TERVERIFIKASI FAKTUAL OLEH DEWAN PERS NO: 285/Terverifikasi/K/V/2018

Negara mesti segera mencari solusi masalah Papua

Papua- Penembakan -pembunuhan pendeta Yeremia-operasimiliter
Ilustrasi penembakan - Dok. Jubi

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Papua, Yunus Wonda mengatakan negara mesti segera mencari solusi atas masalah Papua. Konflik yang tak kunjung diselesaikan membuat kekerasan terus terjadi di Bumi Cenderawasih, dan menyebabkan jatuhnya korban dari berbagai pihak.

Pernyataan itu disampaikan Yunus Wonda terkait kontak senjata di Intan Jaya yang menewaskan dua prajurit TNI pada Jumat (22/1/2021). “Pemerintah mesti segera mencari format tepat [untuk] selesaikan masalah Papua, agar tidak terus ada korbanb baik dari pihak aparat keamanan, warga sipil, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, dan Organisasi Papua Merdeka,” kata Wonda saat dihubungi melalui panggilan telepon, Sabtu (23/1/2021).

Politikus Partai Demokrat itu mengatakan, pemerintah mesti berani membuka diri dan menyelesaikan masalah Papua secara komprehensif atau menyeluruh. Wonda menyatakan persoalan itu tidak bisa diselesaikan dengan pendekatan keamanan yang malah memicu kekerasan baru dan menimbulkan korban dari berbagai pihak.

Baca juga: TNI sebut dua prajuritnya tewas saat kontak senjata di Intan Jaya.

“Kalau pemerintah pusat tidak pernah membuka diri, konflik di Papua tidak akan berakhir. [Pemerintah] harus mengundang semua pihak, terutama tokoh berseberang [dengan pemerintah untuk] bicara solusi. Mesti ada ruang untuk itu,” ujarnya.

Wonda juga meminta aparat keamanan, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), dan Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang terlibat konflik bersenjata untuk menahan diri. Ia menyatakan kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah, dan justru berisiko menyebabkan jatuhnya korban dari kedua pihak maupun warga sipil.

Wonda menyatakan setiap terjadi kontak senjata antara aparat keamanan dan TPNPB, aparat keamanan selaku melakukan penyisiran atau pengejaran. Situasi itu membuat warga sekitar takut dan merasa tidak aman. Akibatnya, warga di lokasi konflik bersenjata tidak bisa beraktivitas, bahkan memilih mengungsi ke daerah yang dianggap aman.

“Kami juga menyatakan berduka atas meninggalnya dua prajurit di Intan Jaya. Kami harap semua pihak bisa menahan diri, agar tidak selalu ada korban,” katanya.

Baca juga: Konflik Intan Jaya (5) : Konflik Bersenjata Baru yang Mematikan

Sehari sebelumnya, Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan atau Kogabwilhan III, Kolonel CZI IGN Suriastawa mengatakan dua prajurit TNI yang bertugas di Intan Jaya, gugur akibat ditembak kelompok bersenjata di sana.

Menurutnya, korban adalah Prajurit Satu (Pratu) Roy Vebrianto dan Pratu Dedi Hamdani. Keduanya merupakan prajurit TNI dari Batalyon Infanteri Raider 400/Banteng Raiders, Kodam IV/Diponegoro.

Suriastawa mengatakan, keduanya meninggal dunia saat dievakuasi menggunakan helikopter dari Intan Jaya, ke Kota Timika, Kabupaten Mimika. Pratu Dedi Hamdani ditembak saat mengejar kelompok bersenjata yang menembaki Pos Titigi. “Pratu Roy Vebrianto ditembak dari jarak sekitar 200 meter usai salat subuh di Pos Titigi, Distrik Sugapa,” kata Kolonel Suriastawa.(*)

Editor: Aryo Wisanggeni G

Baca Juga

Berita dari Pasifik

Loading...
;

Sign up for our Newsletter

Dapatkan update berita terbaru dari Tabloid Jubi.

Trending

Terkini

JUBI TV

Rekomendasi

Follow Us