Papua No.1 News Portal | Jubi
Kota Batu, Jubi – Menteri Sosial Tri Rismaharini mengimbau Pemerintah Daerah melakukan mitigasi bencana dan mengecek daerah masing-masing untuk mengantisipasi dampak fenomena La Nina yang diperkirakan bersamaan dengan periode musim hujan. Ia mengatakan akan terus bersiaga, terutama di daerah rawan bencana.
“Sebetulnya mitigasi pertama yang harus dilakukan adalah seluruh daerah mengecek kondisi yang rawan itu, semua ‘ngecek’, setelah itu disiapkan supaya tidak ada korban,” ujar Risma saat ditemui di Posko Siaga Tagana Balai Kesenian Bulukerto, Kota Batu, Jawa Timur, Jumat (5/11/2021) malam.
Baca juga : Cuaca buruk pendapatan nelayan turun 50 persen
Banjir bandang di Minahasa Tenggara, satu korban belum ditemukan
Pascabanjir bandang Sentani warga di kaki gunung Cycloop kehilangan mata pencaharian
Kondisi rawan yang ia maksud adalah yang rentan dampaknya hutan gundul serta luapan sungai. Risma juga meminta para camat memetakan mana saja daerah yang dikhawatirkan akan terputus aksesnya.
“Saya sudah petakan, meminta camat untuk memetakan mana daerah yg dikhawatirkan akan terputus. Maka, daerah yang khawatirnya terputus, kita siapkan buffer stock (lumbung sosial) dan yang lainnya,” kata Risma menambahkan.
Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Guswanto mengatakan sejumlah bencana banjir termasuk di Alor Selatan, Nusa Tenggara Timur serta di Kota Batu, Jawa Timur secara umum dipicu oleh kondisi cuaca ekstrem.
Ia menyebut kondisi cuaca di Alor menunjukkan bencana banjir di wilayah tersebut akibat curah hujan intensitas lebat-sangat lebat disertai kilat/petir.
“Dimana curah hujan terukur di sekitar Pailelang mencapai intensitas 103 mm dalam periode 24 jam,” kata Guswanto.
Kondisi cuaca ekstrem di Alor dipicu oleh pertumbuhan awan hujan jenis Cumulonimbus yang cukup intens dan merata, sehingga menimbulkan curah hujan sedang-lebat yang terjadi dalam durasi yang cukup lama.
Sementara curah hujan di Kota Batu pada 4 November 202, berkategori sangat lebat dengan intensitas curah hujan mencapai 80,3 mm yang terjadi sekitar dua jam. Analisis citra satelit dan radar cuaca menunjukkan adanya pertumbuhan awan hujan Cumulonimbus yang cukup intens dengan sebaran hujan potensi lebat hingga sangat lebat di wilayah Kota Batu. (*)
Editor : Edi Faisol