Temu kader puskesmas, sosialisasi pengobatan kaki gajah

Papua No. 1 News Portal | Jubi , Nabire, Jubi – Dinas Keehatan (Dinkes) Nabire, menggelar kegiatan refreshing dan temu kader posyandu, posbindu, dan penyelenggara pendidikan tingkat usia dini di Puskesmas Karang Tumaritis (Kartum). Peserta terdiri dari para kader Pos pelayanan Terpadu (Posyandu), serta Pos pelayanan Pembantu (Posyantu) Paud dan TK yang berada di wilayah Puskesmas Kartum. Kepala Puskesmas Kartum, dr. Totok, mengatakan diselenggarakannya temu kader adalah untuk mensosialisasikan kegiatan pemberian obat pencegahan kaki gajah dan memberikan pengetahuan kepada para kader dalam pelaksanaan tugasnya nanti. “Kita bertemu dan menambah pengetahuan kader agar lebih baik lagi ke depannya,” ujat dr. Totok, di Nabire, Sabtu (3/11/2018). Dikatakan dr. Totok, terselenggaranya temu tersebut sebagai bentuk dan langkah preventif dalam pencegahan penyakit kaki jagah akibat cacing filariasis yang disebarkan melalui nyamuk, penanggulangan malaria, dan berbagai pencegahan penyakit lainnya. “Jadi, ini semacam pembekalan kader untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat,” terangnya. “Saya harap, para kader utamakan pelayanan agar kesehatan masyarakat tetap terjamin. Sebab ini adalah tanggung jawab kita,” imbuhnya. Seorang peserta, Kurios Duwiri, mengapresiasi serta minta para kader agar dapat menterjemahkan program penanganan kesehatan sebaik mungkin. “Ini yang merupakan beban kami sebab kader adalah ujung tombak pelayanan,” katanya. Pria yang mengurus sebuah TK ini juga minta kepada puskesmas yang lain agar melakukan hal serupa, sebab Papua butuh orang-orang cerdas. “Saya pikir puskesmas lain harus melakukan hal serupa, jangan hanya satu atau dua puskesmas saja karena di Papua sangat membutuhkan penanganan masalah dari akar rumput,” harapnya. (*)

KNPI Nabire anjangsana ke kampung Wangar Pantai

Papua No. 1 News Portal | Jubi , Nabire, Jubi – Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) melakukan anjangsana ke kampung Wanggar Pantai Distrik Wanggar Kabupaten Nabire, Jumat (2/10/2018). Dalam kunjungan tersebut, KNPI memberikan bantuan kepada 40 orang lansia (lanjut usia) masyarakat suku Wate yang bermukim di kampung ini, berupa beras 500 kg, 40 buah selimut, dan 40 buah tikar. Ketua KNPI Nabire, Norbertus Mote, mengatakan kunjungan pihaknya dalam rangka HUT ke-90 Sumpah Pemuda dan sebagai bukti kepedulian terhadap masyarakat yang membutuhkan terutama para lansia. “Ini sebagai bentuk kepedulian pemuda terhadap lansia. Sebab biasanya kami ke asrama-asrama tapi kali ini ke lansia. Ini merupakan bagian dari rasa kebersamaan kita terhadap mereka,” tuturnya. Menurutnya, dengan pemberian dan kunjungan yang dilakukan, diharapkan dapat menambah semangat hidup di usia senja mereka. Sekalipun mereka di luar kota, namun perlu dibangun persaudaraan sebagai bagian dari masyarakat Nabire. “Kita ingin persaudaraan tetap terjalin. Sebab walaupun Wanggar Pantai adalah satu daerah yang masih dekat dengan kota tapi kadang kalah mereka masih terbelakang, masih terisolasi, bahkan kurang diperhatikan,” terangnya. Norbertus berharap, ke depan ada perhatian dari berbagai pihak terutama masyarakat yang berada di pinggirang kota dan masih terbelakang. “Tidak hanya Wanggar Pantai, tetapi daerah pinggiran lainnya. Semua sektor harus diperhatikan,” harapnya. Sementara terhadap pemuda, kata Norbertus, dengan 90 tahun diikrarkannya Sumpah Pemuda, harus ada rasa berutang budi kepada pendahulu. Kewajiban pemuda saat ini adalah bagaimana mengisi pembangunan dan tidak hanya menjadi penonton. “Masuk ke dalam komunitas-komunitas masyarakat, organisasi masyarakat dan kepemudaan, untuk melakukan hal-hal yang positif. Melibatkan diri, jangan sampai kalah dengan pemuda sebelumnya yang telah bersatu, tetapi mari mengisi dan mempertahankannya,” harapnya. Sementara itu, Kepala sub suku Wate, Wanggar Pantai, Jordan Hao, mengucapkan terima kasih atas kunjungan dari KNPI. Dirinya merasa diperhatikan sebab selama ini jarang ada kunjungan sepert ini, apalagi bantuan kepada pihaknya. “Kami dari dulu sampai sekarang begini-begini saja. Jarang ada yang datang kunjungi. Saya hanya mau bilang terima kasih dan nanti Tuhan yang membalas,” tuturnya. (*)

Bupati Nabire: Orangtua harus perhatikan anak

Papua No. 1 News Portal | Jubi , Nabire, Jubi – Bupati Nabire, Isaias Douw, melalui Kepala Bagian Humas dan Protokoler, Yermias Degei, mengatakan setiap keluarga perlu memperhatikan anak-anaknya agar menjadi baik di kemudian hari. “Ini harus diawali sejak dini, orangtua harus bina anak masih kecil. Ini yang Bupati ingin untuk anak-anak di Nabire,” ujar Yermias, di Nabire, Kamis (1/11/2018). Keluarga terutama orang tua, kata Yermias, perlu memperhatikan pola asuh dalam membentuk kepribadian. Karena anak akan memperhatikan dan mencontohi orangtua dengan kebiasaan yang dilakukan. “Jadi, baik dan buruknya keluarga akan mencerminkan masa depan anak,” kata Degei. Selain itu, Lanjut Degei, anak tidal boleh sampai menjadi korban dan melakukan kejahatan. Ini merupakan peran keluarga untuk melindungi dan memberikan asuhan yang baik anak. “Sebab anak zaman ini bukan saja memjadi korban tetapi bisa juga menjadi pelaku,” terangnya. Dia menhimbau kepada seluruh orangtua agar berperan aktif dalam mendidik, membina, dan membesarkan anak untuk kelak menjadi anak yang berguna bagi negara dan bangsa. “Anak harus sekolah, kebutuhan harus mereka peroleh,” katanya. Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak (PPPA) Kabupaten Nabire, Tajuwit, mengharapkan semua lini pembangunan harus ramah terhadap anak. “Juga kebutuhan dasar dan hak-hak anak harus terpenuhi, terutama pendidikan dan kesehatan,” harapnya. (*)

Ketua BP Am GKI Nabire: Peresmian gedung bukan berarti tugas pelayanan selesai

Papua No. 1 News Portal | Jubi , Nabire, Jubi – Ketua Badan Pekerja Am Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Tanah Papua Wilayah Lima Nabire, Pdt. Linda Upessy, mengatakan dengan diresmikannya kantor klasis GKI Nabire dan PSW YPK Wilayah 5 GKI di Tanah Papua, bukan berarti tugas pelayanan telah selesai. Tetapi merupakan tanggung jawab besar bersama para pelayan firman Tuhan dan semua warga jemaat, untuk menjaga dan merawat serta menggunakan gedung sebagai tanda suka cita dan syukur kepada Tuhan. “Peresmian sudah dilaksanakan dan tugas kita tidak berakhir tetapi bagaimana kita jadikan gedung sebagai tempat pelayanan,” ujar Pdt. Linda, usai pada peresmian gedung tersebut, Rabu (31/10/2018). Pdt. Linda mengatakan dalam pekerjanan Tuhan, ada kekuatan dan hikmat yang terus diberikan. Tetapi  harus secara bersama melakukan pekerjaan pelayanan yang dipercayakan. “Sebab hanya dengan berjalan bersama, saling menopang, maka pekerjaan yang besar akan diselesaikan sebagai wujud dari kehadiran Allah di tengah manusia,” katanya. Menurutnya, peresmian ini merupakan keputusan bersama yang mengacu pada bulan Oktober sebagai bulan GKI. Dimana HUT ke-62 GKI di Tanah Papua ditayakan pada tanggal 26 Oktober. “Tetapi juga tanggal 31 Oktober merupakan hari ke 501 tahun reformasi gereja GKI,” terangnya. Lanjutnya, dengan usia ke-62 tahun, peresmian gedung klasis serta 501 tahun, maka diharapkan kepada seluruh warga jemaat GKI, khususnya Klasis GKI Nabire, untuk bersama-sama menunjukkan kehidupan dalam pembaharuan iman. Artinya, reformasi iman harus diawali dari diri pribadi dan membias dalam kehidupan keluarga, karena keluarga merupakan basis jemaat, persekutuan, dan jemaat terkecil.  “Jika setiap keluarga adalah jemaat terkecil yang hidup dalam pembaharuan iman maka pasti akan berdampak terhadap lingkungan di luar, baik di tempat kerja dan lingkungan sekitar, katanya. Dengan demikian, kata Pdt Linda, setiap jemaat akan menunjukan bahwa setiap pribadi adalah agen pembaharuan dalam kehidupan bersama dengan orang lain, dan dalam peran dan tugas tanggung jawab masing-masing. Ketua  Badan Pekerja AM Sinode GKI di Tanah Papua, Pdt. Andrikus Mofu, mengatakan tugas gereja tidak hanya melakukan pekabaran Injil secara verbal, tetapi juga secara holistik. “Artinya Injil harus hidup dan nyata dalam pelayanan sehingga kantor yang baru ini dapat menjadi tempat pelayanan kepada jemaat yan dikerjakan oleh gereja,” tuturnya. Mofu juga berpesan kepada seluruh jemaat GKI di Nabire agar terus menjaga dan menjunjung keberagaman dan kebersamaan antar umat beragama. “Kebersamaan harus diutamakan, baik di jemaat sendiri maupun sesama agama lain,” pesannya. Klasis Nabire, meliputi tujuh Kabupaten di antaranya, Kabupaten Nabire, Kabupaten Dogiyai, Kabupaten Deiyai, Kabupaten Paniai, Kabupaten Intan Jaya, Kabupaten Puncak, dan Kabupaten Puncak Jaya. Gedung yang dibangun dua lantai ini menelan biaya sebesar RP 5,5 miliar yang diperoleh dari bantuan Pemkab Nabire, Klasis Nabire, serta warga jemaat. Gedung baru itu dibangun di atas tanah seluas 782 meter persegi, dengan panjang 38 meter dan lebar 16 meter, mulai dikerjakan sejak tahun 2013. Rencananya, untuk lantai satu akan dijadikan sebagai kantor PSW dan Klasis Nabire serta tempat usaha dan pertemuan. (*)

Bupati Nabire: Pemerintah, gereja, dan adat tiga pilar pembangunan

Papua No. 1 News Portal | Jubi , Nabire, Jubi – Bupati Kabupaten Nabire, Isaias Douw, mengatakan pemerintah, gereja, dan adat merupakan tiga pilar pembangunan di Tanah Papua. Salah satu gereja yang berperan penting adalah Gereja Kristen (GKI) di Tanah Papua, yang concern dalam membangun iman dan pendidikan. “Lebih khusus GKI Klasis Nabire yang aktif berperan membangun Nabire bersama pemerintah dan adat,” ujar Bupati Nabire, usai meresmikan kantor Klasis Nabire, Rabu (31/10/2018). Menurut Bupati Isaias, tiga pilar tersebut secara bersinergi membangun iman dan pendidikan bagi umat Tuhan. Sehingga diharapkan, melalui gedung yang baru ini, GKI Klasis Nabire terus meningkatkan pelayanan dan terus mewartakan Injil agar jemaat semakin diselamatkan. Lanjutnya, misi Kristen perlu dikembangkan guna menyiapkan anak-anak Papua untuk bisa menghadapi perubahan jaman. Generasi Papua tidak hanya butuh teknologi dan informasi, tetapi membutuhkan iman dan karakter yang baik untuk membangun negerinya. Sebab Papua hanya dapat dibangun oleh orang-orang yang memiliki moral dan karakter serta iman yang kuat. “Sehingga perlu menyiapkan SDM anak-anak Papua sejak dini melalui pelayanan yang baik oleh gereja dan keluarga,” terangnya. Ketua Badan Pekerja AM Sinode GKI di Nabire, Pdt. Linda Upesi, mengucapka terima kasih atas semua dukungan dan bantuan, baik dari pemerintah maupun jemaat hingga pembangunan gedung telah selesai. Menurutnya, hendaklah seluruh jemaat terus berdoa bagi semua pekerjanan Tuhan dan ada kekuatan dan hikmat yang terus diberikan-Nya. Agar pekerjaan pelayanan yang Tuhan percayakan bisa dikerjakan dengan baik. “Sebab hanya dengan bersama-sama dan aling menopang, pekerjaan yang besar akan kita lakukan sebagai wujud dari kehadiran Allah di tengah manusia,” ujarnya. Pembangunan gedung kantor Klasis dan PWS Nabire dimulai sejak tahun 2013 dengan menelan biaya sebesar Rp 5,5 miliar yang diperoleh dari bantuan Pemkab Nabire, Klasis Nabire, serta bantuan jemaat GKI. Sementara Klasis Nabire meliputi tujuh Kabupaten di antaranya Kabupaten Nabire, Kabupaten Dogiyai, Kabupaten Deiyai, Kabupaten Paniai, Kabupaten Intan Jaya, Kabupaten Puncak, dan Kabupaten Puncak Jaya. (*)

KNPI: Pasar malam bukan ajang judi

Papua No. 1 News Portal | Jubi , Nabire, Jubi – Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Nabire mengingatkan semua pihak yang menggelar pasar malam, agar kegiatan itu mendorong peningkatan perekonomian masyarakat. “Kehadiran pasar malam hendaknya bisa mendorong peningkatan ekonomi warga, bukan ajang judi,” ujar Ketua KNPI Nabire, Norbertus Mote, usai upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda di Nabire, Senin (29/10/2018). Norbertus menilai pasar malam yang digelar beberapa bulan terakhir, terkesan belum bisa meningkatkan perekonomian masyarakat, bahkan menghasilkan hal-hal yang tidak diharapkan. Sudah sangat baik jika ada permainan anak, atraksi kuda-kudaan, dan memancing, selain sajian aneka kuliner di pasar malam. “Tetapi yang dilaksanakan ini sering ditemui ada berbau judi, seperti dadu dan roulette. Ini yang seharusnya tidak boleh,” tegasnya. Menurut Norbertus, alangkah baiknya kalau di pasar malam terdapat stand yang berbau pendidikan, memamerkan hasil kerajinan tangan warga, ketrampilan seperti aneka kue dan lainnya. “Sehingga dapat menghasilkan dan meningkatkan, baik pengetahuan maupun ekonomi warga,” ujarnya. Ke depan, andai ada yang ingin menggelar pasar malam lagi, kata Norbertus, agar tidak menghadirkan permainan yang barbau judi. “Ini tidak boleh sampai ada lagi,” katanya. Seorang warga Nabire, Margo, mengatakan kurang sependapat dengan kegiatan satu ini, sebab hanya membuang uang untuk pemilik stand. “Saya pernah datang nonton, tapi saya liat kita hanya kasih uang buat yang punya stand, tidak ada kita liat kerajinan atau sesuatu yang mendidik di sana,” katanya. Pantauan Jubi di lapangan, pasar malam yang sering diadakan beberapa kali di Nabire hanya berbau judi bahkan tidak ada komoditi dan kerajinan unggul yang ditampilkan. Terakhir dilaksanakan pasar malam, yakni selama sebulan yang dilaksanakan di lapangan Kodim 1705/Paniai dalam rangka HUT TNI. Sebelumnya, hal serupa dilaksanakan di lapangan sepak bola Kelurahan Bumi Wonorejo. (*)

Bupati Nabire minta anak muda refleksikan Sumpah Pemuda

Papua No. 1 News Portal | Jubi , Nabire, Jubi – Bupati Kabupaten Nabire minta seluruh pemuda-pemudi Papua di Nabire untuk memaknai dan merefleksikan Sumpah Pemuda untuk membangun bangsa. “Anak muda Papua di Nabire agar merefleksikan Sumpah Pemuda sesuai dengan kondisi dan situasi yang berkembang saat ini, yakni untuk berkarya,” katakan Bupati Nabire melalui Kepala Bagian Humas dan Protokoler, Yermias Degei, saat ditemui Jubi di ruang kerjanya, Senin (29/10/2018). Dikatakan Degei, semangat daan persatuan para pendahulu dalam mengikrarkan Sumpah Pemuda harus diemplementasikan untuk mengisi kemerdekaan sesuai dengan tugas dan talenta yang sudah diberikan Tuhan kepada kita. “Yang pelajar dan mahasiswa silakan belajar dengan sungguh-sungguh. Yang bisa beternak, berkebun, dan di bidang apa saja, berusahalah yang baik dan benar,” katanya. Menurutnya, saat ini jika orang tidak bekerja maka tidak bisa makan. Pemuda harus bekerja dan jangan jadi penonton. Selain itu para pelajar dan mahasiswa diminta berhenti menyebarkan isu-isu yang tidak benar alias hoax sebab hoax akan menyesatkan banyak orang. “Mari ke jalan yang benar dan mengisi kemerdekaan untuk masa depan yang baik. Jangan  hanya bicara tanpa memiliki ide yang baik untuk membangun. Sekalipun memiliki ide tapi harus dibarengi dengan tindakan nyata, bukan hanya menghayal  dan protes sana sini. Pemuda harus kreatif, melakukan sesuatu bagi dirinya dan orang banyak dengan karyanya,” pesan bupati. Terpisah, Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesi (KNPI) Kabupaten Nabire, Norbertus Mote, mengatakan Sumpah Pemuda menjadi momen penting bagi generasi muda dan merasa berutang budi kepada generasi muda pada saat ini. Sebab kemerdekaan yang dinikmati saat ini adalah berkat perjuangan dan ikrar pemuda saat itu.  “Maka pemuda harus mengisi kemerdekaan dengan melakukan hal-hal positif, berkarya di segala bidang, dan bukan menjadi penonton, sebab masa depanmu ada di pundakmu, bukan orang lain,” tuturnya. (*)

Revolusi mental dorong pemuda berkarakter dan berdaya saing

Papua No. 1 News Portal | Jubi , Nabire, Jubi – Memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-90 tahun 2018, menjadi berhutang budi kepada para tokoh pemuda tahun 1928 yang telah mendeklarasikan Sumpah Pemuda, sehingga menjadi pelopor pemuda untuk membangun kesadaran kebangsaan Indonesia sekaligus komitmen menjaga persatuan dan kesatuan negeri ini. Komitmen kebangsaan mereka, harus diteladani untuk membangun bangsa, satukan Indonesia. Hal tersebut disampaikan Wakil Bupati Nabire, Amirullah Hasyim, saat membacakan pidato Menteri Pemuda dan Olah Raga RI di Lapangan Kodim 1705/Paniai, Senin (29/10/2018). Hari Sumpah Pemuda ke-90 tahun 2018 mengambil tema “Bangun Pemuda Satukan Indonesia“. Tema ini diambil atas dasar pentingnya pembangunan kepemudaan untuk melahirkan generasi muda yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, cerdas, kreatif, inovatif, mandiri, demokratis, bartanggung jawab, berdaya saing, serta memiliki jiwa kepemimpinan dan kewirausahaan. “Kepeloporan dan kebangsaan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tuturnya. Lanjut Wabub Amirullah, pesatnya perkembangan teknologi informasi ibarat dua mata pisau. Satu sisi memberikan jaminan kecepatan informasi sehingga memungkinkan para pemuda kita untuk meningkatkan kepastian pengetahuan dalam pengembangan sumber daya serta daya saing. Namun pada sisi yang lain, perkembangan ini mempunyai dampak negatif. Informasi-informasi yang bersifat destruktif mulai dari hoax, hate speech, pornografi, narkoba, pergaulan bebas, hingga radikalisme dan terorisme, juga masuk dengan mudahnya apabila kaum muda tidak dapat membendung dengan filter ilmu pengetahuan serta kedewasaan dalam berbangsa dan bernegara. Revolusi mental yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo amat relevan dalam mewujudkan pemuda yang maju. Ciri pemuda yang maju adalah pemuda berkarakter, berkapasitas, dan berdaya saing. “Olehnya itu, revolusi mental harus dapat jadikan pemicu untuk mempercepat terwujudnya pemuda yang maju. Dengan mewujudkan pemuda yang maju, berarti kita dapat menghasilkan bangsa yang hebat,” jelasnya. Lanjutnya, pemuda-pemudi hebat Indonesia telah lahir dan mampu berkompetensi di kancah Asia. Perhelatan Asian Games 2018, atlet-atlet muda Indonesia berhasil bersaing dengan bangsa-bangsa Asia dan berhasil menduduki peringkat ke-4. Di ajang Asian Paragames 2018, para atlet kita berhasil menduduki peringkat ke-5. “Ini adalah sejarah baru kebangkitan olah raga Indonesia, serta harus dijadikan momentum untuk terus membangun optimisme pemuda Indonesia dengan bekerja keras mewujudkan prestasi di berbagai bidang,” lanjutnya. Tahun 2019 Bangsa Indonesia akan menggelar hajat besar pesta demokrasi untuk memiliki dan menentukan pemimpin nasional dan daerah, yaitu pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, anggota Legislatif, baik DPR RI, DPD RI, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota. Untuk itu peran dan tanggung jawab pemuda dalam menyukseskan proses pemilihan umum nanti, amat sangat dibutuhkan. Partisipasi aktif pemuda dalam pemilu 2019 perlu ditingkatkan untu mewujudkan pemilu yang damai, kredibel, dan berkulitas. “Kalau pemuda generasi terdahulu mampu keluar dari jebakan sikap-sikap primordial suku, agama, ras, dan kultur, menuju persatuan dan kesatuan bangsa, maka tugas pemuda saat ini adalah harus sanggup membuka pandangan keluar batas-batas tembok kekinian dunia, demi menyongsong masa depan dunia yang lebih baik. Wahai pemuda Indonesia, dunia menunggumu, berjuanglah, lahirkan ide-ide, tekad, dan cita-cita. Pengorbananmu tidak akan sia-sia dalam mengubah dunia,” tuturnya. Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia Kabupaten Nabire, Norbertus Mote, menambahkan pemuda 90 tahun lalu telah mengikrarkan satu sumpah yakni Sumpah Pemuda yang di dalamnya terdapat tiga poin utama. “Ini yang yang harusnya menjadi pedoman untuk mengisi kemerdekaan oleh generasi saat ini,” katanya. (*)

