Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Kepala Dinas Perikanan Kota Jayapura, Provinsi Papua, Matheys Sibi, mengatakan sektor perikanan masih terdampak pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung  sejak Maret 2020.

“Sampai saat ini terjadi penurunan 50 persen pendapatan pelaku usaha di bidang perikanan baik tangkap dan budidaya akibat penurunan daya beli masyarakat,” ujar Sibi di Kantor Wali Kota Jayapura, Senin (24/5/2021).

Dikatakan Sibi, meski terjadi penurunan pendapatan, sektor perikanan masih bisa tumbuh dan tetap jadi salah satu ujung tombak ekonomi di ibukota Provinsi Papua tersebut.

“Usaha perikanan pada 2020 tumbuh 7 persen dibandingkan tahun 2019 dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat kota bahkan sebagian diekspor. Atas dasar inilah kami optimis pemulihan sektor perikanan di masa pandemi ini dapat terkendali,” ujar Sibi.

Apalagi, dikatakan Sibi, dengan dilakukannya vaksinasi kepada warga terutama 2.039 warga yang berprofesi sebagai nelayan, membawa angin segar bagi pemulihan perekonomian dan iklim dunia usaha.

“Semakin banyaknya permintaan maka semakin banyak juga tantangan yang akan dihadapi dan harus menjadi perhatian bersama. Pendampingan, pelatihan, dan pembinaan terus kami lakukan supaya memulihkan sektor perikanan karena pelaku perikanan semangat,” ujar Sibi.

Baca juga: 600 nelayan asli Papua terima kartu Kusuka

Sekretaris Daerah Kota Jayapura, Frans Pekey, mengatakan pemulihan sektor perikanan di masa pandemi dapat diraih melalui tiga fokus utama yang harus diperlukan, yaitu perikanan tangkap, budidaya, dan hasil olahan.

“Tiga fokus utama itu diperlukan inovasi teknologi dan strategi pemasaran yang baik dalam pengelolaan hasil produksi sektor perikanan,” ujar Pekey.

Dikatakan Pekey, beberapa potensi sumber daya laut yang bisa dikelola seperti ikan tuna, udang, kepiting, cakalang, cumi-cumi, maupun produk potensial lainnya sehingga mempercepatan pemulihan sektor perikanan di masa pandemi Covid-19.

“Banyak potensi peningkatan perekonomian yang bisa dikelola, namun membutuhkan sumber daya manusia yang handal, terampil, dan memahamai bidang kerjanya sehingga potensi ini bisa dimanfaat untuk peningkatan ekonomi,” ujar Pekey. (*)

Editor: Dewi Wulandari

Leave a Reply