Papua No.1 News Portal | Jubi
Moskow, Jubi – Pemberontak dukungan Rusia di Ukraina timur menuduh pasukan pemerintah Kiev menyerang wilayah mereka dengan mortir. Hal itu dinilai melanggar perjanjian yang telah disepakati untuk mengakhiri konflik.
Wakil dari pemberontak, yang memproklamasikan diri sebagai Republik Rakyat Luhansk, mengatakan pasukan Ukraina menggunakan mortir, peluncur granat, dan senapan mesin pada Kamis, menurut laporan kantor berita Rusia itu.
“Pasukan bersenjata Ukraina dengan kasar telah melanggar gencatan senjata, menggunakan senjata berat, yang menurut perjanjian Minsk harus ditarik,” kata wakil wilayah Luhansk di kelompok pengendali gencatan senjata Ukraina-Rusia, ditulis kantor berita Interfax, dikutip Antara, Kamis, (17/2/2022).
Baca juga : Saling tuding Rusia-AS soal pengerahan tentara di Ukraina
Bank dunia IMF pindahkan staf dari Ukraina
Agresi Rusia ke Ukraina, Inggris siapkan bantuan militer dan ekonomi
Sedangkan Rusia telah mengerahkan lebih dari 100 ribu tentara di dekat perbatasan Ukraina sambil menuntut janji Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) untuk tidak menerima Kiev sebagai anggota.
Kondisi di Ukraina itu terjadi saat negara-negara Barat telah mengancam Moskow dengan sanksi-sanksi baru jika Rusia menyerang Ukraina. Meski Moskow membantah akan melakukan serangan.
Baku tembak sporadis di antara kedua kubu telah dilaporkan di wilayah-wilayah yang dikuasai pemberontak dalam beberapa tahun terakhir.
Namun, eskalasi konflik yang telah berlangsung bertahun-tahun dengan separatis di Donbas bisa menyulut ketegangan antara Rusia dan Barat. (*)
Editor : Edi Faisol