Nabire pastikan kirim atlet ke POP

Papua No. 1 News Portal | Jubi , Nabire, Jubi – Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Nabire, Norbertus Mote, memastikan pihaknya akan mengirin atlet untuk mengikuti Pekan Olahraga Pelajar (POP) di Jayapura, November mendatang. “Saat ini para atlet sedang dipersiapkan dari masing-masing cabor yang akan dipertandingkan nanti,” ujar Norbertus, di Nabire, Selasa (23/10/2018). Menurutnya, jauh hari pihaknya terus mendorong pengurus semua cabang olahraga (cabor) untuk meningkatkan latihan kepada peserta didiknya. Bukan hanya ada ajang baru mau diikutkan, tetapi rutinitas pembinaan perlu dilakukan agar meningkatkan kepercayaan diri dan potensi yang ada. “Kita terus dorong lewat pengurus cabor agar potensi atlet terus digenjot, bukan hanya pada saat ada pertandingan,” tuturnya. Untuk itu dia berharap kepada pemerintah daerah melalui bupati untuk membantu memfasilitasi peserta dalam ajang tersebut nantinya. “Sementara kepada atlet terus berlatih untuk menghadapi lomba nanti,” harapnya. Seorang pelatih atletik, Yanus Wabdaron, mengatakan rencananya ada beberapa cabor yang akan ditandingkan di ajang POP yang akan dimulai 12 November mendatang. Di antaranya atletik, karate, sepak takrauw, renang, dayung, taekwondo, dan tinju. “Kita sedang mempersiapkan atlet,” katanya. Disinggung berapa jumlah atlet yang akan dikirim, menurut Yanus, tergantung volume dari masing-masing cabor. Berapa peserta yang diminta, pihaknya akan mempersiapkan. “Kita akan siap sesuai jumlah yang diminta,” terangnya. Yanus mengatakan target Nabire untuk emas berada di dua cabor, yakni atletik dan karate. Tetapi untuk cabor lain dia optimis anak asuhnya akan mampu meraih medali. “Kami tetap optimis di karate dan atletik, tetapi cabor lain juga kami yakin meraih juara,” tuturnya. (*)

November, jembatan Sanoba bawah mulai dibangun

Papua No. 1 News Portal | Jubi , Nabire, Jubi – Kepala Seksi Pengembangan dan Pembinaan Litbang Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) Kabupaten Nabire, Yani Rumatrai, mengatakan jembatan Sanoba bawah, yang menghubungkan kampung Sanoba dan Wagaria, yang juga merupakan akses menuju Pantai Wisata Gedo, akan mulai dibangun November mendatang. “Rencananya November sudah mulai dibangun,” ujar Rumatrai, kepada Jubi di Nabire, Selasa (23/10/2018). Dikatakan Rumatrai, jembatan tersebut bukan sengaja dibiarkan akan tetapi pihaknya terus memantau walau itu merupakan tanggung jawab Dinas PU Provinsi Papua. “Ini ranahnya provinsi. Masyarakat harus paham bahwa tidak semua jalan dan jembatan adalah tanggung jawab kabupaten, tetapi sudah terbagi, ada yang ditangani APBN, APBD-P, dan APBD,” katanya. Lanjutnya, sebenarnya tahun 2016 silam proyek jembatan itu sudah akan dikerjakan, namun ada masyarakat yang melakukan pemalangan dan akhirnya sementara ditunda. Dia berharap masyarakat tetap bersabar sebab semua ada tahapan yang harus dilalui. Selama ini, pihaknya terus mengontrol dan memberikan masukan kepada Dinas PU Provinsi Papua. “Kami tidak tinggal diam, melalui musrembangda sudah diusulkan. Jadi jelas bulan depan sudah dikerjakan,” terangnya. Sebelumnya, Kepala Sub Suku Wate, Kampung Waharia, Yorris Waray, mengatakan jembatan Sanoba Bawah dari tahun ke tahun terus dibiarkan. Padahal ini akses ke Kampung Waharia, terutama Pantai Wisata Gedo. “Ini akses yang sangat vital, di depannya ada Pantai Wisana, tapi selalu dibiarkan,” katanya. Warai berharap pemerintah segera menangani dan memperbaiki jembatan tersebut, sebab pasca banjir beberapa tahun silam, kini kondisi jembatan sudah miring. “Kita harap segera diperbaiki,” ujarnya. (*)

Lima kampung di Nabire ikut PLA malaria

Papua No. 1 News Portal | Jubi , Nabire, Jubi – Lima kampung di Kabupaten Nabire, yang diwakili masing-masing tiga orang per kampung, mengikuti pelatihan fasilitator Participatory Learning Action (PLA) program malaria. Kelima kampung tersebut adalah Kampung Sanoba, Kampung Waroki, Kampung Jayamukti, Kampung Lani Jaya, dan Kampung Makimi. Peserta akan dilatih tentang apa itu penyakit malaria, bagaimana pengobatannya, dan apa yang akan dilakukan agar masyarakat ikut terlibat dalam gerakan eliminasi malaria. Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Nabire, Mulyadi, mengatakan untuk menuju eliminasi malaria, dibutuhkan peran serta masyarakat, bukan hanya pemerintah. “Dari masyarakat seperti apa, dari pemerintah seperti apa, sebab untuk menuju eliminasi malaria, rencana kegiatan harus bersumber dari masyarakat, agar petugas tahu pasti ada kendala di masyarakat,” ujar Mulyadi, saat membuka pelatihan fasilitator PLA untuk lima kampung di hotel JDI Nabire, Selasa (23/10/2018). Menurutnya, sangat diperlukan saling berbagi dan pengalaman antara petugas dan masyarakat untuk bagaimana memerangi malaria. Sebab hal ini merupakan tantangan bersama dan harus memberikan pemahaman khusus tentang masalah kesehatan terutama malaria. “Kalau ada ide dan gagasan yang baik, silakan diusulkan ke puskesmas agar dijadikan program. Usulan masyarakat harus disalurkan melalui musyawarah kampung, lalu ke puskesmas, terutama dalam rangka pengobatan malaria,” ujarnya. Diakui Mulyadi, selama ini hanya rencana kerja dari atas yakni pemerintah. Kini saatnya giliran dari bawah atau masyarakat agar ketemu duduk masalahnya. Sekretaris Yayasan Kristus Shabat Kita (KSK) Nabire, Theodorus Asmanto, mengatakan semua pihak mempunyai tugas panggilan untuk mendampingi sebagai rekan kerja dan para petugas kesehatan khusus yang menangani malaria. Artinya, jika mereka berjalan sendiri tanpa didukung masyarakat secara umum, tentu hasilnya tidak akan maksimal. “Apalagi kita mempunyai target, tahun 2028 eliminisi malaria terwujud di Papua dan malaria harus tidak ada lagi di Nabire,” katanya. “Sehingga peran peserta masyarakat sangat penting agar bagaimana tercapai program eliminasi, sebab masyarakat akan menjadi ujung tombak di lapangan. Masyarakat yang tahu bagaimana kondisi riil dan gaya hidup wargamasyarakat,” imbuhnya. Sebab itu, kata Asmanto, bagaimana peserta bisa menyadarkan masyarakat, mendekati, bahu membahu dalam mendukung program pemerintah melalui Dinkes dan puskesmas. “Saya yakin, jika masyarakat berperan maka tugas dan program bisa terwujud, tapi kalau masyarakat apatis, diam saja, maka apapun yang dilakukan, program sebaik apapun, pasti akan sia-sia,” tandasnya. Pengelola malaria Dinkes Nabire, Yeni Derek, mengatakan pelatihan tersebut merupakan kerja sama Perdhaki dan Yayasan KSK. (*)

Dinas Pendidikan Nabire akui kekurangan guru

Papua No. 1 News Portal | Jubi , Nabire, Jubi – Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Nabire, Viktor Tebai, mengakui masih banyak kekurangan guru di daerah ini. Bahkan pemenuhan kebutuhan guru belum memenuhi standar nasional sesuai peraturan pemerintah nomor 14 tahun 2005. “Terutama standar pendidik dan tenaga pendidikan di dalam delapan standar nasional,” ujarnya, saat ditemuni Jubi d iruang kerjanya, Jumat (19/10/2018). Setiap turun ke lapangan atau ke sekolah-sekolah, kata Viktor, ada sekolah yang hanya mempunyai satu guru yakni kepala sekolahnya. Sementara di sekolah lain terdapat kebanyakan guru honorer yang dibayar oleh kepala sekolah. “Lalu di lain sekolah lagi hanya ada guru kontrak yang ditempatkan Pemkab Nabire pada tahun 2017 silam, sebanyak 100 orang yang tersebar di beberapa sekolah di wilayah pinggiran,” katanya. Viktor Tebai membenarkan jika sekolah-sekolah di dalam kota kebanyakan gurunya lengkap sebab setiap kelas ada guru. Namun di pinggiran, pesisir, dan pedalaman Nabire, jika dilihat dari kualitas dan kuantitas, kebutuhan guru belum terpenuhi. “Artinya jumlahnya terbatas, ada kepsek merangkap mengajar dan menangani murud dari kelas satu sampai enam,” katanya.  Dari sisi kuantitas, imbuhnya, jumlah tenaga guru PNS belum memenuhi standar pendidik dan tenaga kependidikan. Sementara dari sisi kualitas, banyak yang belum memenuhi kriteria dan sertifikasi guru, karena kebanyakan guru masih mengajar mengunakan ijazah SPG (Sekolah Pendidikan Guru). “Ada juga satu dua yang bukan dari jurusan guru tetapi bidang lain. Ini masih kita akomodir mengingat keterbatasan tenaga guru dan terpaksa menjadi guru,” katanya. “Dalam pengangkatan sebenarnya bukan guru tapi diangkat dan ditempatkan sebagai guru, ini masih menjadi masalah,” tambahnya. Menurutnya, saat ini hanya sekolah swasta yang kebutuhan guru terpenuhi. Para guru tersebut diangkat oleh yayasan. “Misalnya Yapis, YPPK, YPK, dan Pesat. Namun ada juga yang masih kurang seperti YPPGI dan yayasan yang dibuka oleh masyarakat,” terangnya. Upaya yang dilakukan dinas, menurut Tebai, salah satunya pada tahun 2017, ada pengiriman 100 guru kontrak ke daerah pinggiran dan terpencil. “Kami coba kirim 100 guru, tahun lalu. Tahun ini juga ada dari KPG 55 guru yang diwisudakan. Ini akan kami berdayakan namun kami harap mereka bisa diangkat menjadi tenaga pendidik untuk penuhi kebutuhan,” harapnya. Terpisah, Kepala SDN Yang Arif Waroki, Martinus Hora, mengatakan sekolahnya masih sangat minim guru. Hanya dirinya yang merupakan PNS dan enam lainnya tenaga honorer yang upahnya dibayar oleh pihak sekolah. “Enam guru mereka honor dan gaji mereka sekolah yang tanggung sebesar Rp 500 ribu per bulan. Saya harap pimpinan daerah agar bisa menambahkan guru PNS,” harapnya. (*)

Dinkes Nabire evaluasi program HIV-AIDS

Papua No. 1 News Portal | Jubi , Nabire, Jubi – Dinas Kesehatan Kabupaten Nabire melalui Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) melakukan pertemuan evaluasi semester tentang evaluasi layanan kesehatan yang bergerak di bidang HIV-AIDS dan infeksi menular seksual. Penanggung-jawab program HIV-AIDS bidang P2P, Alfret D. Lambey, mengatakan dalam pertemuan tersebut hadir semua layanan konseling tes, untuk mengevaluasi target, capaian, indikator, serta kendala-kendala yang ditemukan di masing-masing layanan kesehatan (yankes). Peserta yang dihadirkan berasal dari KPA, LSM Primari, klinik St Rafael, dan 20 layanan konseling tes HIV, serta 32 puskesmas yang ada di Nabire. “Sebab dengan melihat capaian sejak tahun 2017, ada kurang lebih 14 ribu orang yang dites dengan jumlah temuan 972 positif HIV dan dilayani dan ditawarkan untuk minum obat ARV,” ujat Lambey, kepada Jubi di sela-sela kegiatan, Kamis (18/10/2018). Menurut Lambey, data terakhir secara kumulatif kurang lebih 7.000 kasus terdapat di Nabire. Sehingga evaluasi dipastikan untuk memilah-milah dari dari mana sumbernya, berasal dari daerah mana, sehingga mengetahui pastinya kumulatif positif jumlah yang ada di nabire. “Sebab Nabire merupakan kabupaten transit dan banyak orang yang keluar masuk. Artinya pasti ada muatan dari luar, jadi kita ingin tahu berapa kasus sebenarnya yang ada di Nabire dari 7.000 kasus yang ada,” jelasnya. Di Nabire lanjut Lambey, memiliki 32 puskesmas, satu RSUD, dan satu BKIA. Tetapi untuk layanan konseling tes baru terdapat 20 layanan. Jika masyarakat ingin melakukan konseling dan tes HIV, bisa datang di puskesmas. Selain itu, ada tujuh layanan disentralisasi ARV, yang mana pasien dapat mengambil obat ARV dan bukan hanya di RSUD saja, tetapi bisa dilakukan tujuh layanan yang ada. “Contohnya puskesmas Bumi Wonorejo,” katanya. Lambey mengatakan Dinkes mengalami kendala dalam pelayanan, sebab jika pasien hanya di Nabire, tentu layanan-layanan bisa mengontrol. Tetapi kalau sudah lintas batas di luar kabupaten maka secara tidak langsung layanan kesehatan akan terputus. Sehingga perlu ada kerja sama dengan beberapa daerah di Meepago seperti Dogiyai dan kabupaten lainnya dalam penanganan pasien HIV-AIDS. Sebab ada banyak pasien tidak konsisten minum obat ARV, bahkan putus obat. “Kita bersyukur bahwa ada banyak orang sadar akan kesehatan dan telah melakukan tes tanpa ada diskriminasi. Tetap masih banyak yang kurang sadar dan putus tidak melanjutkan,” terangnya. Dr. Lingga Wijaya, dari LSM Primari, mengatakan selain terkendala biaya operasional. Ada juga hambatan dari masyarakat sendiri yang tidak bisa melanjutkan pengobatan, karena banyak stigma dan diskriminasi. “Ada juga orang masih malas untuk berobat serta frekuensi penggunaan kondom masih kurang meskipun pengetahunan mereka sangat baik dalam penggunaan kondom,” katanya.

Dinkes Nabire terima penghargaan imunisasi MRP

Papua No. 1 News Portal | Jubi , Nabire, Jubi – Dinas Kesehatan Kabupaten Nabire mendapat penghargaan dari Kementerian Kesehatan RI terkait capaian Imunisasi Campak (Meales), Rubella, dan Polio (MRP) yang mencapai 95,88 persen dari target 42,983 jiwa di Nabire, tiga hari lalu di Sorong Papua Barat.  Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Nabire, dr. Frans Sayori, mengatakan penghargaan diberikan karena capaian imunisasi MPR di Nabire melebihi target yakni 95,88 persen. “Kampanye MRP tahun ini kita sudah di atas target dan Kementerian Kesehatan memberikan penghargaan,” ujar dr. Sayori, saat ditemui Jubi, Kamis (18/10/2018). Sayori mengapresiasi dan berterima kasih kepada semua pihak, terutama puskesmas-puskesmas dan juru imunisasi, yang telah berkerja keras melaksanakan imunisasi dalam rangka menyiapkan generasi Papua untuk sehat dan bebas dari Meales – Rubella dan Polio. “Juga kepada masyarakat atas partisipasinya untuk mengantarkan anaknya diimunisasi, sebab ini penting untuk kesehatan anak, bukan petugasnya,” tuturnya. Sayori berharap dengan penghargan ini dapat memberikan semangat untuk teman-teman tetap melaksanakan inumusasi kepada anak yang belum mendapatkan layanan imunisasi. Saat ini, kata Sayori, terdapat wabah polio di Papua Nugini sehingga pihaknya tetap waspada dan melakukan imunisasi. “Agar anak- anak di Nabire tetap bebas dari penyakit akibat MPR,” terangnya. Menurut Sayori, pihaknya terus mendorong dan memantau kegiatan di 32 puskesmas serta selalu membangun komunikasi agar anak yang belum diimunisasi, bisa melalui pihak sekolah ataupun orang tuanya, agar bisa dilayani. “Terutama di beberapa wilayah seperti puskesmas Diakunu dan Dikia (Distrik Menou dan Dipa), yang harus menggunakan transportasi udara dengan biaya yang cukup tinggi,” katanya. “Tetapi kita tetap bangun komunikasi dan sedang mendata jumlah anak, setelah itu walaupun harus menempuh dengan berjalan kaki tetap dilakukan,” imbuhnya. Dia berharap jika ada puskesmas yang belum memenuhi target, agar dengan deadline waktu yang diberikan agar segera menuntaskan sehingga semua anak di Nabire mendapatkan imunisasi. “Nabire punya peningkatan prosentase pelaksanaan imunisasi yang cukup bagus dibanding kabupaten lain. Jadi teman-teman di puskesmas saya minta tuntaskan jika ada anak yang belum divaksin,” harapnya. Bupati Nabire melalui Kabag Humas dan Protokoler, Yermis Degei, mengapresiasi capaian dan penghargaan yang diterima Dinkes Nabire. Capaian ini sesuai visi misi Pemkab Nabire bahwa masyarakat harus sehat dan cerdas. “Atas nama pemerintah daerah kami sampaikan terima kasih kepada jajaran Dinkes atas upaya dan kerja kerasnya dalam capaian imunisasi MRP. Harapan pemerintah adalah anak harus sehat dan cerdas,” katanya. (*)

Sekdis Pendidikan Nabire: Rekrut guru berdisiplin ilmu pendidikan, bukan asal angkat

Papua No. 1 News Portal | Jubi , Nabire, Jubi – Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Nabire, Viktor Tebai, mengatakan jika benar nantinya ada farmasi CPNS dalam tahun ini atau tahun depan, diharapkan formasi untuk guru harus benar-benar guru yang berdisiplin ilmu pendidikan, bukan guru yang asal diangkat menjadi guru. “Untuk memenuhi mutu pendidikan, sebab di lapangan kami banyak menemui guru yang asal diangkat,” kata Tebai, ketika ditemui Jubi, Rabu (17/10/2018). Ada pengalaman ditemui di lapangan, kata Viktor, formasi yang diisi adalah guru Bahasa Inggris. Namun setelah ditempatkan, ternyata bukan mengajar Bahasa Inggris tetapi PPKN. “Itu salah dan termasuk penipuan,” kata Tebai. “Sehingga kalau mau menempatkan guru, harus betul-betul berasal dari disiplin ilmu jurusan gurunya. Baik untuk S-1 atau S-2,” imbuhnya. Menurut dia, itu tujuannya agar ke depannya mutu pendidikan lebih baik dan kebutuhan guru mata pelajaran juga terpenuhi. “Kalau asal orang diangkat menjadi guru maka nantinya mutu pendidikan tidak maju dan kita akan berjalan mundur,” ujarnya. Lanjutnya, saat ini ada banyak tamatan PGSD Nabire dan PGSD UNCEN.  “Saya harap mereka diutamakan untuk diangkat menjadi PNS sebab selain ada guru yang bukan sekolahnya guru, kita di Nabire sangat kekurangan guru, dari SD hingga SMA,” harapnya. Sebelumnya, Sekretaris Badan Kepegawaian dan Sumber Daya Aparatur (BKSDA) Nabire, Anton Pekei, mengatakan penerimaan farmasi Calon Pegawai Negeri Sipil tahun 2018 masih menunggu petunjuk dari pusat dan provinsi. “Untuk CPNS tahun ini kita tunggu pusat dan provinsi karena aspirasi ke Presiden dipenuhi maka Papua akan menggunakan tes offline,” ujarnya.

RTH Pantai Nabire dipadati ratusan pedagang

Papua No. 1 News Portal | Jubi ,  Nabire, Jubi – Sebanyak 700 pedagang berjualan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Nabire. Dikatakan Kepala Bidang Pengelolaan Pajak Daerah (BPPRD), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nabire, Bambang Eko Yulianto, para pedagang menjual bervariasi jajanan bagi pengujung RTH. "Ada yang menjual buah, minuman, es, bakso, makanan ringan, dan kue. Selain itu RTH juga diramaikan oleh berbagai jenis usaha yang menawarkan permainan anak-anak," katanya, di Nabire, Selasa (16/10/2018). Menurut Eko, penyewaan areal RTH memakai sistem sewa tanah dengan harga Rp 10.000 per meter.“Ada juga biaya tambahan untuk keamanan, serta uang pengangkutan sampah,” katanya.  Lanjutnya, tagihan uang keamanan menjadi tanggung jawab Kepala Satpol-PP, “Karena mereka menjaga selama 1 x 24 jam.” Sementara soal sampah, kata dia, seminggu sekali distrik setempat rutin mengangkutnya. “Kami membayar ke distrik Rp 600.000 per minggu. Kendaraan pengangkut sampah juga milik distrik," katanya. Tambahnya, para pedagang juga dipungut pajak dan tidak pernah ditemui tunggakan.“Kami selalu tagih, tapi jika terlambat, mereka yang datang membayar ke kantor," terangnya. Bupati Nabire, Isaias Douw mengatakan, RTH di Pantai Nabire terus dibenahi sebab menjadi tempat interaksi sosial di antara masyarakat. “Artinya, semua orang baik anak kecil, orang tua, laki-laki dan perempuan dari berbagai suku, bisa datang dan berinteraksi di RTH,” katanya, belum lama ini. Apalagi, kata dia, lokasi RTH yang berada di pinggir pantai, cukup strategis untuk mengundang wisatawan berkunjung. “Karena itu, saya berharap RTH ini jangan dijadikan tempat bermabuk-mabukan, atau kegiatan negatif lainnya,” katanya. Sementara itu salah seorang warga setempat, Herman Kowi mengatakan, pengelolaan RTH lebih baik dibandingkan sebelumnya. "Tapi ada masukan soal penambahan fasilitas tong sampah di sekitar RTH,” katanya. (*)

IPHI diharap jadi panutan umat muslim

Papua No. 1 News Portal | Jubi ,  Nabire, Jubi – Pengurus Daerah Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Kabupaten Nabire, diharapkan menjadi panutan umat muslim. Hal tersebut disampaikan Asisten II Setda Nabire, M. Thaib Syaifudin, saat mewakili Bupati Nabire, Isaias Douw, pada pelantikan pengurus IPHI periode 2018-2023, di salah satu hotel di Nabire, Sabtu (13/10/2018). “Sebab pengurus IPHI adalah orang-orang pilihan yang telah melaksanakan ibadah haji, dan patut diteladani,” katanya. Dikatakan, pengurus IPHI harus tampil menjadi motivator, dapat mengimplementasikan visi misinya, dan membangun kerja sama antara pengurus. “Artinya IPHI harus menjadi pelopor dalam kemajuan umat Islam melalui kegiatan sosialisasi keagamaan.” Sementara itu, Ketua Panitia Pelantikan, H. Aziz Baharuddin mengatakan, IPHI merupakan perkumpulan persaudaraan yang tidak memandang latar belakang. “Siapa pun orangnya, jika telah menunaikan ibadah haji bisa langsung bergabung,” katanya. (*)

Puskesmas Kaladiri laksanakan kegiatan STBM

Papua No. 1 News Portal | Jubi ,  Nabire, Jubi – Puskesmas Kaladiri, Kampung Bumi Mulia, Distrik Wangga, bekerja sama dengan Kesehatan Lingkungan (Kesling) Dinas Kesehatan Kabupaten Nabire, melaksanakan kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), Sabtu (13/10/2018). Kepala Puskesmas Kaladiri, Rosmawati Samosir mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk menyadarkan masyarakat agar belajar hidup sehat. “Dimulai dari hal sederhana seperti mencuci tangan. Selanjutnya sadar untuk tidak Buang Air Besar Sembarang (BABS),” katanya. Kepala Seksi Kesling, I Gede Susyawan menambahkan, masyarakat perlu menyadari tentang pentingnya menjaga kesehatan dengan berperilaku hidup sehat. “Ini harus diajarkan sejak dini kepada anak-anak. Orangtua juga wajib mengingatkan anaknya dan memberi contoh,” katanya. Salah seorang warga, Yulianus Douw mengatakan, kegiatan seperti ini cukup membantu mereka untuk menyadarkan pentingnya menjaga kesehatan. “Kami dijelaskan bagaimana dampak buruk dari cara hidup tidak sehat,” katanya. (*)

Perempuan miliki peran besar dalam pembangunan

Papua No. 1 News Portal | Jubi , Nabire, Jubi – Wakil Bupati Nabire, Amirullah Hasyim, mengatakan perempuan memiliki peran besar dalam pembangunan. Namun kenyataannya, prosentase dalam pengambilan keputusan masih minim. “Padahal jumlah perempuaan tidak kalah dari laki-laki, yang artinya seharusnya mampu berpartispasi dan berperan dalam pembangunan daerah,” kata Wabup Amirullah, saat membuka Workshop Peningkatan Peran Perempuan OAP dalam Pengambilan keputusan, yang dilaksanakan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kabupaten Nabire, di Aula Guest House Nabire, Selasa (9/10/2018). Dikatakan Amirullah, partisipasi perempuan tidak hanya terlibat secara fisik, tetapi lebih kepada bagaimana bisa mengidentifikasi, mengorganisasi, serta mencari akar masalah dan bisa menentukan penyelesaikannya. “Sehingga diharapkan ke depan kaum perempuan dapat ikut mengambil bagian dalam pengambilan keputusan,” katanya. Program peningkatan peran perempuan orang asli Papua (OAP) yang dilaksanakan, menurut Amirullah sangat penting dan memiliki tujuan untuk meningkatkan kapasitas dan menggali potensi untuk meningkatkan kapasitas diri. “Agar dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dan menumbuhkembangkan perilaku kepemimpinannya,” tuturnya. Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kabupaten Nabire, Yufenia Mote, mengatakan Workshop Peningkatan Peran Perempuan OAP dalam Pengambilan Keputusan, dapat menjadi pembelajaran bagi kaum perempuan dalam mewujudkan pemenuhan hak perempuan OAP di bidang politik. “Jadi ini upaya Dinas P3A dalam memfasilitasi perempuan untuk mendapatkan hak konstitusi politiknya sesuai amanat UU nomor 7 tahun 2017 tentang pemilu,” ujarnya. Dia berharap workshop tersebut dapat meningkatkat kesadaran akan potensi perempuan dalam pengambilan keputusan. “Sehingga pemahaman dan kemampuan perempuan dalam memperjuangkan aspirasinya dapat terwujud,” katanya. Seorang peserta workshop, Yuliana Yatipai, mengatakan kegiatan seperti ini baru sekali dilaksanakan, diharapkan ke depan selalu ada agar kaumnya benar-benar memahami perannya di tengah masyarakat. “Saya senang dan kalau bisa kegiatan seperti ini ada lagi di masa yang akan datang,” katanya.

Sebanyak 864 CPNS di Nabire terima SK PNS

Papua No. 1 News Portal | Jubi , Nabire, Jubi – Sebanyak 864 CPNS formasi 2014 dan 2015 menerima surat keputusan (SK) PNS, yang terdiri dari 717 SK honorer dan 147 SK umum. Sekretaris Badan Kepegawaian dan Sumber Daya Aparatur (BKSDA) Kabupaten Nabire, Anton Pekei, mengatakan jumlah total SK PNS yang dikeluarkan pada Selasa (9/10/2018), sebanyak 864 SK PNS dan tersebar di seluruh organisasi perangkat daerah (OPD). “Untuk mengambil SK harus menunjukkan KTP dan SK CPNS asli,” ujarnya, usai memberikan arahan kepada penerima SK di aula BKSAD Nabire, Selasa (9/10/2018). Hal ini, kata Pekey, untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Jika ada yang sedang kredit di bank, harus membawa surat keterangan dari bank yang bersangkutan. Jika KTP atau SK CPNS hilang, harus membawa surat keterangan kehilangah dari pihak kepolisian dan Disdukcapil. “Jadi harus benar-benar menunjukkan bukti yang dapat dipertanggungjawabkan,” katanya. Lanjut Pekei, setelah menerima SK, hal pertama yang harus diurus adalah mencocokkan SK CPNS dengan SK PNS dan kemudian difotocopy atau diperbanyak sesuai dengan kebutuhan. Sepuluh lembar fotocopy dikembalikan ke BKSDA. “Bagi mereka yang SK PNS-nya 2014 dan 2015 segera mengurus kartu pegawai,” tuturnya. Pembagian SK PNS tersebut direncanakan sejak hari ini hingga beberapa hari ke depan atau sampai selesai. Seorang pegawai penerima SK, Sarlita Ramandei, mengatakan sangat senang sebab hari ini dirinya akan menerima SK PNS-nya. “Ini yang saya tunggu setelah tes dan prajabatan, saya senang dan berterima kasih,” katanya. (*)

