Papua No. 1 News Portal | Jubi

Merauke, Jubi – Jembatan kayu di Distrik Kaptel, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat sejak 2015 silam, kini kondisinya sangat memprihatinkan. Kayu-kayunya telah lapuk dan rusak.

Akibatnya, speedboat tak bisa berlabuh di situ. Masyarakat yang hendak turun, harus melewati lumpur tebal. Setelah itu baru menyeberang ke darat untuk ke beberapa kampung di sekitar.

“Tidak tahu dengan cara apa lagi kami bersuara. Setiap kali ada musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) distrik ,selalu kami usulkan agar jembatan kayu diperbaiki. Hanya tak kunjung ditanggapi pemerintah sampai sekarang,” ungkap seorang warga Kampung Kaptel, Simson Boyen, kepada Jubi, pekan lalu.

Jembatan dimaksud, menurutnya, adalah hasil swadaya masyarakat tahun 2015 silam. Oleh karena usianya lama dan kayu tidak bisa bertahan, sehingga mengalami kerusakan parah.

“Kalau warga datang dari kota atau beberapa kampung sekitar, harus menyeberang dengan melewati lumpur tebal, lantaran speedboat tak bisa berlabuh baik,” ungkapnya.

Baca juga: Pemerintah Distrik Ngguti disarankan ajukan perbaikan jalan

Kepala Distrik Kaptel, Agustinus Way, mengakui jembatan tersebut sudah lama rusak dan sering menyulitkan masyarakat ketika akan menyeberang setelah turun dari speedboat.

“Minimal jembatan beton dibangun agar dapat bertahan. Kalau dengan kayu tak akan bertahan lama,” katanya. (*)

Editor: Dewi Wulandari

Leave a Reply