Papua No. 1 News Portal | Jubi

Sentani, Jubi – Pasokan bahan bakar minyak di Sentani, ibu kota Kabupaten Jayapura, Papua, kembali normal pada Selasa (16/11/2021). Sejumlah tiga Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum atau SPBU di Sentani telah buka dan melayani pembeli seperti biasanya.

Sebelumnya, sejak Jumat (12/11/2021) hingga Senin (15/11/2021), warga di Sentani kesulitan mencari bahan bakar minyak (BBM), gara-gara tiga SPBU di sana kehabisan BBM dan harga bensin di luar SPBU melambung.

SPBU Doyo Baru dan SPBU Hawaii yang sempat tutup dan tidak melayani pembeli selama tiga hari telah kembali beroperasi pada Selasa. SPBU Premindo Buana Utama nomor 84.993.01 di Jalan Sentani – Waena juga sempat tutup dua hari dan buka setengah hari pada Senin, namun pada Selasa SPBU itu telah beroperasi secara normal.

Baca juga: Warga Sentani kesulitan cari BBM, harga jual di luar SPBU melambung

Moses, salah seorang supir angkutan perkotaan jurusan Sentani – Hawaii merasa lega karena pasokan BBM di Sentani pulih. “Selama dua hari saya susah sekali dapat BBM, jadi saya tidak narik. Hari Senin, saya paksakan narik sambil mencari BBM, tapi tidak ada,” ujar pria asal Maumere itu pada Selasa.

Moses pun senang karena bisa kembali membeli BBM di SPBU. “Hari ini saya kasih full tangki, jadi ada 15 liter lebih. BBM 15 liter itu bisa dipakai narik satu atau dua hari, tergantung jarak yang saya jangkau,” jelasnya.

Ia berharap kelangkaan BBM itu tidak terulang lagi di Sentani, karena bisa berdampak luas terhadak aktivitas masyarakat. “Saya berharap tidak terjadi lagi, soalnya dua hari kemarin itu berdampak sekali, baik uang makan, uang setoran,uang bensin,” ujarnya.

Baca juga: Penjual BBM eceran di Jayapura wajib memiliki kartu PKL

Salah satu pedagang BBM eceran di luar SPBU, Elvira menuturkan ia sempat menaikkan harga jual pertalite yang biasanya Rp10.000 per litar menjadi Rp15.000 per liter saat tiga SPBU di Sentani tidak beroperasi normal. “Tapi setelah BBM di SPBU sudah ada, saya jual normal kembali,” ucapnya.

Elvira mengakui ia sempat menangguk untung dari kelangkaan BBM di Sentani. “Selama dua hari BBM saya jual dengan harga Rp15.000 per litar, laris sekali. [Saat akhir pekan lalu], jika kelihatan jual bensin bensin, orang datang langsung borong. Dong tidak pikir soal harga, yang penting ada BBM dalam dong punya tangki motor,” kata Elvira.

Jubi pada Selasa telah berusaha menghubungi Unit Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Marketing Operation Region (MOR) VIII, Edi Mangun, untuk menanyakan penyebab tersendatnya pasokan BBM di Sentani. Akan tetapi, hingga berita ini diturunkan Edi Mangun tidak menjawab pertanyaan Jubi. (*)

Editor: Aryo Wisanggeni G

Leave a Reply