Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura, Debora Rumbino mengatakan sudah ada siswa dan guru yang terpapar Covid-19 setelah diberlakukannya pembelajaran tatap muka atau PTM terbatas.
“Mereka yang terpapar ini, saat proses belajar mengajar [PBM] dilakukan jarak jauh atau daring. Nanti saya ingat lagi, saya tidak begitu hafal,” ujar Rumbino di Kantor Distrik Abepura, Senin (21/2/2022).
Dikatakan Rumbino, meski ada guru dan siswa yang terpapar, namun sekolah tetap melangsungkan PTM terbatas dengan mengikuti protokol kesehatan secara ketat hingga pemeriksaan PCR dilakukan.
“Biasanya dua minggu mereka PJJ [pembelajaran jarak jauh]. Masing-masing sekolah ada tim Covid-19 juga yang sudah disiapkan untuk memastikan PTM sesuai protokol kesehatan. PTM di sekolah 50 persen kehadiran siswa,” ujar Rumbino.
Dikatakan Rumbino, sekolah tetap dibuka untuk PTM agar peserta didik tidak ketinggalan mata pelajaran, terutama kelas VI Sekolah Dasar (SD) yang sedang persiapan ujian akhir semester.
“Yang penting orangtua dan pemerintah bisa mengatasinya dengan vaksinasi dan melindungi anak [taat prokes] saat berada di luar rumah. Dan yang paling penting anak tetap bisa belajar dan bersekolah di masa pandemi ini. Kalau ada instruksi ditutup [sekolah] maka kami tutup sementara,” ujar Rumbino.
Baca juga: Vaksinasi anak 6-11 tahun di Kota Jayapura baru 1,6 persen
Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano, meminta agar guru memberikan keterangan yang jelas apabila ada siswa yang tidak masuk karena sakit. Apakah hanya tidak enak badan, demam, atau sakit lainnya untuk mengantisipasi transmisi penularan virus di ruang kelas saat kegiatan belajar mengajar.
“Kami harus putuskan bersama, apakah sekolah yang siswa dan gurunya yang terpapar Covid-19 harus ditutup atau tetap dengan PTM terbatas dengan menerapkan prokes secara ketat,” ujar Tomi Mano.
Tomi Mano meminta pengurus sekolah agar memperketat pengawasan penerapan prokes di area sekolah, mulai dari siswa tiba di pintu gerbang, masuk ke ruang kelas, hingga pulang sekolah.
“Yang terpenting lagi agar anak divaksin supaya aman saat mengikuti PTM terbatas di sekolah. Jaga anak-anak kita supaya tidak terpapar Covid-19. Ini semua demi kebaikan dan kesehatan kita semua,” ujar Tomi Mano. (*)
Editor: Dewi Wulandari