Lindungi dirimu dalam bermedsos 1 i Papua
Ilustrasi dari pexels.com

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Oleh: Zely Ariane

Media sosial (medsos) telah menjadi bagian dari keseharian hidup sebagian besar anak-anak Papua. Medsos digunakan untuk berbagai tujuan, mulai dari urusan-urusan seputar eksistensi diri dan pergaulan, hingga urusan politik yang sangat serius bahkan berbahaya.

Dari pengamatan dan pengalaman sehari-hari di sekeliling, kita bisa simpulkan bahwa bermedsos menjadi aktivitas penting di kalangan muda Papua ini.

Sebenarnya tak heran, mengingat Indeks Kemerdekaan Pers (IKP) Papua yang paling rendah dibandingkan dengan wilayah-wilayah lain di Indonesia. IKP 2019 di Papua, seperti diberitakan Jubi November tahun lalu, menduduki posisi paling buncit dari 34 propinsi di Indonesia. Angka 66,56 menempatkan Papua sebagai provinsi yang kemerdekaan persnya terendah, meskipun angka ini naik dari 59,30 di tahun 2018.

Hal ini turut mendorong medsos mengambil peran penting bagi penyaluran informasi, yang faktual maupun berbasis hoaks.

Selain itu, medsos pun telah dijadikan medium untuk melakukan penipuan, aksi pornografi, kekerasan, pelecehan seksual, bahkan perdagangan orang.

Dilansir CNN indonesia (23/1/2020) menurut Polda Metro Jaya, laporan penipuan online di tahun 2019  sebanyak 2.300 laporan. Jumlah kasus tersebut merupakan laporan kasus kriminal terbanyak dibanding tindak kriminal lain.

Modus rekayasa sosial (social engineering) digunakan untuk berbagai bentuk penipuan online, biasanya digunakan untuk melakukan pengurasan saldo rekening, kartu kredit, dan maupun saldo dompet digital.

Setiap tahun angka laporan rekayasa sosial yang  berujung pada penipuan online ini juga semakin meningkat. Kerugian yang dialmi pengguna rata-rata berada di kisaran Rp300 ribu hingga Rp1 juta.

Ini dimungkinkan karena situs media sosial telah memperluas kemungkinan interaksi, memungkinkan setiap penggunanya berbagi pesan, gambar, berkas, informasi terkini tentang apa yang sedang anda lakukan dan dimana anda berada.

Meskipun jejaring ini sangat berguna dan dapat mendorong interaksi sosial baik online maupun offline, namun ketika menggunakannya anda membuat informasi tersedia bagi orang lain yang mungkin ingin menyalahgunakannya.

Bayangkan situs jejaring sosial itu seperti sebuah pesta besar. Ada orang yang anda kenal dan ada orang yang tidak anda kenal sama sekali. Bayangkan berjalan dalam pesta tersebut dengan “telanjang” menunjukkan semua detil pribadi anda dan setiap detil dari apa yang anda pikirkan. Dan semua itu tertulis di punggung anda, sehingga tanpa anda sadari semua orang dapat membacanya.

Apakah benar Anda ingin semua orang tahu segalanya tentang Anda?

Ingatlah bahwa situs jejaring sosial dimiliki oleh bisnis swasta dan mereka menghasilkan uang dari mengumpulkan data tentang pengguna dan menjualnya, terutama untuk pengiklan pihak ketiga. Pada dasarnya anda memberikan semua data anda kepada pemilik situs dan mempercayakannya kepada mereka. Dan mereka mendapat untung karena “klik” yang dilakukan para pengguna medsos.

Pembela hak azasi manusia juga sangat rentan terhadap bahaya situs media sosial dan harus sangat berhati-hati menyangkut informasi yang mereka ungkapkan tentang diri mereka sendiri dan orang-orang yang bekerja dengan mereka.

Untuk itu sebelum lebih lanjut larut dalam situs medsos tertentu, penting bagi anda untuk memahami bagaimana media sosial ini dapat membuat anda menjadi rentan. Kemudian langkah-langkah apa yang harus diambil untuk mellindungi diri sendiri serta orang-orang yang bekerja dengan anda.

Tips umum

Mari kita mengambil contoh dua media sosial yang paling akrab di kalangan anak-anak muda Papua: facebook dan twitter. Sebetulnya ditambah lagi dengan Instagram.

Sebelum anda lanjut berselancar disana, selalu tanyakan hal-hal berikut ini pada diri anda sendiri:

Siapa yang dapat mengakses informasi online yang saya unggah?

Siapa yang mengontrol dan memiliki informasi yang saya unggah ke situs medsos saya?

Informasi apa tentang saya yang disampaikan ke orang lain oleh kontak saya?

Apakah kontak saya keberatan jika saya berbagi informasi tentang mereka dengan orang lain?

Apakah saya percaya semua orang yang terhubung dengan saya?

Untuk itu pastikan anda memahami sistem pengaturan privasi/pivacy setting asal yang ditawarkan oleh situs medsos tertentu dan cara mengubahnya.

Berhati-hatilah untuk tidak menempatkan terlalu banyak informasi dalam update status Anda—sekalipun anda mempercayai orang-orang dalam jaringan Anda. Karena sangat mudah bagi seseorang untuk menyalin informasi anda.

Waspadai seberapa aman konten anda di dalam situs media sosial. Jangan mengandalkan situs medsos sebagai host utama bagi konten atau informasi Anda.

Mengunggah informasi pribadi

Medsos meminta banyak data tentang diri Anda untuk memudahkan pengguna lain menemukan dan menghubungi Anda. Kerentanan terbesar yang mungkin terjadi adalah penipuan identitas yang makin banyak terjadi.

Coba pikirkan apakah anda perlu menampilkan informasi-informasi berikut secara online?

Tanggal lahir

Nomor telpon

Alamat

Detil anggota keluarga

Orientasi seksual

Riwayat pendidikan dan pekerjaan

Pertemanan

Hal selanjutnya setelah data pribadi adalah membangun hubungan dengan orang lain atau siapa teman anda?

Biasanya, medsos seperti facebook sudah menyarankan nama-nama untuk menjadi teman Anda berdasarkan informasi data pribadi yang Anda unggah, termasuk email. Sangat dianjurkan Anda selektif dalam melakukan pertemanan di medsos ini. Sejauh mana sebaran informasi dan perlindungan privasi diri anda terutama ditentukan oleh jaringan pertemanan Anda.

Dengan kata lain, semakin bermutu dan kredibel jejaring teman Anda, semakin bermutu dan kredibel pula informasi yang beredar di laman medsos Anda. Demikian pula sebaliknya.

Memperbarui status

Apa yang sedang Anda pikirkan? Apa yang sedang Anda lakukan? Pertanyaan-pertanyaan semacam itu sangat menggoda untuk dijawab pengguna medsos.

Bila anda peduli terhadap privasi dan keamanan diri Anda pikirkanlah apakah Anda perlu mengunggah status terkait hal-hal itu. Pikirkan pula apakah manfaatnya bagi diri Anda?

Pengaturan dasar untuk memperbarui status di sebagian besar aplikasi medsos adalah siapapun di internet bisa melihatnya (setting public). Jika anda hanya ingin update dilihat oleh kontak Anda, maka Anda perlu mengaturnya di pengaturan medsos Anda.

Oiya, jangan lupa untuk berhati-hati mengunggah status yang bersifat politis atau kemarahan ke orang/pihak tertentu. Di Indonesia, jeratan UU ITE telah banyak memakan korban para pengguna medsos awam yang mungkin hanya ingin melepas kekesalannya lewat mediun medsos.

Apapun pilihan gaya Anda bermedsos, tetap ingatlah prinsip yang paling utama, yaitu: lindungi diri Anda. (*)

Penulis adalah redaktur Jubi

*Diolah kembali dari Security in a-box di https://securityinabox.org/en/

Leave a Reply