Sekda Nabire buka diskusi terfokus dan kunjungan lapangan

Papua No. 1 News Portal | Jubi , Nabire, Jubi – Sekretaris Daerah (Sekda) Nabire I Wayan Mintaya membuka diskusi terfokus dan kunjungan lapangan evaluasi analisis wilayah dengan kemiskinan tinggi di Papua. Dalam arahannya, I Wayan mengatakan kemiskinan, baik dalam skala nasional maupun daerah, tidak terlepas dari bagaimana mencari solusi untuk memperkecil tingkat kemiskinan menuju masyarakat yang lebih sejahtera. “Namun, walaupun dengan berbagai upaya dan program, telah dilakukan oleh pemerintah, belum mampu untuk menurunkan tingkat kemiskinan,” katanya. Hal tersebut dikatakan Sekda Nabire, I Wayan Mintaya ketika membuka diskusi terfokus dan kunjungan lapangan evaluasi analisis wilayah dengan kemiskinan tinggi di Papua yang dilaksanakan oleh Bappenas dan Bapeda di aula Bappeda Nabire, Kamis (4/10/2018). Lanjutnya, Nabire sebagai kabupaten sampel selain Biak, berdasarkan data, penduduk miskin berkisar 25 persen pada tahun 2017. Namun demikian, Nabire masih berada di bawah kemiskinan rata-rata di Papua. Dari tahun ke tahun mengalami penurunan walaupun presentasenya kecil. “Tetapi kita tidak boleh berpuas diri karena ini masih tergolong tinggi,” ujarnya. Untuk itu, Sekda berpesan agar kepada peserta diskusi agar memperhatikan dari beberapa segi, seperti demografis, geografis, sosial budaya. “Agar ditemukan formulasi yang mendekati dan bisa mendapatkan solusi dalam program penuntasan kemiskinan,” katanya. Dia berharap, dengan referensi atau informasi dan data yang diperoleh, dapat dijadikan sebagai sumber dalam penyususan RPKM Nasional untuk menjawab persoalan kemiskinan pada umumnya dan lebih khusus di Nabire. Widaryatmo, Plt, Kasubdit Analisis data dan pemetaan kemiskinan Bappenas mengatakan tujuan diskusi untuk mendapatkan gambaran detail mengenai hambatan teknis, kondisi geografis, ekonomi, sosial budaya penduduk di Papua, khususnya kabupaten nabire dalam mengurangi kemiskinan. “Ada data dan masukan yang diperoleh terkit perencanaan strategi dan inovasi program dalam penyusunan RPJMN 2020-2024,” terangnya. (*)  

Server KTP-el Disdukcapil Nabire terganggu

Papua No. 1 News Portal | Jubi , Nabire, Jubi – Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Nabire, Yunus Rumere mengatakan terganggunya pelayanan dokumen kependudukan khusus untuk saat ini adalah rusaknya alat perekaman atau server KTP-elektronik. “Yang rusak sekarang hanya server KTP-el, sementara server induk tetap normal,” ujar Rumere, Kamis (4/10/2018). Dikatakan, server KTP-el berbeda dengan server induk. Server induk hanya bisa mengakomodir semua layanan, tapi server KTP-el hanya khusus untuk foto dan cetak KTP. “Server induk bisa melayani pengurusan kartu keluarga (KK), akte catatan sipil, akte kelahiraan sementara server KTP-el tidak, dia khusus,” jelasnya. Lanjutnya, sejak Januari, pelayanan terganggu akabat rusaknya induk. Dan semua pelayanan tidak bisa dilaksanakan hingga Mei tahun ini. Namun berjalan dua bulan, giliran server KTP-el yang rusak sejak 22 Agustus. “Jadi bagi masyarakat yang hendak mengurus dukumen kependudukan lainnya, selain KTP-el dipersilahkan, kecuali KTP yang belum bisa” ujarnya. “Kami harap masyarakat sabar. Dua minggu ke depan kami sudah upayakan alat baru,” katanya. Seorang warga, Andi Baskoro berharap, Disduk capil segera mengatasi persoalan perekaman KTP-el sebab dirinya sangat memerlukan KTP. “Semoga masalah cepat diatasi karena saya butuh KTP,” katanya. (*)

Jumlah nelayan di Nabire capai 3.522 orang

Papua No. 1 News Portal | Jubi , Nabire, Jubi – Kepala Bidang Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan (DPK) Nabire, Imelda Sambikaki mengatakan jumlah nelayan di daerahnya mencapai 3.522 orang. Angka tersebut merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS). “Mereka tersebar di daerah pesisir dan perkotaan. Yang paling banyak ada di distrik Nabire yaitu 2.406 orang,” kata Imelda kepada Jubi di Nabire, Rabu (3/10/2018). Dijelaskan Imelda, dari ribuan nelayan tersebut, hanya sebagian orang yang memiliki kartu Kusuka. Padahal, kartu nelayan atau yang diganti namanya menjadi kartu Pelaku Usaha Perikanan dan Kelautan (kartu Kusuka), merupakan identitas pelaku usaha perikanan khususnya nelayan. Imelda bilang, manfaat kartu nelayan selain sebagai identitas, juga bermanfaat sebagai akses untuk mendapat bantuan dari pemerintah. “Baru ada 1.209 orang yang memiliki kartu, untuk nelayan Papua ada 678 orang dan nelayan nonpapua sendiri 532 orang,” ujarnya. Untuk meningkatkan jumlah nelayan untuk mendapatkan kartu Kusuka, Imelda menuturkan, pihaknya melakukan jemput bola dengan turun langsung ke lapangan terutama bagi nelayan yang tinggal di wilayah pesisir dan pelosok. Pasalnya, sebagian besar mereka belum memiliki kartu kependudukan (KTP). KTP elektronik merupakan satu syarat bagi nelayan untuk mendapatkan kartu Kusuka. “Jika mereka punya KTP, tinggal formnya yang harus diisi mengenai produksi, alat tangkap dan dimana daerah tangkapannya,” tuturnya. Imelda pun mengimbau nelayan untuk mempercepat proses perolehan kartu dengan datang langsung ke Dinas Perikanan Nabire. “Dan bagi yang belum memiliki KTP untuk mengurus kalau mau punya kartu kusuka,” imbaunya. Terpisah, Ambrosi, seorang nelayan di Nabire mengaku senang. Pasalnya, setelah ia memiliki kartu  Kusuka, dirinya bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk menunjang pendapatan dari profesinya sebagai nelayan. “Ada katu Kusuka ini sangat membantu sekali, jadi saya ingin berterima kasih dengan kartu ini, sebab saya bisa dapat bantuan untuk mencari ke laut,” katanya. (*)  

Bupati Nabire sampaikan nota pengantar keuangan APBD-P 2018

Papua No. 1 News Portal | Jubi  Nabire, Jubi – Bupati Kabupaten Nabire, Isaias Douw, mengatakan APBD perubahan tahun anggaran 2018 merupakan rencana kerja pemerintah daerah yang dituangkan dalam bentuk nominal angka-angka rupiah. Fungsinya, sebagai pedoman bagi setiap SKPD di lingkungan Pemkab Nabire melaksanakan kegiatan pemerintahan sebagai bentuk pelayanan masyarakat. “Mengakhiri tahun anggaran 2018, Pemkab Nabire telah berupaya memaksimalkan program kerja, walaupun terdapat berbagai masalah dan hambatan,” kata Douw , saat menyampaikan nota pengantar keuangan APBD Perubahan tahun 2018 dapat sidang APBD Perubahan yang digelar DPRD Nabire, Jumat (28/9/2018). Dikatakannya, persoalan mendasar yang dihadapi adalah kesejahteraan masyarakat yang belum sepenuhnya tercapai, masih rendahnya SDM, belum meratanya pelayanan kesehatan pada tingkat masyarakat, serta rendahnya sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Akibatnya, ketergantungan dana dari APBN sangat tinggi. “Untuk itu, strategi perumusan prioritas APBD perubahan tahun anggaran 2018 dititikberatkan pada pelayanan publik atau pelayanan masyarakat yang merupakan kegiatan lanjutan, atau yang belum terprogramkan,” tuturnya. Perubahan APBD Nabire tahun anggaran 2018, lanjutnya, didasarkan pada sejumlah kebijakan yakni pokok kebijakan pembangunan, program prioritas pembangunan tahun 2018, kebijakan anggaran, strategi pembiayaan untuk program prioritas pembangunan tahun 2018. Pihaknya akan fokus pada peningkatan nilai tambah produk pertanian, perkebunan dan peternakan. Peningkatan perluasan lahan tani, produk pertanian perkebunan dan peternakan. Peningkatan pemerataan dan retribusi infrasturktur perekonomian. Juga optimalisasi pelayanan terpadu satu pintu. Untuk kebijakan anggaran dan melaksanakan APBD Perubahan tahun 2018 , kata dia, Pemkab Nabire akan mengarahkannya pada beberapa hal seperti optimalisasi peningkatan pendapatan melalui perkiraan yang terukur secara rasional dengan mempertimbangkan realita dan hasil di daerah sampai dengan Semester I tahun 2018. Rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Nabire, oleh anggota dewan juga seluruh anggota Forkompimda, kepala-kepala OPD, tokoh adat dan tokoh masyarakat. (*)     (*)

BPPRD Nabire: jika ada pungli, laporkan!

Papua No. 1 News Portal | Jubi Nabire, Jubi – Kepala Badan Pelayanan Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) Kabupaten Nabire, Ganis Komarianto mengingatkan kepada seluruh pengusaha yang ada di daerah itu, tidak memberikan uang atau barang kepada pegawai di institusinya. Terlebih pemberian yang tidak ada dasar hukumnya. “Pengusaha saya minta tidak memberikan apapun kepada pegawai di lapangan,” uajr Ganis di Nabire. Sabtu (29/9/2018). Dikatakan, jika ada pegawai yang mempraktikkan pungutan liar (pungli) agar segera melaporkannya. Pihaknya menjamin tidak akan merahasiakan bila ada oknum yang melakukan pungli. Perpres nomor. 87 Tahun 2016 yang mengatur tentang satuan tugas sapu bersih Pungli sudah jelas dan harus dipahami oleh setiap orang. “Laporkan pada Satgas Saber Pungli. Pengusaha juga jangan mencoba menyuap petugas. Jika ada yang mencoba maka akan tahu akibatnya,” tegasnya. Sekretaris BPPRD Nabire, Fatmawati menambahkan cara mencegah pungli adalah melaporkannya, bila ada pegawai yang meminta, memungut atau mengarahkan untuk diberikan uang atau barang dalam bentuk apapun untuk kepentingan pribadi. Kata dia, pegawai BPPRD Nabire saat bertugas menagih pajak ke tempat pengusaha, tanpa disertai surat perintah tugas atasan, diimbau tidak melakukan transaksi. “Pengusaha yang ingin bayar pajak, sebaiknya langsung ke kantor untuk melakukan transaksi atau mengunjungi email bpprd.kabupatennabire@gmail.com atau melalui sms/wa, 082198885559,”ujarnya. (*)

