Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Nelayan di Kota Jayapura, Papua mengeluhkan pasokan bahan bakar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) Hamadi. Meski keberadaan SPBN Hamadi dirasa sangat membantu karena memudahkan nelayan mendapatkan bahan bakar minyak bersubsidi, namun pasokan bahan bakar di SPBN tersebut sangat minim sehingga belum bisa memenuhi kebutuhan nelayan.
“Kadang kami tidak dapat jatah karena sudah habis. Yang cepat habis itu premium karena sudah disubsidi. Kalau premium harganya Rp6.450 satu liter,” ujar seorang nelayan di Hamadi, Eki, saat ditemui Jubi sedang menjual ikan hasil pancingannya di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Hamadi, Koa Jayapura-Papua, Selasa (11/8/2020).
Menurut Eki, untuk mendapatkan bahan bakar minyak jenis premium di SPBN Hamadi tidak sulit. Harga terjangkau karena sudah disubsidi. Hanya saja, setiap akhir bulan selalu kehabisan stok sehingga banyak nelayan sering tidak kebagian jatah bahan bakar.
“Kalau premium di SPBN Hamadi habis, saya pergi beli di SPBU. Enaknya di SPBN Hamadi, sekali ambil saya bisa dapat 60 liter. Cukup untuk kebutuhan sekali melaut. Kapasitas kapal saya 5 Gross Ton,” jelas Eki.
Untuk itu, Eki berharap kepada pemerintah daerah supaya mencarikan solusi agar penyaluran bahan bakar minyak untuk nelayan di Kota Jayapura dapat berjalan maksimal.
Baca juga: SPBN Hamadi mudahkan nelayan melaut
Kepala Dinas Perikanan Kota Jayapura-Papua, Matheys Sibi, mengatakan pemberian kuota bahan bakar berdasarkan jumlah armada yang mengambil di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan Hamadi.
“Jumlah armada ada 787. Armada sekali trip atau sekali melaut 100-300 liter. Kalau kuota kurang pasti ada masalah, apakah orang mengambil lebih atau orang lain yang bukan jatahnya mengambil di situ (SPBN Hamadi) karena setiap armada kami sudah hitung kuotanya, per bulan berapa dikalikan satu tahun,” ujar Sibi.
Dikatakan Sibi, setiap awal tahun selalu mengeluarkan surat rekomendasi kepada pelaku usaha SPBN Hamadi untuk diteruskan ke Pertamina agar mendistribusikan kuota bahan bakar minyak.
“Secara keseluruhan pasokan bahan bakar minyak di SPBN Hamadi untuk premium ada 142.800 liter per tahun, pertalite 142.800 liter per tahun, dan solar 60 ribu liter. Total keseluruhan 345.600 liter. Jumlah ini dibagi per minggu, berapa kali mereka (nelayan) pengisian,” ujar Sibi.
Untuk kuota bahan bakar bagi nelayan dan masyarakat pesisir di wilayah Hamadi, dikatakan Sibu, sudah diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2012 tentang harga jual enceran dan konsumen pengguna bahan bakar.
“Persoalan kekurangan bahan bakar di SPBN Hamadi, karena banyak orang yang tinggal di daerah pesisir tapi bukan nelayan, tapi mengisi bahan bakar di situ (SPBN Hamadi). Nelayan di Kota Jayapura ada 1.839 orang,” ujar Sibi. (*)
Editor: Dewi Wulandari