Kehadiran India di Pasifik

PM Fiji, Frank Bainimarama (kanan) menyalami PM India, Modi, (kiri) saat ia mendarat di Fiji, 2014. - Development Policy Centre/Australian National University/Dinfo News
PM Fiji, Frank Bainimarama (kanan) menyalami PM India, Modi, (kiri) saat ia mendarat di Fiji, 2014. – Development Policy Centre/Australian National University/Dinfo News

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Oleh Bhavya Gupta

Read More

India adalah donor modern di Pasifik dan baru-baru saja meningkatkan kehadirannya di wilayah tersebut. Dalam hal keuangan, India telah memberikan bantuan AS $ 134 juta untuk Pasifik dari 2014-2018, sedangkan komitmen dari Australia (AS $ 6,7 miliar) dan Tiongkok (AS $ 5,8 miliar) sebagai dua donor paling besar kepada Pasifik.

Pada 2014, India meluncurkan sebuah forum kerja sama khusus antara Kepulauan Pasifik dan India, Forum for India-Pacific Islands Cooperation (FIPIC), di Suva, Fiji, memulai mekanisme dialog dengan pemerintah dari 14 negara kepulauan Pasifik Selatan di seluruh kawasan ini. Pembicaraan tingkat puncak ini seharusnya diadakan secara berkala, menyediakan platform bagi para pemimpin Pasifik untuk menyampaikan keperluan pembangunan mereka kepada India, sehingga bantuan pembangunan dari India untuk kawasan itu sesuai dengan permintaan dan kebutuhan. Sejauh ini, tiga pertemuan FIPIC telah diadakan: Fiji (2014), Jaipur (2015) dan Fiji (2017).

India telah memusatkan proyek bantuan dan bantuan keuangannya di wilayah ini dalam bidang pengembangan keterampilan, pengembangan kapasitas, dan energi terbarukan. Ini adalah sektor-sektor di mana India diakui keunggulannya, sebagai eksportir utama tenaga kerja terampil industri teknologi informasi dan komunikasi global, dan anggota pendiri aliansi International Solar Alliance, bersama dengan Prancis, pada 2015 di KTT Paris.

Menurut Pacific Aid Map susunan Lowy Institute, jumlah proyek India yang sedang berlangsung dan sudah selesai di Pasifik antara 2011 dan 2018 sebanyak 105. Selama periode ini, hampir setengah dari bantuan India untuk Pasifik ditargetkan ke Fiji (43,9%), sedangkan Papua Nugini berada di urutan kedua dengan 16,2% dari total bantuan yang disalurkan ke negara tersebut oleh India.

Predisposisi India terhadap Fiji didasarkan oleh ikatan budaya dan sejarah bersama yang mendalam dengan negara tersebut. Sampai hari ini, sekitar 37% dari populasi negara ini terdiri dari orang-orang Indo-Fiji, yang leluhurnya diambil secara paksa dari India untuk bekerja sebagai buruh kontrak paksa (girmitiya) di perkebunan tebu dan pabrik gula kolonial di Fiji.

Generasi Indo-Fiji modern ini sangat bangga akan hubungan mereka dengan India, dan hal ini secara tidak langsung, membantu meningkatkan hubungan bilateral antara kedua negara. Diaspora India membentuk bagian tak terpisahkan dari visi PM Modi untuk menyebarkan kekuasaan lunak India.

Kepentingan India di Pasifik

Kunjungan Perdana Menteri India, Narendra Modi, ke Fiji pada 2014, tahun pertamanya berkuasa, mengakhiri absen 31 tahun, sejak kunjungan Indira Gandhi ke pulau itu pada 1983.

Pasifik Selatan sudah hampir musnah dari prioritas kebijakan luar negeri India, dan hubungan ini baru bangkit kembali di bawah pemerintah Modi saat ini. Alasan untuk kebangkitan ini sebagian besar bersifat geopolitis dan strategis, sesuai dengan perubahan posisi India baru-baru ini menjadi kebijakan “Act East” yang lebih proaktif (dibanding kebijakan “Look East” yang berjalan dari 1992 hingga 2014), serta fokus pada kebijakan luar negeri berbasis maritim yang dijelaskan oleh Modi dalam Pidato Shangri-La, Juni 2018.

