Papua No. 1 News Portal | Jubi
Merauke, Jubi – Petani di Kampung Sermayam, Distrik Tanah Miring, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua mengeluhkan masalah pintu air serta jalan usaha tani yang tak kunjung dibangun. Padahal hampir setiap tahun selalu diusulkan, mengingat sangat penting saat datang musim tanam maupun panen
“Memang dulunya kami orang asli Papua lebih memanfaatkan waktu memangkur sagu. Hanya seiring dalam perjalanan waktu, kegiatan pembukaan lahan sawah lebih sering dilakukan,” ungkap salah seorang petani di Kampung Sermayam, Norbertus Momda, kepada Jubi, Sabtu (31/10/2020).
Namun sayangnya, jelas dia, ketika lahan dibuka, fasilitas pendukung seperti saluran irigasi maupun pintu air tak kunjung diperbaiki.
“Kita terus mengusulkan agar beberapa pintu air yang telah dibangun, agar diperhatikan rutin tiap tahun. Namun tak ditindaklanjuti sampai sekarang,” ujarnya.
Dengan demikian, jelas dia, kondisi pintu air tak berfungsi maksimal. Ini adalah satu dari sekian banyak persoalan pertanian yang dialami. Belum lagi jalan usaha tani juga yang mestinya menjadi skala prioritas diperhatikan pemerintah.
Baca juga: Petani harus rogok kocek Rp1,8 juta sewa harvester combine
Diharapkan agar sejumlah persoalan tentang irigasi yang dikeluhkan petani, sekiranya dapat direspons pemerintah untuk diperbaiki, sehingga ketika datang musim tanam atau panen, tak ada kesulitan dialami.
Suwito (40), salah seorang warga Kampung Sermayam, juga mengakui kondisi seperti demikian. Dimana setiap tahun petani terus mengeluh pintu air yang tak kunjung diperbaiki.
“Tidak tahu dengan cara apa lagi kami bersuara, mudah-mudahan pengambil kebijakan tak tinggal diam begitu saja dengan keluhan petani selama ini,” katanya. (*)
Editor: Dewi Wulandari