukan secara berjenjang.

“Bagaimana kita mau tembus Piala Dunia, level Asia saja kita belum mampu tembus final, ” ungkapnya.

Baca juga: 12 SSB ikut Liga Top Skor U-16 di Sentani

Pelatih SSB Imanuel Sentani, Agustinus Fere mengatakan pembinaan yang rutin harus diimbangi dengan kompetisi dan kejuaraan. Dengan demikian, keterampilan yang dilatih para atlet muda, termasuk pemain sepak bola yang berlaih di SSB, akan diterapkan dalam kompetisi dan kejuaraan.

Ayah dari Tod Rivaldo Ferre itu menyatakan pemain muda dari setiap SSB harus ditempa dengan tekanan kompetisi dan kejuaraan. Dalam 4 atau 5 tahun mendatang, para pemain itu akan semakin matang dan menjadi andalan Papua untuk bersaing dalam Pekan Olahraga Nasional atau menjadi pemain sepak bola profesional di Liga Indonesia.

“Intinya, harus ada iven dan turnamen, sehingga anak didik kami menjadi percaya diri dan memiliki jam terbang serta pengalaman bermain. Dari turnamen atau iven yang diselenggarakan, kami juga bisa mengetahui kesiapan anak didik yang nantinya menjadi stok pemain berbakat yang bisa digunakan oleh tim besar seperti Persipura, bahkan tim di luar Papua, ” ujarnya. (*)

Editor: Aryo Wisanggeni G

Baca Juga

Berita dari Pasifik

Loading...
;

Sign up for our Newsletter

Dapatkan update berita terbaru dari Tabloid Jubi.

Trending

Terkini

JUBI TV

Rekomendasi

Follow Us