Papua No. 1 News Portal | Jubi ,
Jayapura, Jubi – Manajemen Persipura Jayapura melalui media officer Persipura Jayapura, Ridwan Madubun angkat bicara soal pernyataan Marco Simic penyerang milik Persija Jakarta yang menolak melakukan pelanggaran atau dengan sengaja menyikut muka dari pemain Persipura Ian Louis Kabes beberapa waktu lalu saat Persipura dijamu Persija Jakarta dengan hasil 2-0 untuk keunggulan Persija.
"Apa yang beredar diluar bahwa Simic melakukan pelanggaran namun tidak diberikan kartu oleh wasit. Ini persoalan bukan ada pada kartu, karena apa yang dialami oleh Maiga (pemain Persipura yang dihukum oleh Komisi Disiplin PSSI) sama yang dialami oleh Simic dimana tidak mendapatkan kartu dari wasit yang memimpin pertandingan," kata Ridwan Madubun kepada wartawan, Senin (4/6/2028) malam di Jayapura.
Kata Ridwan, yang luput dari pandangan wasit inilah, Komdis PSSI harus melakukan tugasnya untuk mengadili situasi-situasi seperti itu.
"Jadi kalau ada alasan kenapa dihukum namun tidak dihadiahi kartu, yah, tidak harus mendapat kartu. Saya rasa kita harus pahami dulu aturan karena ada beberapa pernyataan yang menurut kami tidak mencerminkan bahwa kita mengetahui aturan ini," ujarnya.
Menurut Ridwan, pihaknya juga sudah menyampaikan kepada Komdis PSSI bahwa apabila ada pemain Persipura yang melakukan hal yang sama maka silakan dihukum, kalau memang itu bisa dibuktikan.
"Itu kenapa kasus yang menimpa Meiga tidak kami lakukan banding karena ada hal penting, tim ini sedang melakukan rebuilding atau membangun tim dengan banyaknya pemain muda yang kita bina di sini. Kita tidak mau momok atau situasi buruk tersebut terus menerus hingga pemain tersebut terus melakukan kesalahan yang sama. Ini pelajaran sehingga pemain-pemain senior bisa menunjukan contoh yang baik kepada pemain muda," katanya.
Kata Ridwan, manajemen Persipura merespons sanksi yang diberikan oleh Marco Simic dengan positif. Artinya, Komisi Disiplin PSSI telah menjalankan tugasnya dengan baik.
"Kita berterimakasilah untuk itu, karena sejauh ini begitu banyak hal yang menjadi dugaan negatif dari masyarakat bahwa ini sebenarnya kenapa sanksi atau denda ini condong lebih berat ke tim tertentu. Saya tidak bilang kita (Persipura) tetapi mungkin tim lain merasakan hal yang sama," ujarnya.
"Dengan kejadian ini maka kami merasa bahwa, oh iya, Komdis PSSI memang ada dan mereka memutuskan hal ini dengan baik. Kami bersyukur walaupun dua laporan yang kami ajukan cuma hanya satu yang terjawab," sambung Ridwan.
Sebelumnya, penyerang Persija Jakarta, Marco Simic dihukum oleh Komdis PSSI empat kali tidak boleh bermain dan denda sebesar Rp20 juta akibat dianggap menyikut pemain Persipura Ian Louis Kabes saat Persija menghadapi Persipura.
Marco Simic angkat bicara soal itu. Menurut Simic keputusan Komdis PSSI tersebut adalah keliru.
"Itu situasi yang normal. Saya tidak melihat seseorang dibelakang saya. Kejadian itu begitu cepat. Saya hanya berusaha menyongsong bola. Tidak untuk mencederai lawan atau menendang lawan. Jika ada gerakan tangan saya yang dianggap menyikut itu tidak benar karena posisi saya sedang berlari. Wasit juga ada di dekat saya dan dia tidak meniup pluit tanda pelanggaran," kata Simic.
Simic menambahkan bahwa sepanjang dirinya berkarir sebagai pemain bola professional, belum pernah mendapatkan kartu merah dari wasit.
"Ini adalah serangan besar terhadap diri saya, Persija dan juga suporter. Hukuman ini adalah benar-benar salah. Apalagi dalam laporan pertandingan juga tidak disebutkan terjadinya insiden. Kamu tidak bisa menghukum seseorang malam hari sebelum pertandingan hanya karena video di instagram dengan kualitas gambarnya tidak bagus," ujar Simic.
Persija Jakarta mengaku tidak akan tinggal diam. Persija pun akan mengambil Banding atas hukuman terhadap Simic. (*)