Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Sebanyak 27 mahasiswa STK Touye Paapa Deiyai, Papua yang yudisium pada 22 Oktober 2021 lalu dimina menjadi guru di kampung untuk membangun dan mendidik masyarakat, terutama di wilayah adat Meepago.

Hal itu dikatakan Pater Marthen Ekowaibii Kuayo, Pr Administrator Diosesan Keuskupan Timika ketika memimpin Missio Canonica, yaitu perutusan secara kanonik atau secara hukum gereja yang dilaksanakan di gereja Katolik St. Yohanes Pemandi Waghete, Dekenat Tigi, Keuskupan Timika, Rabu (3/11/2021).

“Saya meminta kepada 27 mahasiswa yang hari ini kami utus agar menjadi guru, kembali ke kampung halaman, membangun kampung, mendidik masyarakatnya masing-masing,” kata Kuayo.

Berbeda dengan gelaran wisuda pada perguruan tinggi lainnya, perguruan tinggi swasta milik Keuskupan Timika, STK Touye Paapa Deiyai memiliki tradisi khas untuk mengantar lulusannnya menuju dunia kerja yang nyata sesuai bidang keahliannya.

Kuayo mengatakan mahasiswa yang diutus untuk melepaskan segala miliknya untuk menjadi milik semua pihak.

Menurutnya, STK Touye Paapa masih terus mengembangkan diri sesuai visi misi dan harapan gereja dan masyarakat. Cita-cita awal pergurauan tinggi ini adalah menyiapkan tenaga yang handal dan mampu berkompeten dalam bidangnya dan memiliki etos kerja yang tinggi di tengah dunia dalam terang iman Katolik.

“Kamu bawa terang Touye Paapa ini untuk menerangi dirimu sendiri, keluarga, klien, marga, dan sesama baik di sini maupun di seluruh dunia,” ujarnya.

Baca juga: STK Touye Paapa Deiyai akan beralih status menjadi perguruan tinggi negeri

Ketua STK Oktopianus, Marko Pekei, mengatakan misa perutusan perlu dilaksanakan di kampus tersebut, sebab perguruan tinggi tersebut mencetak pendidik keagamaan Katolik.

“STK Touye Paapa Deiyai merupakan lilin kecil di tengah ruang yang besar. Kami harapkan para lulusan mampu muwujudkan cita-cita [visi dan misi] pendirian yaitu mendidik tenaga pastoral yang handal, berkompetensi, dan memiliki etos kerja atau pelayanan sehingga kerinduan umat Katolik di pelosok-pelosok Papua terutama Meepago bisa terjawab,” ujar dia. (*)

Editor: Kristianto Galuwo

Leave a Reply