Papua No.1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Anggota DPR Papua melalui mekanisme pengangkatan dari wilayah adat Meepago, Yulius Miagoni menyatakan gagasan Panglima Kodam (Pangdam) XVII Cenderawasih, Mayor Jenderal Ignatius Yogo Triyono, yang ingin dialog sebagai salah satu solusi mengatasi konflik di Papua, patut didukung.
Miagoni yang merupakan legislator Papua, perwakilan Suku Moni dari Intan Jaya mengatakan, gagasan Pangdam itu merupakan ide bijaksana.
Sebab, ia pihak TNI juga merasa lelah terus terlibat kontak senjata dengan Tentara Nasional Papua Barat dan Organisasi Papua Merdeka (TPNPB/OPM).
“Saya pikir ide ini sangat penting. Tidak hanya karena alasan mengedepankan kesejahteraan, tapi negara memiliki ideologi Pancasila dan Sila Kedua menyatakan Kemanusiaan yang adil dan beradab, sehingga demi kemanusiaan atau HAM yang kita junjung tinggi dialog sangat dibutuhkan,” kata Yulius Miagoni kepada Jubi, Selasa (16/11/2021).
Menurutnya, meski gagasan dialog yang dimaksud Pangdam berpedoman pada kesejahteraan dan lainnya, bukan solusi jangka panjang namun keinginan itu mesti didukung.
“Memang mungkin kalau dialog yang dimaksud itu terlaksana, bukan jaminan tak ada lagi kekerasan di Tanah Papua. Namun, untuk saat ini saya pikir itu dibutuhkan,” ucapnya.
Miagoni berharap, para pihak di Papua dapat duduk bersama menyatukan persepsi, ide dan gagasan agar solusi yang ditawarkan Pangdam Cenderawasih itu bisa diakomodir dan ditindaklanjuti bersama.
Sebab, ini merupakan salah satu langkah yang dipandang dapat mengurangi ekalasi konflik bersenjata di beberapa wilayah Papua, di antaranya Intan Jaya, Nduga, Puncak dan Pegunungan Bintang.
“Bagaimana kita duduk bersama merumuskan dialog yang dimaksud itu. Tidak hanya kita bicara ditingkat pemprov, pemkab, DPR Papua, MRP, Kapolda dan Pangdam. Namun bagaimana kita juga dengar permintaan TPNPB/OPM,” ujarnya.
Katanya, penting mendengar langsung apa keinginan TPNP/OPM. Tidak boleh mendengar dari pihak yang mengatasnamakan kelompok pejuang kemerdekaan Papua itu.
Komunikasi dengan TPNPB/OPM dapat dilakukan dengan berbagai cara. Apakah melalui sambungan telepon surat dan cara lainnya. Namun untuk membangun komunikasi dengan pihak itu, perlu melibatkan tokoh adat, tokoh agama, dan tokoh masyarakat di daerah konflik.
“Jangan tunggu lagi makin banyak korban dari kalangan sipil, aparat keamanan dan TPNPB/OPM. Mereka yang korban ini manusia. Siapapun dia atau dari kalangan manapun,” katanya.
Ia menambahkan, selama konflik bersenjata di Papua terjadi bertahun tahun silam, sudah banyak anak anak kehilangan orangtuanya.
Kaum wanita dan pria kehilangan pasangan hidupnya, dan orangtua kehilangan anak-anak mereka.
“Makanya mesti segera dicari jalan keluar. Selain kita bicara bagaimana dialog, mesti kita pikirkan langkah konkrit yang permanen, agar ke depan tak ada lagi kekerasan di Papua,” ucap Yulius Miagoni.
Sebelumnya Pangdam XVII Cenderawasih Mayor Jenderal Ignatius Yogo Triyono menyatakan, mendukung pendekatan dialog mengatasi konflik di Papua.
“Saya setuju sekali. Akar masalah di Papua bukan persoalan keamanan, melainkan kesejahteraan,” kata Yogo, dikutip dari Majalah Tempo edisi Sabtu, 13 November 2021.
Menurut Yogo, konflik semakin sering terjadi karena kelompok kriminal bersenjata ingin menunjukan eksistensi di Papua. Ia menyebut yang terjadi belakangan sudah bukan kerusuhan, namun gangguan keamanan.
Yogo mengatakan pendekatan dialog bisa digunakan di Papua, sepanjang diletakkan dalam bingkai perdamaian dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kami juga capek baku tembak terus karena pasukan kami juga menjadi korban, bukan hanya dari kelompok kriminal bersenjata,” kata Yogo. (*)
Editor: Edho Sinaga