Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – PT Freeport Indonesia yang menambang emas dan tembaga di Kabupaten Mimika, Papua, menyampaikan sejumlah alasannya membangun smelter di Provinsi Jawa Timur, dan bukan di Provinsi Papau. Secara umum, biaya pembangunan dan pengoperasian smelter di Jawa Timur lebih murah dibandingkan dengan membangun smelter di Papua.
Vice President Corporate Communications PT Freeport Indonesia (PTFI), Riza Pratama menyatakan ada empat alasan PTFI memilih membangun smelter di Provinsi Jawa Timur. “Pertama, keekonomian. Kedua, [pengelolaan] limbah berbahaya yang [bisa] diserap oleh industri atau pabrik lain [di Jawa Timur]. Ketiga, fasilitas umum. Keempat, power [atau daya listrik],” kata Riza menjawab pertanyaan Jubi pada Selasa (19/10/2021).
Riza menjelaskan dari sisi pertimbangan ekonomi, biaya membangun smelter hingga biaya operasional smelter Jawa Timur lebih murah dibandingkan dengan menbangun dan menjalankan smelter di Papua. “Kalau dibangun di papua akan lebih mahal,” ungkapnya.
Baca juga: Aksi protes smelter Freeport oleh Parjal Papua Barat diadang aparat
Anggota DPR Papua jalur pengangkatan dari Wilayah Adat Saireri, Yonas Alfon Nusi mempertanyakan alasan PTFI membangun smelter di Jawa Timur. Menurutnya, PTFI perlu lebih menjelaskan kepada para pemangku kepentingan di Papua tentang alasan pembangunan smelter di luar Papua.
“Pemerintah dan pemodal [PT Freeport Indonesia] agar menjelaskan secara baik kepada rakyat dan para pihak Papua alasan pembangunan smelter di luar Papua,” kata Yonas Nusi kepada Jubi, Kamis (14/10/2021).
Nusi meminta pemerintah tidak mengabaikan pendapat dan pandangan berbagai pihak di Papua atas pembangunan smelter di Gresik itu. Nusi menyatakan berbagai kritik itu jangan dianggap sebagai perlawanan rakyat Papua terhadap negara. Pemerintah dan PTFI harus bersama-sama menjelaskan alasan membangu fasilitas pemurnian hasil tambang dari Papua di luar Papua.
“Sebelum memutuskan, pemerintah pasti telah mempertimbangkan berbagai hal. Namun mesti diingat, tambang emas dan tembaga itu ada di Papua. Itu hal prinsip yang harus dijelaskan pemerintah dan pemodal,” ucapnya. (*)
Editor: Aryo Wisanggeni G