Anak muda di Nabire dilatih jadi konselor teman sendiri

Papua No. 1 News Portal | Jubi  Nabire, Jubi – Wakil Bupati Nabire, Amirullah Hasyim meminta generasi muda saling mengingatkan satu sama lain. Juga selalu berpikir dan berperilaku positif. Demikian pesannya saat membuka Pelatihan pengembangan pusat pelayanan informasi dan konseling bagi remaja di Aula BKKBN Nabire, Kamis (27/9/22018). Sebagai generasi penerus tongkat estafet di masa mendatang, dia berharap kepada peserta untuk memetik manfaat kegiatan dan mampu mengoptimalkan bahasa komunikasi remaja untuk saling mengingatkan temannya. Kepala Bidang Penyuluhan dan pergerakan Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Nabire, Syors Yohan Akwan, mengatakan kegiatan ini bertujuan memersiapkan remaja menghadapi masa depannya dengan lebih baik. “Kalau masa depannya baik maka tentu dia harus belajar hidup dan bertindak secara positif mulai dari sekarang,” tuturnya. Artinya kata Akwan, masa depan anak muda saat ini harus terhindar dari resiko-resiko yang mengakibatkan cita-cita hidupnya tidak bisa tercapai. “Misalnya hamil muda, harus bertanggung jawab karena anak orang hamil, atau terkena penyakit yang membahayakan dirinya, termasuk Narkoba,Miras dan ugal-ugalan di jalan,” terangnya. Para peserta juga disiapkan untuk membantu menyuluhkan kepada teman-teman di lingkungannya masing-masing. “Jadi mereka disiapkan menjadi konselor bagi kawannya sendiri,” ujarnya.  Seorang siswa SMA N 2 Nabire yang menjadi peserta, Izak Edwin Farwas menilai kegiatan tersebut sangat bermanfaat sebab mengajak pemuda untuk hidup positif. Sebab menurutnya saat ini banyak anak muda yang bebas bergaul dan melakukan hal yang merugikan banyak pihak. “Misalnya anak sekolah banyak merokok, balapan liar, mengonsumsi narkoba dan lainnya,” tuturnya. Kegiatan yang dilaksanakan sehari ini diikuti oleh pemuda, remaja serta perwakilan seluruh siswa/siswi SMA/SMK di Nabire.(*)      

Angka Malaria di Nabire diklaim menurun

Papua No. 1 News Portal | Jubi  Nabire, Jubi – Annual Parasite Incidence (API) atau dikenal dengan angka kesakitan Malaria, di Kabupaten Nabire diklaim terus menurun. Dimana pada 2015 tercatat sebesar 71,0 persen. Sedangkan Juni 2018 turun jadi 13,36 persen. “Ini data yang sudah masuk per bulan Juni, baik dari laboratorium swasta maupun dari Puskesmas–Puskesmas,” ujar Pengelola Program Malaria Dinas Kesehatan Nabire, Yenny Derek kepada Jubi, Kamis (27/9/2018). Lanjut Yenny, angka API 13,36 persen angka Blood Exim Nation Red (ABER) atau angka rata-rata penderita diperiksa sebesar 178,44 persen dan Slide Positive Rate (SPR) persentase sediaan darah yang terbukti positif Malaria sebanyak 7,488 persen. “Jadi, jika angka nasional 1 per 1000 penduduk artinya dari 1000 orang, hanya satu positif Malaria, maka kita di Nabire dalam 1000 orang, hanya 14 orang positif Malaria,” jelasnya. Pihaknya bertekad agar pada 2020 nanti, penderita Malaria di Nabire turun ke angka lima persen. Adapun upaya yang sudah dilakukan antara lain pembagian kelambu, penyuluhan kepada masyarakat. Pihaknya juga akan membuka pusat pengelola Malaria di Nabire. “Untuk saat ini kita berada di wilayah Meepago dan pusatnya di Timika,” katanya. Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P), Dinkes Nabire, dr. Frans Sayori menambahkan memberantas Malaria wajib dilakukan oleh seluruh unit layanan kesehatan (Yankes), dengan menggunakan Obat Anti Malaria (OAM). “Kalau ada yang rasa demam, jangan langsung kasih obat, harus periksa darah dulu, sebab demam belum tentu Malaria,” kata dia mengingatkan.(*)  

Sempat ditampung warga, 34 pekerja asal Indramayu akan dipulangkan

Papua No. 1 News Portal | Jubi  Nabire, Jubi – Sekretaris Dinas Sosial Kabupaten Nabire, Zakeus Petege mengatakan pihaknya sedang berupaya  memulangkan 34 pekerja galian kabel Fiber optic (FO) ke tempat asalnya di Indramayu, Jawa Barat. “Kami sedang komunikasi dengan pimpinan daerah dan dinas sosial Indramayu untuk memulangkan mereka,” ujar Petege kepada Jubi di Nabire. Selasa (25/9/2018). Dikatakan Zakeus, 34 tenaga kerja ini diterlantarkan oleh mandornya. Mereka lalu tinggal di rumah-rumah penduduk di kelurahan Bumi Wonorejo. Warga akhirnya menampung mereka di aula kantor kelurahan. Warga juga membantu memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. “Kami terima laporan dari warga dan langsung meninjau,” terangnya. Penanganan darurat pun dilakukan. Bantuan ala kadarnya diberikan. Seperti tikar, selimut, alat-ala masak, alat-alat makan. “Perhitungannya untuk satu minggu ke depan sambil menunggu biaya dan kapal,” katanya. Menurutnya, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat. Kepala dinasnya sedang menghubungi Kepala Dinas Sosial Indramayu. Ini agar biaya pemulangan pekerja tidak seluruhnya ditanggung oleh masyarakat Bumi Wonorejo dan Pemkab Nabire. “Jadi biayanya ditanggung bersama karena saat ini, masyarakat sedang mengumpulkan biaya untuk pemulangan mereka,” ujarnya. Dia berharap, kontribusi Pemkab Nabire dan Pemkab Indramayu untuk mengulurkan tangan dan bantuan untuk biaya pemulangan tenaga kerja. “Kasihan mereka di sini terlantar,” katanya. Terpisah, koordinator pekerja, Aan mengatakan pihaknya diajak bekerja galian kabel FO di Km 113 jalan Trans Papua Nabire Dogiyai oleh seorang mandor bernama Sudarsono yang bekerja di bawah naungan PT. Arkin Cipta Tangerang. Akan tetapi setelah tiga hari bekerja, mandor pun tidak bisa dihubungi dan hingga kini menghilang. “Kami hanya diberikan R250.000 perorang. Tidak ada uang makan dan sebagainya. Kami hubungi tidak ada kabar dan kami langsung balik ke Nabire dan warga yang membiayai keseharian kami,” ujarnya.(*)      

Pekerjakan tenaga asing, banyak perusahaan tidak melapor

Papua No. 1 News Portal | Jubi  Nabire, Jubi – Kepala Bidang Perlindungan Hubungan Industrial (PHI) Dinas Tenaga Kerja Dan Tranmigrasi Kabupaten Nabire, Yulius Doo mengungkapkan dari 120 perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja asing (TKA), hanya beberapa perusahaan saja yang melapor pada pihaknya. Perusahaan tersebut bergerak di berbagai sektor. Sebut saja bidang makro, kehutanan dan lain-lain. “Tidak semua lapor ke kami. Hanya kalau ada masalah saja baru mereka datang,” ujat Doo di Nabire, Senin (24/9/2018). Menurutnya, jika pihaknya sering-sering ke lapangan untuk memantau, biasanya perusahaan menganggap itu suatu tuntutan. “Padahal ini tugas kami khususnya bidang PHI, yakni mengawasi syarat-syarat kerja, perselisihan dan pengawasan,” katanya. Lanjutnya, perusahaan yang sering melapor di antaranya, penerbangan AMA dan MAAF. PT Jati Darma Indah yang bergerak di bidang kehutanan, PT Nabire Baru bidang Kelapa Sawit serta yang bergerak di sektor pertambangan dan penggalian yakni, TP. Hanjun, PT. Manabusa Kalibumi Mineral dan PT. Jin Chuan Indonesia. “Hanya ini saja yang wajib lapor. Yang lain tidak,” tuturnya. Dia berharap, kepada perusahaan yang tidak melapor, agar segera melaporkan jumlah tenaga kerja. Dikatakan, salah satu kendala pihaknya dalam melakukan pengawasan karena terkendala biaya operasional. “Kami tidak memiliki anggaran untuk turun ke lapangan, padahal sebenarnya satu tahun minimal sekali turun,” terangnya. Staf Bidang Penempatan Pembinaan Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Nabire Saipul Anas mengatakan untuk mendatangi perusahaan yang memiliki tenaga kerja asing, terkendala biaya karena tahun 2018 tidak memiliki dana. Sehingga data akurat belum diperoleh dari semua perusahaan. “Juga perusahaan lokasinya terpencar dan jauh di luar kota,” ujarnya. Menurut Saipul, perusahaan tersebut lebih banyak lapor ke bidang PHI. tetapi ada kewajiban dari PHI harus mencocokkannya dengan pihaknya. “Ini ada keterkaitan dengan penempatan tenaga kerja, baik lokal maupun asing. Hanya saja, kewajiban itu yang belum dipenuhi,´ujarnya. Saipul senada dengan Doo, soal kendala biaya untuk turun memantau ke lapangan .“Benar, tahun ini kita tidak ada anggaran operasional,” katanya. (*)      

Depot air minum di Nabire didata ulang

Papua No. 1 News Portal | Jubi  Nabire, Jubi – Pelaksana tugas, Dinas Perindustrian Kabupaten Nabire, Yance Idji mengatakan pihaknya sedang mendata ulang depot air minum di wilayah itu. “Sedang didata ulang, apakah layak atau tidak. Sebab saat ini sudah lebih dari 100 depot yang beroperasi,” ujar Yance saat ditemui Jubi, Sabtu (22/9/2010). Menurutnya, pendataan yang dilakukan dalam rangka pembinaan, apakah telah sesuai dengan ketentuan persyaratan teknis depot air minum yang diatur dalam peraturan menteri perindustrian dan perdagangan nomor 651/MPP/KEP/ 10/ 2004 tentang persyaratan teknis depot air minum. “Contohnya adalah air baku yang digunakan, harus sesuai standar kesehatan, dilarang mengambil air dari PDAM dan sebagainya,” terangnya. Jika ditemukan ada depot yang tidak sesuai aturan dan belum terdaftar, lanjut Yance, pihaknya akan bertindak sesuai aturan yang berlaku. “Pelanggar akan diberikan sanksi bertahap, mulai teguran administratif berupa teguran lisan, tertulis, penghentian sementara kegiatan bahkan sampai mencabut izin usaha,” jelasnya. Untuk itu dia berharap kepada pemilik depor air minum isi ulang agar memberikan data yang valid dan memiliki izin usaha sesuai ketentuan yang berlaku. “Kami harap pemilik kooperatif dan memberikan data yang benar,” harapnya. Seorang pegusaha Depor air minum, Sutrisno menyambut baik pendataan dan kontrol yang akan dilakukan itu. "Ini harus dilakukan agar produksi yang dihasilkan depot-depot tambah baik dan sesuai standar kesehatan," katanya. (*)  

