TERVERIFIKASI FAKTUAL OLEH DEWAN PERS NO: 285/Terverifikasi/K/V/2018

Mark Zuckeberg diminta mundur dari CEO Facebook

Papua, facebook
Tahun lalu pemerintah Kepulauan Solomon dikecam ketika mereka mengumumkan rencana untuk melarang Facebook untuk sementara. -AFP/ Loic Venance

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jakarta, Jubi – Pelapor pelanggaran dari perusahaan teknologi asal AS Facebook, Frances Haugen, mendesak Mark Zuckeberg sang CEO Meta untuk mundur dari jabatannya agar terdapat perbaikan dalam cara kerja Facebook.  Pernyataan dari Whistleblower  itu menyusul tindakan Frances yang melaporkan pada publik bahwa cara kerja Facebook tidaklah sehat.

“Saya pikir tidak mungkin perusahaan akan berubah jika (Mark Zuckeburg) tetap menjadi CEO,” ujar Frances, dalam acara Web Summit di Lisbon dikutip Antara dari Reuters, Selasa, (2/11/2021).

Baca juga :

Frances menyebutkan akan lebih baik jika seseorang yang berfokus pada keamanan privasi dan data menggantikan Mark Zuckeburg agar kepercayaan masyarakat pada Facebook bisa kembali.

Pada pekan lalu Mark Zuckeburg mengubah nama Facebook menjadi Meta karena ingin berfokus pada pembangunan “metaverse”. Nama baru itu akan menjadi lingkungan virtual yang direncanakan sebagai penerus ruang internet yang kini dikenal oleh banyak orang.

Baca juga : Perlu tabung oksigen, dokter di PNG gunakan facebook
Facebook akhiri fitur istimewa untuk politisi gara-gara Donald Trump
Halaman resmi sebuah kota di Prancis ini dihapus Facebook, dianggap tak senonoh

Meski menurut Frances perubahan citra yang dilakukan Facebook itu tak akan berdampak besar karena masalah utama yaitu keamanan data hingga pelanggaran privasi belum juga ditangani.

“Berkali-kali Facebook memilih ekspansi dan area baru alih-alih berpegang teguh pada apa yang telah mereka lakukan,” kata France menjelaskan.

Masalah lainnya yang mungkin terjadi menurut Frances adalah jika Facebook tidak memperbaiki algoritmanya agar bisa membendung konten ekstrem yang berisikan kekerasan maupun komentar memecah belah maka kericuhan mungkin terjadi.

“Masalah utamanya adalah bahwa fondasi keamanan platform didasarkan pada pemantauan berdasarkan bahasa, yang tidak berskala ke semua negara tempat Facebook beroperasi,”  katanya. (*)

Editor : Edi Faisol

Baca Juga

Berita dari Pasifik

Loading...
;

Sign up for our Newsletter

Dapatkan update berita terbaru dari Tabloid Jubi.

Trending

Terkini

JUBI TV

Rekomendasi

Follow Us