Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Wali Kota Jayapura periode 1989-1993, Michael Menufandu menyatakan keseimbangan lingkungan merupakan kunci masa depan Kota Jayapura yang baru saja merayakan ulang tahunnya ke-112. Hal itu disampaikan Menufandu saat ditemui Jubi di kediamannya di Kota Jayapura, Selasa (8/3/2022).
Menufandu mengakui perubahan Kota Jayapura saat ini sangat pesat, namun tidak memperhatikan lingkungan dan menjaga keseimbangan alam. Ia mencontohkan, masalah banjir di Kota Jayapura, yang salah satu penyebabnya adalah warga tak menjaga lingkungan alam.
“Itu harus menjadi doktrin bagi warga, agar terus mau menjaga lingkungan alam dan kebersihan. Ini kota tempat lahir kita, dan tidak ada orang lain yang bisa menjadikan kota ini [bersih dan indah] terkecuali warga Kota itu sendiri,” ujarnya.
Baca juga: HUT ke-112 Kota Jayapura: Membangun peradaban Papua modern dan humanis
Menurut Menufandu, pembangunan kota yang menggusur dusun sagu akan melahirkan petaka, karena menghilangkan sumber pangan Orang Asli Papua, khususnya masyarakat adat di Port Numbay. “Kota ini harus dijaga dengan baik, dan rumah ditata serta selalu menjaga kebersihan ,sehingga menjadi indah,” katanya.
Menufandu menyebutkan sejumlah dusun sagu yang sudah hilang, termasuk di kawasan Kotaraja sampai dengan Pasar Youtefa. Dusun sagu di sana hilang karena pembangunan dan perubahan Kota Jayapura. “Kerusakan lingkungan yang terjadi membuat timbulnya banjir yang melanda Kota Jayapura,” katanya.
Ia juga menyoroti banyaknya daerah sempadan jalan yang sudah disesaki bangunan. Seharusnya, sepadan kosong selebar 12 meter dari kiri-kanan badan jalan kosong dan tanpa bangunan. “Hal itu akan membuat jalan semakin sempit,” katanya.
Baca juga: Harapan Tinus Pae di HUT ke-112 Kota Jayapura
Menufandu berharap Wali Kota Jayapura berikutnya akan memiliki tantangan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi Kota Jayapura, dengan tetap melibatkan masyarakat adat setempat, khususnya di sejumlah pasar utama Kota Jayapura. Wali Kota Jayapura berikutnya juga akan memiliki tantangan untuk menjaga relasi sosial di antara warga yang latar belakangnya semakin beragam, berbeda-beda suku dan etnis.
Akan tetapi, mantan Duta Besar RI untuk Kolumbia itu menyebutkan tantangan terberat Wali Kota Jayapura berikutnya adalah menjaga kelestarian lingkungan dan ekosistem di Kota Jayapura. “Itu sangat penting, karena menyangkut kehidupan masa depan warga Kota Jayapura,” katanya.
Ia berharap Pemerintah Kota Jayapura akan kuat dan konsisten mengatur penataan ruang kota yang sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. “Sekalipun ada warga pemilik tanah yang mau melepaskan lahan mereka, pemerintah harus tegas melindungi areal yang rawan bencana agar tidak seenaknya membangun tanpa menjaga ekosistem,” kata Menufandu.
Baca juga: Harapan Tinus Pae di HUT ke-112 Kota Jayapura
Pemerintah Kota Jayapura pada 7 Maret 2022, telah merayakan ulang tahun Kota Jayapura ke-112, bertepatan dengan tanggal kehadiran Kapten Infantri FJP Sachse pertama kali menancapkan dan mengibarkan bendera Kerajaan Belanda, Merah Putih Biru, di Pantai Numbai dan Anafre pada 7 Maret 1910. Perayan HUT Kota Jayapura dilaksanakan pada Senin (7/3/2022) di Lapangan Tri Sila Lantamal X Hamadi Kota Jayapura.
Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano menyatakan dalam sisa masa jabatannya ia akan berfokus kepada upaya untuk memulihkan perekonomian warga Kota Jayapura pasca pandemi COVID-19. “Dalam kondisi pandemi saat ini, peringatan HUT Kota Jayapura ke 112 tahun dilakukan secara sederhana, namun tidak mengurangi rasa syukur dalam menyambutnya,” kata Mano, sebagaimana dilansir laman resmi Humas Pemerintah Kota Jayapura. (*)
Editor: Aryo Wisanggeni G