TERVERIFIKASI FAKTUAL OLEH DEWAN PERS NO: 285/Terverifikasi/K/V/2018

Kehidupan malam Wuhan kembali menggeliat jelang setahun lockdown

Papua
Ilustrasi pandemi Covid-19 - Pexels.com.

Papua No.1 News Portal | Jubi

Jakarta, Jubi – Kehidupan malam di Kota Wuhan, Provinsi Hebei, China kembali menggeliat. Kemeriahan kembali terlihat di kota berpenduduk 11 juta jiwa itu, saat sehari sebelum memperingati satu tahun lockdown virus corona.

Tercatat Kota Wuhan pertama kali menerapkan lockdown Covid-19 pada 23 Januari 2020. Sejak saat itu, situasi di kota itu berangsur-angsur pulih, bahkan telah bangkit kembali.

Baca juga : Selidiki asal-usul virus Corona, tim WHO tiba di Wuhan  

AS tuding sejumlah media ini alat propaganda China

Kabur ke AS ilmuwan China ini beberkan negaranya tutupi corona

Ketika seluruh dunia masih bergelut dengan lockdown dan lonjakan infeksi Covid-19, para pemuda di Wuhan kini menikmati kehidupan normal. Mereka berbondong-bondong merayakannya dengan pergi kelab malam.

Di sebuah klub malam besar di pusat kota bernama Super Monkey misalnya, tidak ada dress code atau daftar VIP. Kelab hanya mewajibkan pengunjung memakai masker dan melakukan pemeriksaan suhu.

Ketika di dalam kelab, protokol kesehatan tidak diterapkan terlalu ketat dan para pengunjung diperbolehkan melepas masker. “Saya terjebak di dalam (rumah) selama dua atau tiga bulan negara memerangi virus dengan sangat baik, dan sekarang saya bisa sepenuhnya keluar dengan tenang,” kata seorang pengunjung klub, bernama Xu dilansir dari AFP, Jumat (22/1/2021) kemarin.

Ia mengaku beruntung tidak terinfeksi Covid-19. “Sekarang sudah normal kembali, saya merasa sangat santai dan bahagia,” ujar Xu menambahkan.

Penduduk memuji Partai Komunis China yang dinilai berhasil memberantas epidemi, meskipun terdapat lonjakan kasus dalam beberapa hari terakhir. “Pemerintah China itu baik. Pemerintah China melakukan segalanya untuk rakyatnya, dan rakyatnya adalah (prioritas) tertinggi. Ini berbeda dengan negara asing,” kata Chen, seorang warga setempat.

Pemerintah  China sering melaporkan kegagalan pemerintah negara Barat dalam mengatasi pandemi, mereka membandingkan kekacauan di luar negeri dengan kembalinya China ke kehidupan normal.

Meski begitu, Chen menyadari bahwa Covid-19 telah mengubah banyak hal. Di kelab, kata dia, jumlah orang yang datang lebih sedikit dibandingkan saat sebelum pandemi.

Manajer kelab malam Li Bo mengatakan pandemi telah menghantam industrinya dengan keras. “Dibandingkan dengan lockdown di negara lain, negara kami setidaknya setengah terbuka, tapi konsumen masih merasa tidak nyaman,” ujar manajer itu kepada AFP. (*)

CNN Indonesia

Editor : Edi Faisol

Baca Juga

Berita dari Pasifik

Loading...
;

Sign up for our Newsletter

Dapatkan update berita terbaru dari Tabloid Jubi.

Trending

Terkini

JUBI TV

Rekomendasi

Follow Us