Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Pemerintah Kabupaten Keerom akan mengusulkan 130 lowongan khusus untuk lulusan SMA dalam penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil atau CPNS formasi 2021. Hal itu perlu dilakukan agar semakin banyak warga asli Keerom yang dapat diterima menjadi CPNS.
Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Keerom, Ridwan Rumasukun mengatakan lowongan khusus bagi lulusan SMA itu akan dibuka dengan melakukan penerimaan melalui kantor distrik setempat. “Misalnya [di] Distrik Waris, ya yang diterima mereka yang tinggal di sana. Jangan tinggal di Jayapura baru diterima [untuk ditempatkan] di Waris,” kata Rumasukun di Jayapura, Selasa (6/10/2020).
Selain akan mengusulkan 130 lowongan khusus bagi lulusan SMA, Rumasukun menyatakan Pemerintah Kabupaten Keerom juga akan mengangkat 170 lowongan tenaga honorer 2013 menjadi CPNS. Menurutnya, pemberkasan dokumen penangkatan itu telah final, dan tinggal menunggu inpun data secara daring ke database Badan Kepegawaian Negara serta Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB)
Rumasukun menjelaskan, Kemenpan RB telah menyetujui penerimaan 20 ribu CPNS untuk bekerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Papua dan 29 pemerintah kabupaten/kota di Papua. “Kalau yang 20 ribu formasi, kalau dibagi rata maka [Keerom] akan dapat sekitar 666 formasi,” kata Rumasukun.
Baca juga: Aula Kantor Dinas Perbatasan Kabupaten Keerom dibakar massa
Rumasukun meminta semua pihak mengawal proses perekrutan CPNS di Keerom, untuk menjawab berbagai kendala yang selama ini terjadi. “Pada saat perekrutan, saya mohon bantuan dari teman-teman Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Keerom, dewan adat, Forum Kerukunan Umat Beragama, dan teman-teman semua, agar kami bisa membuat semua proses transparan,” kata Rumasukun.
Rumasukun berharap informasi yang disampaikannya dapat diteruskan kepada masyarakat. “Saya juga minta agara informasi ini bisa disampaikan ke masyarakat, agar para pencari kerja yang tidak terakomodir dalam pengangkatan CPNS 2018, tidak lagi melakukan hal-hal yang dapat merugikan orang banyak,” ujarnya.
Sebelumnya, pengumuman hasil tes CPNS Kabupaten Keerom pada Kamis (1/10/2020) menimbulkan amuk massa di Arso, ibu kota Kabupaten Keerom, karena dinilai tidak memenuhi kebijakan afirmasi untuk memberikan 80 persen lowongan kepada orang asli Papua. Massa yang marah membakar dua kantor pemerintah di Arso.
Tim Penyidik Satuan Reskrim Polres Keerom telah memeriksa 16 saksi dan menetapkan lima tersangka dalam insiden itu. “Sejumlah lima orang tersangka tersebut ada yang tertangkap tangan, ada juga yang dari hasil pengembangan penyelidikan. Untuk barang bukti sudah dikumpulkan dan saat ini telah dibawa ke laboratorium forensik untuk didalami,” kata Kepala Kepolisian Daerah Papua, Irjen Paulus Waterpauw.(*)
Editor: Aryo Wisanggeni G