Papua No.1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Ketua komisi bidang ekonomi DPR Papua, Mega Manasye Flora Nikijuluw mengatakan keberadaan pelabuhan peti kemas di Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura merupakan peluang untuk memasarkan produk pertanian, perkebunan dan hasil alam lain Papua ke berbagai daerah.
Menurutnya, pelabuhan Depapre merupakan tol laut di wilayah Papua. Keberadaanya mesti dimanfaatkan dengan baik oleh pemerintah provinsi dan kabupaten/kota untuk pengembangan sektor ekonomi.
“Ada berbagai hasil pertanian, perkebunan dan hasil hutan dari Papua yang berpotensi dipasarkan. Misalnya kakao, kopi, sagu, dan lainnya” kata Mega Nikijuluw kepada Jubi, Selasa (9/2/2021).
Menurutnya, kini bagaimana pemerintah provinsi dan kabupaten/kota mengembangkan potensi yang ada dengan melibatkan masyarakat, dan memasarkannya. Katanya, dalam mengembangkan dan memasarkan hasil alam dari Papua, pemerintah daerah dapat bekerjasama dengan para pelaku usaha.
“Peluang ini mesti dimanfaatkan, karena tidak hanya akan mendatangkan pendapat asli daerah, juga dapat meningkatkan pendapatan ekonomi warga,” ujarnya.
Ia berharap, kehadiran pelabuhan Depapre sebagai tol laut, juga dapat menekan tingkat kemahalan harga di provinsi tertimur Indonesia itu. Sebab, tujuan program tol laut adalah menekan dispartasi harga kebutuhan pokok.
Katanya, biaya angkut kapal tol laut lebih murah dibanding kapal barang komersil, karena kapal tol laut disubsidi oleh pemerintah.
“Selama ini harga kebutuhan di Papua dua kali lebih mahal dari daerah lain. Kita harap dengan adanya tol laut, dampaknya benar benar dirasakan masyarakat Papua,” ucapnya.
Ketua DPR Papua, Jhony Banua Rouw menyatakan keberadaan pelabuhan peti kemas di Distrik Depapre mesti ditunjang sarana jalan memadai. Ia mengatakan pelabuhan peti kemas Depapre adalah tol laut, yang merupakan program pemerintah pusat. Akan tetapi akses jalan dari Kemiri, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura ke Depapre mesti dibenahi.
Rusaknya akses jalan ke pelabuhan peti kemas, menyebabkan mahalnya ongkos angkut barang dari pelabuhan Depapre ke daerah tujuan di Kabupaten dan Kota Jayapura.
“Mestinya barang dari pelabuhan ke lokasi tujuan diangkut menggunakan truk kontainer. Akan tetapi karena akses jalan tidak memadai, sehingga terpaksa diangkut menggunakan truk biasa. Waktu tempuh pun lebih lama karena kondisi jalan rusak,” kata Jhony Banua Rouw.
Katanya, perbaikan akses jalan ke pelabuhan peti kemas Depapre mesti menjadi priotitas pada tahun ini. (*)
Editor: Edho Sinaga