Kawasan Pasifik membentuk bagian yang intrinsik, namun sering diabaikan, dari konstruksi Indo-Pasifik luas yang dinilai penting di kalangan pembuat kebijakan akhir-akhir ini. Pulau-pulau ini terletak di jalur komunikasi penting yang menghubungkan Australasia dengan benua Amerika, bagian integral dari perdagangan internasional yang bebas dan tanpa hambatan melalui jalur maritim.

Beberapa pulau ini juga memiliki kekayaan mineral dan minyak mentah yang berlimpah, terutama Papua Nugini, di mana cadangan gas alam dalam jumlah yang sangat besar telah ditemukan di Provinsi Pegunungan Selatan. India, mengimpor 80% dari keperluan minyak mentahnya, sedang berupaya untuk beralih dari ekonomi berbasis minyak ke gas bumi, baik karena dorongan lingkungan maupun fiskal.

Yang paling penting, keterlibatan India dengan Pasifik sangat krusial dalam organisasi multilateral seperti PBB, di mana 12 dari 14 negara kepulauan Pasifik memiliki hak suara. Selain memerlukan dukungan mereka dalam resolusi-resolusi penting yang disusul India dalam forum-forum ini, India juga telah meyakinkan mereka untuk mendukung keanggotaan tetap India di Dewan Keamanan PBB.

Pasifik juga penting karena lokasinya yang unik, sebagai tempat yang ideal untuk memantau satelit yang diluncurkan ke luar angkasa dan untuk mengumpulkan informasi rahasia untuk operasi-operasi militer. Untuk misi Mars 2014 dari Indian Space Research Organisation (ISRO), upaya pertama India dalam mengirim satelit ke Mars, beberapa ilmuwannya ditempatkan di Fiji untuk melacak satelit itu.

Dengan bergeraknya ISRO baru-baru ini ke arah komersial, pengumuman Modi untuk membangun lembaga penelitian Space Applications Centre di salah satu pulau di Kepulauan Pasifik ini akan sangat berguna. Ini juga diharapkan akan mendatangkan layanan seperti tele-medicine dan tele-education ke Pasifik Selatan.

Apakah program dan bantuan ini efektif?

Program bantuan India di Pasifik seringkali dikritik karena jumlahnya yang sangat kecil, dan karena keterlambatan dalam implementasi.

Dari 2014 hingga 2018 India hanya memberikan 24% (AS $ 32 juta) dari komitmennya. Program Indian Technical and Economic Cooperation India telah mengalokasikan 1.000 kursi bagi, selama periode ini, untuk ke-14 negara Pasifik, agar dapat melatih warga biasa dalam berbagai bidang keterampilan. Namun banyak dari slot ini tidak diambil oleh negara-negara Pasifik, baik karena kurangnya informasi tentang program itu atau karena jarak yang jauh dari India (di mana pelatihan keterampilan ini dilangsungkan). Bahkan dalam bantuan pembangunan yang sudah dimulai, pemantauan proyek dan laporan atas indikator keefektifan pun tidak memadai.

Mengingat semakin pentingnya Pasifik di mata kekuatan-kekuatan regional seperti Australia, Selandia Baru, Tiongkok, Prancis dan AS, situasi geopolitik di pulau-pulau Pasifik pun menjadi semakin rumit.

Meskipun India belum menjadi pemain penting dalam liga ini di Pasifik, strateginya pasti akan mendorong India untuk memperluas kehadirannya di seluruh kawasan ini dalam waktu dekat, terutama untuk memperoleh dukungan dari negara-negara Pasifik di forum multilateral, dan untuk menghentikan pengaruh Tiongkok lebih jauh ke dalam wilayah maritim Indo-Pasifik. Untuk dapat meneruskan perjuangannya mendapatkan kursi tetap dalam Dewan Keamanan PBB, India akan berupaya menguatkan model kerja sama Selatan-Selatan dan mendapatkan dukungan dari dua pertiga Sidang Umum PBB, sebuah platform di mana Kepulauan Pasifik memiliki 12 suara. (Development Policy Centre, Australian National University)

 


Editor: Kristianto Galuwo

Related posts

Leave a Reply