Papua No.1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Pascabanjir bandang yang melanda sebagian besar wilayah Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, pada 16-17 Maret 2019, berakibat buruk bagi warga yang berada di kaki Gunung Cycloop. Mereka kehilangan mata pencaharian.
Selama ini, sejumlah warga menggantungkan hidupnya dari bertani dan berkebun, di sekitar kaki Gunung Cycloop.
Satu di antara tokoh agama di Jalan Sosial, Sentani, Tendar Jikwa kepada Jubi mengatakan, warga di sana yang selama ini menggantungkan hidup dengan bertani dan berkebun, kini kehilangan mata pencaharian.
Sebab, pascabanjir bandang pemerintah melarang warga membuka kebun dan lahan pertanian di sekitar kaki Gunung Cycloop.
“Sejak dua tahun terakhir, sebagian warga yang dulunya bertani dan berkebun, kini bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,” kata Jikwa, Selasa (14/9/2021).
Menurutnya, banjir bandang telah menghanyutkan kebun dan lahan pertanian. Tidak hanya itu, sebagian warganya ada yang kehilangan sanak keluarganya ketika bencana terjadi.
“Warga saya kini banyak yang menjanda dan menduda. Mereka kehilangan pasangan hidup dan anak anaknya, saat banjir bandang. Ada sekitar 47 warga jemaat kami, yang dipanggil Tuhan saat banjir bandang,” ujarnya.
Warga lainnya, Juli Weya membenarkan apabila kini pihaknya kehilangan mata pencaharian utama, pascabanjir bandang.
“Kami di sini kebanyakan bertani dan berkebun. Namun karena banjir bandang, kami tidak bisa berkebun lagi karena pemerintah sudah larang kami naik ke atas (ke sekitar kaki gunung) untuk membuka kebun dan lahan pertanian,” kata Weya. (*)
Editor: Edho Sinaga