Nelayan daerah ini nekat melaut saat cuaca buruk

Nelayan daerah ini nekat melaut saat cuaca buruk 1 i Papua
Ilustrasi nelayan - Pexels.com.

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Pandeglang, Jubi – Sejumlah nelayan Teluk Labuan Pandeglang nekat melaut, meski kondisi Perairan Selat Sunda kurang bersahabat dengan gelombang tinggi disertai angin kencang dan hujan.”Kami dan nelayan lain di sini tetap melaut karena desakan ekonomi,” kata Yanto, seorang nelayan Teluk Labuan Pandeglang, Selasa, (23/6/2020).

Read More

Menurut Yanto, para nelayan Teluk Labuan Pandeglang mengetahui cuaca buruk di Perairan Selat Sunda mengakibatkan sebanyak 16 nelayan mengalami kecelakaan, setelah KM Puspita Jaya dihantam gelombang tinggi. Dari 16 nelayan itu, sembilan orang selamat dan tujuh orang lainnya hilang dan mereka hingga lima hari terakhir ini belum ditemukan. Meski demikian, nelayan di sini tetap melaut karena desakan ekonomi keluarga.

“Kami melaut pagi dan kembali ke Teluk Labuan Pandeglang sore hari,” kata Yanto menjelaskan.

Baca juga : Organisasi nelayan ini bagikan beras paceklik 

Faktor cuaca, Pasar Pharaa minim ikan tuna

Harga ikan asin di Pasar Hamadi tidak terpengaruh cuaca buruk

Karta, nelayan lain, bersama teman lainnya juga nekat melaut, meski cuaca membahayakan dengan gelombang tinggi disertai angin kencang.

Bahkan, dirinya Senin (22/6/2020) kemarin terpaksa berlindung di sekitar pulau kecil di Perairan Selat Sunda untuk menghindari cuaca buruk.

“Kami sudah biasa jika gelombang tinggi disertai angin kencang bisa menyelamatkan diri dengan berlindung di pulau kecil itu,” ujar Karta.

Meski diakui, cuaca kurang bersahabat sehingga terkadang dia pulang dengan tangan kosong karena sulit menangkap ikan. Menurut Karta, kebanyakan nelayan di Pandeglang merupakan menggunakan alat tangkap tradisional, mereka mencari ikan di sekitar perairan Pulau Panaitan dan Pulau Rakata memburu ikan tongkol, selam, kue dan cumi-cumi.

“Kami terkadang menangkap ikan di sekitar Pulau Rakata mendapat ikan sebanyak satu ton dan bisa membawa uang bersih Rp1,5 juta,” kata Karta menjelaskan.

Kasubsi Basarnas Banten, Heru mengimbau nelayan tetap waspada gelombang tinggi disertai angin kencang yang terjadi beberapa hari terakhir ini.

“Kami hari ini tengah melakukan pencarian tujuh nelayan Teluk Labuan Pandeglang yang hilang hingga hari kelima belum ditemukan akibat gelombang tinggi dan angin kencang juga hujan deras,” kata Heru. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply