Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Angin kencang dan gelombang tinggi yang melanda perairan di wilayah Kota Jayapura, Provinsi Papua, berdampak pada pendapatan nelayan.
“Dari Januari-Februari hasil tangkapan nelayan turun hingga 50 persen,” ujar Kepala Dinas Perikanan Kota Jayapura, Matheys Sibi, di Kantor Wali Kota Jayapura, Kamis (4/3/2021).
Dikatakan Sibi, akibat menurunnya hasil tangakapan nelayan menyebabkan harga ikan segar yang dijual di Pelabuhan Perikanan Hamadi, Kota Jayapura naik drastis, karena keterbatasan pasokan ikan.
“Harga ikan ekor kuning yang tadinya dijual Rp70 ribu naik menjadi Rp120 ribu. Sangat berdampak pada perekonomian pedagang karena biaya melaut lebih besar, tidak sebanding dengan hasil penjualan,” ujar Sibi.
Sibi berharap nelayan tetap berhati-hati saat melaut di saat angin kencang dan gelombang tinggi karena bisa mengancam keselamatan.
“Akibat dari cuaca buruk, banyak melayan yang tidak melaut. Jumlah nelayan di ibukota Provinsi Papua ada sekitar 2 ribu, tapi yang aktif melaut hanya 50 persen atau 1.000 orang,” ujar Sibi.
Baca juga: Nelayan di Kota Jayapura berharap dapat asuransi
Seorang nelayan di Hamadi, Daeng Samsul, mengatakan saat ini lagi musim angin timur, yang menyebabkan air laut bergelombang karena angin kencang.
“Kami tidak mungkin naikkan harga ikan tanpa sebab. Apalagi di saat pandemi virus korona ini, semuanya serba susah. Kalau ikan lagi banyak, kami jual murah,” ujar Samsul. (*)
Editor: Dewi Wulandari