Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Presiden Gereja Injili di Indonesia (GIDI) Dorman Wandikbo menyampaikan sejarah perkembangan masuknya injil di Suku Kimyal, Lembah Weimin, Korupun saat memperingati ulang tahun GIDI ke-57 di Jayapura, Kamis (9/7/2020).
Menurutnya, Badan Pekerja Pusat Gereja Injili di Indonesia (BPP GIDI) kala itu berjibaku dalam melayani wilayah Kimyal yang meliputi, Korupun, Duram, Dagi, Debula, Sesebne, Yemindomon, Kobokdua, Kemligin, Sela, Orisin, Megom, Haromon, Senayom, Yaldomon, Baluk, dan Kwelamdua.
Ia menjelaskan, misionaris membawa kabar injil keselamatan daerah itu dengan susah payah hingga misionarisnya pun ada yang dibunuh di Sengsolo Ninia.
“Daerah Kimyal itu, disebut lembah yang tidak dapat dijangkau oleh siapapun, daerah itu sulit sekali di seluruh Papua ini. Dari 29 Kota dan Kabupaten di Papua, yang bisa dijangkau untuk survei dengan laut, danau, ada pesawat air tetapi daerah Kimyal adalah daerah yang paling sulit, tetapi hanya karena anugerah Tuhan injil bisa sampai ke mereka (masyarakat suku Kimyal),” kata Presiden Gereja Injili di Indonesia (GIDI) Dorman Wandikbo kepada Jubi, Kamis (9/7/2020) di Jayapura.
Ia mengatakan, ketika Injil masuk di suku Kimyal ada pengorbanan yang memberi kemenangan, yakni dari The Philips J. Master yang adalah misionaris dari Amerika yang dibunuh di Sengsolo Ninia, karena membawa berita Injil.
Philips Master dan Stand Dale ketika itu dibunuh dengan cara dipanah, namun karena kekuatan kepercayaannya serta pengorbanan nyawanya, maka Suku Kimyal dan Yali bisa menerima ajaran Kristen.
“Para misionaris mengorbankan nyawa mereka, merelakan segala sesuatu, dan meninggalkan negara mereka. Mereka tidak datang karena apa-apa tetapi mereka menjual harta benda mereka lalu mereka datang dan mati hanya untuk orang Papua. Mereka datang ke Papua di daerah Kimyal menyebarkan kabar baik (injil keselamatan),” katanya.
Menurut Wandikbo, hasil dari penyebaran Injil, banyak orang Kimyal yang berhasil dan menduduki jabatan penting di Republik ini.
“Hasil dari misionaris lokal Lani dan orang tua daerah Kimyal yang menerima (Injil) itu. Dan hasil pemberitaan Injil dan hasil pelayanan itu, Bupati Abock Busup pimpin Yahukimo, dia juga hasil dari daerah injil masuk itu. Anggota DPR RI 2 orang, DPR Provinsi 2 orang anggota DPRD dan pejabat lainnya di Papua dan Yahukimo juga berasal dari daerah itu. Itu hasil karya Injil,” katanya.
Presiden GIDI berharap, Gereja bisa menjadi ukuran atau barometer untuk kabupaten Yahukimo yang motonya ‘Damai Sejahtera’ itu.
“Harapan saya Gereja menjadi ukuran atau barometer. Barometer untuk pembangunan, ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Gereja menjadi barometer untuk semua bidang. Kalau orang mau membangun Kabupaten Yahukimo di luar Tuhan tidak bisa, dan di luar Tuhan dia pasti akan gagal, karena daerah Heluk, daerah Kimyal dan beberapa daerah itu, seperti GKI di Anggruk, di Wilayah Kingmi (Jetni sampai Suru-suru) itu semua dibuka oleh Injil,” katanya. (*)
Editor: Edho Sinaga
*Ralat: Di paragraf yang menuliskan
Ia menjelaskan, misionaris membawa kabar injil keselamatan daerah itu dengan susah payah hingga misionarisnya pun ada yang dibunuh.
Seharusnya ditambahkan: Ia menjelaskan, misionaris membawa kabar injil keselamatan daerah itu dengan susah payah hingga misionarisnya pun ada yang dibunuh di Sengsolo Ninia.