TERVERIFIKASI FAKTUAL OLEH DEWAN PERS NO: 285/Terverifikasi/K/V/2018

Kehabisan uang, Taliban desak cairkan aset Afghanistan di AS-Eropa

aset kekayaan, Papua
Ilustrasi, pixabay.com

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jakarta, Jubi – Pemerintah Taliban mendesak pencairan aset-aset cadangan Afghanistan bernilai miliaran dolar ketika sedang krisis uang tunai dan kelaparan massal yang terus memburuk.

Seorang juru bicara Kementerian Keuangan rezim Taliban mengatakan Afghanistan akan menghormati hak asasi manusia termasuk hak perempuan asalkan bisa mendapatkan bantuan dan kucuran dana segar dari luar negeri demi menangani krisis ekonomi yang semakin parah.

Baca juga  : Taliban serahkan uang dan emas sitaan ke bank sentral Afghanistan

Utusan PM Inggris temui Taliban bahas krisis kemanusiaan dan strategi negara
KTT G20 bahas krisis kemanusiaan Afghanistan

Afghanistan memang menyimpan aset miliaran dolar di bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve, dan beberapa bank sentral di Eropa. Namun, aset-aset itu telah dibekukan sejak Taliban menggulingkan pemerintah Afghanistan pada pertengahan Agustus lalu.

“Uang itu milik negara Afghanistan. Berikan kami uang kami sendiri,” kata juru bicara Kemenkeu Afghanistan, Ahmad Wali Haqmal kepada Reuters, dikutip CNN Indonesia, Sabtu, (30/10/2021).

Seorang pejabat tinggi bank sentral Afghanistan mengaku telah meminta negara-negara Eropa termasuk Jerman untuk mencairkan sebagian aset negara Asia Selatan itu.

Pejabat itu mengatakan pencairan aset menjadi krusial demi mencegah perekonomian Afghanistan kolaps. Jika perekonomian runtuh, katanya, itu akan memicu migrasi massal warga ke Eropa hingga memperburuk krisis pengungsi.

“Situasinya putus asa dan jumlah uang tunai berkurang. Saat ini masih ada kas uang tunai yang cukup untuk menjaga Afghanistan sampai akhir tahun,” kata seorang anggota dewan Bank Sentral Afghanistan, Shah Mehrabi.

Mehrabi mengatakan bahwa Afghanistan membutuhkan U$150 juta setiap bulan untuk “mencegah krisis yang akan segera terjadi” dan menjaga mata uang lokal dan harga stabil.

“Jika cadangan tetap beku, importir Afghanistan tidak akan mampu membayar pengiriman mereka, bank akan mulai runtuh, makanan akan menjadi langka, toko kelontong akan kosong,” kata Mehrabi menjelaskan.

Mehrabi berharap bahwa negara Eropa mau mencairkan aset-aset Afghanistan. Dia mengatakan Jerman memegang setengah miliar dolar uang Afghanistan sehingga menuntut negara itu untuk mencairkannya.

Sementara itu, sampai saat ini AS berkeras tidak akan mencairkan aset Afghanistan sekitar US$9 miliar. (*)

CNN Indonesia

Editor : Edi Faisol

Baca Juga

Berita dari Pasifik

Loading...
;

Sign up for our Newsletter

Dapatkan update berita terbaru dari Tabloid Jubi.

Trending

Terkini

JUBI TV

Rekomendasi

Follow Us