
Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Dinas Kesehatan Papua mengharapkan seluruh pemangku kepentingan sektor kesehatan bisa menyukseskan Pekan Imunisasi Nasional polio di Papua pada Maret dan April 2019. Peranan para tokoh agama dan tokoh adat untuk mendorong warga Papua mengimunisasikan anak mereka menjadi kunci keberhasilan Pekan Imunisasi Nasional polio.
Kepala Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua, Sem Kaiwai menyatakan Pekan Imunisasi Nasional polio di Papua membutuhkan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan. Kaiwai mencontohkan pihaknya membutuhkan dukungan Dinas Perhubungan Provinsi Papua untuk menyediakan pesawat untuk menjangkau daerah terpencil di Papua.
Kaiwai juga menyebutkan sejumlah tantangan lain yang dihadapi Dinkes untuk menyelenggarakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio. Tantangan itu termasuk faktor budaya yang membuat orangtua enggan mengikutkan anaknya dalam PIN,dan mengharapkan dukungan dari berbagai pihak untuk mengatasi faktor budaya itu.
“Tokoh agama, media, tokoh pemuda, anggota dewan, pemerintah daerah, tokoh perempuan menjadi mitra kerja kami untuk menyampaikan kepada seluruh warga Papua bahwa imunisasi polio penting bagi anak usia 0-59 bulan. (Warga harus memahami imunisasi polio penting untuk melindungi anak dari virus polio yang bisa menyebabkan kerusakan sususan saraf dan menyebabkan kelumpuhan,” kata Kaiwai usai Journalis Class di Aula di Dinkes Papua, Rabu (27/3/19).
Menurut Kaiwai, penanganan permasalahan kesehatan di Papua membutuhkan upaya promotif dan preventif yang dimulai dari diri sendiri dan keluarga. “Peran seluruh lintas sektoral diperlukan untuk menyukseskan PIN polio di Papua, (terutama membangun) kesadaran dan kemauan orangtua agar mengizinkan anaknya diimunisasi polio. Imunisasi polio itu gratis dan penting,” kata Kaiwai.
Staf Unicef Papua, Ratih Woelandaroe juga menekankan sosialisasi manfaat polio menjadi penentu keberhasilan PIN polio di Papua. “Pemberian vaksin polio perlu disosialisasikan kepada masyarakat, sehingga (para orangtua) mau dan mampu mendatangi tempat pelayanan imunisasi. Saya harapkan orang tua jangan takut memberikan imunisasi kepada anaknya sehingga anak terhindar dari penyakit dan tumbuh dengan sehat,” tuturnya.
Menurut Ratih, pelayanan kesehatan merupakan kebutuhan primer atau pokok bagi masyarakat. “Ketika banyak orang tua menolak anaknya untuk diimunisasi maka pihak pemerintah dan para pemangku kepentingan harus memberikan pemahaman tentang polio, sehingga masyarakat mau menerima imunisasi tersebut,” jelasnya. (*)
Editor: Aryo Wisanggeni G