Jumlah pencari kerja di Nabire capai 3000 orang

Papua No. 1 News Portal | Jubi  Nabire, Jubi – Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Nabire melalui staf Bidang Penempatan Pembinaan Tenaga Kerja, Saipul Anas mengatakan bahwa jumlah pencari kerja (Pencaker), perSeptember 2018 telah mencapai 3.000 orang. “Sampai hari ini yang urus kartu kuning sudah hampir 3000 orang. Tapi kami yakin pasti bertambah,” ujarnya di Nabire. Jumat (21/9/2018). Dari jumlah yang ada, kata Anas, pihaknya yakin belum semua terdaftar. Sebab terkadang ada juga yang tidak melapor. Ini jika memakai asumsi lulusan tahunan setiap sekolah di Nabire. “Untuk tiap tahunnya meningkat, Datanya ada tapi kita masih sedikit sibuk layani yang urus kartu kuning dulu,” katanya. Adapun kepengurusan kartu kuning, katanya gratis dan tidak dipungut biayanya. Namun ada kendala yang ditemui, yaitu nomor NIK dan KK, ada yang tidak valid. Artinya, tidak sesuai dengan data yang diverifikasi bila dicocokkan dengan database. Kadang muncul nama orang lain, alamat tidak sesuai. Ini banyak yang ditemui. Konfirmasi dari dinas kependudukan terkait dengan NIK, masih terkendala. Ada yang masih mendaftar dengan nomor KK yang lama. Ada juga penduduk pindah data atau pindah berdomisili dan tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku (salah pindah tidak menggunakan surat pindah penduduk). Namun dia mengakui, semua sudah teratasi dengan imbauan dari Disdukcapil. Sehingga yang bermasalah telah dikonfirmasi melalui WA atau call centre. “Kita pakai aplikasi dalam aplikasi, ditindak lanjuti dengan data yang ada di NIK. Dan sesuai data yang ada di KTP. Jadi nanti tinggal pencari kerja mengclearkan itu dengan pihak kependudukan. Ini kami lakukan mengingat penerimaan CPNS terbatas waktu, yang hanya dua minggu,” terangnya. Seorang pencaker, Brian Kowi mengatakan dirinya mengurus kartu putih guna melamar kerja khususnya tes CPNS Daring (online) 2018. Dia akui, dalam saat mengurus tidak ada kendala bahkan gratis. “Hanya saja, NIK saya ada masalah, tapi dengan petunjuk dari petugas semuanya sudah teratasi,” katanya.(*)    

Bansos Rastra harus sampai tujuan, jangan dikurangi!

Papua No. 1 News Portal | Jubi  Nabire, Jubi – Sekretaris Dinas Sosial Kabupaten Nabire, yang juga sebagai supervisor Bantuan Sosial (Bansos) pangan Beras Sejahtera (Rastra), Zakeus Petege mengatakan program bantuan itu harus sampai di tujuan yaitu balai kampung dan selanjutnya ke Keluarga Penerima Manfaat (KPM). “Barang harus sampai ke tempat tujuan, jangan kurang jatah. kalau satu KPM 30 kg per satu triwulan ya, kasih 30 kg,” ujarnya kepada Jubi di Nabire, Sabtu (21/9/2018). Dikatakan Petege, begitu sampai ke balai kampung, selanjutnya tim distribusi tingkat kelurahan/ kampung akan meneruskan ke RT/RW setempat untuk dibagikan kepada keluarga penerima. dan wajib menyerahkan ke PKM 10 kg di kali tiga (satu triwulan). “KPM tidak dibebani biaya alias gratis. Jika ada tim distribusi, tingkat keluharan kampung yang tidak mengindahkan maka kami siap menindak tegas sesuai aturan,” ujarnya. Menurutnya, pihaknya sudah menerima laporan terkait pendistribusian sebab belum sesuai ketentuan, pada distribusi sebelumnya. “Kami sudah dengar isu, ada yang minta uang atau biaya. Padahal itu tidak diharuskan, jadi kami akan cek isu tersebut,” katanya. Jumlah penerima Bansos Rastra di Kabupaten Nabire, katanya mencapai 14.285 KPM. Jatahnya perbulan 10 kg/KPM. Sehingga total 30 kg persatu triwulan. “Untuk Triwulan 1 yakni Januari sampai Maret dan triwulan dua sudah dilakukan. Saat ini yang sedang berlangsung adalah triwulan ketiga,” terangnya. Dia bilang, Pagu rastra perbulan di Kabupaten Nabire, mencapai 141.030 ton. maka untuk satu triwulan adalah 141.030 dikali tiga menjadi 423.090 ton. “Sehingga untuk total empat triwulan dalam setahun adalah 423.090 ton dikalikan empat menjadi menjadi 1.629.360 ton per tahunnya,” jelasnya. Terpisah, Emanuel Mandabayan, aparat kampung kimi mengatakan jumlah PKM di kampungnya mencapai 180 KK. “Sesuai petunjuk maka kami memberikan sesuai jumlah yang ada. untuk triwulan ketiga mungkin minggu depan sudah sampai,” katanya.(*)    

Nabire kembangkan agrowisata berbasis lingkungan hidup

Papua No. 1 News Portal | Jubi  Nabire, Jubi – Dinas Pertanian Kabupaten Nabire akan mengembangkan produk unggulan berbasis lingkungan hidup dan kawasan agrowisata wisata jeruk manis. Staf bidang hortikultura, Erwin Patintingan. Kamis (21/9/2018) mengatakan dua kegiatan ini berasal dari Kemendes, Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal dan Kementerian Desa dan Transmigrasi. Dikhususkan bagi Orang Asli Papua (OAP). "Sehingga dipilihlah Kampung Air Mandidi karena memiliki potensi baik lahan, letak geografis dan faktor kesuburan tanah," katanya. Lanjut dia, tujuannya adalah untuk membentuk kawasan agrowisata sebagai salah satu alternatif dan cara pembinaan masyarakat yang menyatupadukan pariwisata dan sektor pertanian guna menghasilkan pertumbuhan ekonomi. Sasarannya mewujudkan kawasan agrowisata yang berbasis masyarakat lokal. “Selain itu juga, menghasilkan produksi olahan jeruk manis (sirup) dan nilai tambah dan membuka lapangan kerja baru. jadi kita harap mampu dan memiliki dan mengelola hasil pertanian yaitu jeruk manis menjadi produk turunan. Semuanya berada di dalam kawasan agrowisata,” katanya. Terpisah, petani jeruk, Wellem Rungga Weri mengatakan sangat senang dan pemberian program yang akan dikelola pihaknya. Saat ini dirinya berada di Surabaya untuk menandatangani program tersebut. “Dengan kelompok tani yang saya kelola, kami siap untuk melaksanakan program ini dan sekarang saya sedang berada di Surabaya untuk menandatangani kontrak dengan pihak kementerian,” katanya lewat sambungan telepon.(*)    

Luas sawah di Nabire diklaim bertambah; capai 3700 Ha

Papua No. 1 News Portal | Jubi Nabire, Jubi – Luas lahan sawah di Kabupaten Nabire diklaim terus meningkat, sejak beberapa tahun terakhir. Jika di tahun 2017 mencapai 3500 Ha, Maka pada 2018 terdapat penambahan 200 Ha sehingga total mencapai 3700 Ha. "Tahun ini ada tambahan 200 Ha. yakni 68 Ha di Lagari, Kali Semen 50 Ha, Waroki 30 Ha, Bumi Raya 52 Ha" rinci Sekretaris Dinan Pertanian Nabire, Bernard Suhardi, Kamis, (20/9/20418). Pihaknya akan terus berupaya meningkatkan produksi tiap tahunnya. Semua lahan yang ada tetap eksis digarap, artinya hampir setiap tahun dikerjakan. Rata-rata petani dua kali tanam dalam setahun. "Kalau petani dalam setahun dua kali tanam, maka dalam setahun bisa sampai 7.000 ha lahan diolah,” ujarnya. Selain perluasan, kata dia, tak kalah penting adala pembinaan dan pengawasan dalam meningkatkan produksi padi. Mulai dari pembukaan lahan sampai musim tanam hingga panen. "Jadi kami tidak buka lahan dan lepas mereka tapi terus membina. Maka kami harap petani terus meningkatkan produksi, kita wujudkan Nabire lumbung pangan," harapnya. Seorang petani, Sumitro mengatakan sangat berterima kasih dengan perluasan lahan yang dilakukan Dinas Pertanian.(*)  

Ada latihan bawa acara di Nabire

Papua No. 1 News Portal | Jubi  Nabire, Jubi – Kepala Bidang Pendidikan Non Formal dan Informal (PNFI), Dinas Pendidikan Kabupaten Nabire, Dominikus Adi mengatakan pelatihan Master of Ceremony (MC) sangat penting di dalam peningkatan profesionalisme seorang pembawa acara. “Sebuah acara tanpa pemandu tidaklah berarti, sehingga butuh profesionalisme bagi mereka di bidangnya,” uajr Adi usai membuka pelatihan MC yang diselenggarakan oleh Lembaga kursus dan pelatihan (LKP) Pelangi Papua Nabire. Kamis (13/9/2019) lalu. Dikatakan, dengan melihat perkembangan zaman, Nabire sangat membutuhkan mereka yang handal dan profesional di bidangnya. Khususnya pembaca acara. “Kegiatan seperti ini saya pikir sangat membantu mereka,” katanya. Dia berharap, ke depan pelatihan MC terus dilakukan dan lebih ditingkatkan lagi. guna meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya dalam keterampilan membawa atau memandu acara. “Karena di sini peserta akan melatih etika berbicara, saya yakin tidak semua orang bisa,” harapnya. Sekretaris Lembaga kursus dan pelatihan (LKP) Pelangi Papua Nabire, Denny Laturiu mengatakan pelatihan yang dilaksanakan pihaknya bermaksud membekali putra putri Papua yang berbakat di bidang pembawa acara. “Kita ingin agar ke depan mereka bisa mengembangkan profesi sebagai seorang pembawa acara dan tidak keliru dalam berbicara, berpenampilan dan etika berbicara itu sendiri,” ujarnya. Lembaga kursus dan pelatihan (LKP) Pelangi Papua Nabire yang didirikan sejak tahun 2015 ini, sudah dua kali menggelar pelatihan serupa, di samping dan berbagai kursus dan pelatihan. “Ke depan kami akan memogramkan pelatihan, seperti jurnalis, pidato dan lainnya dengan melibatkan anak sekolah, gereja serta masyarakat,” katanya. Denny berharap, kepada peserta dapat mengikuti kegiatan dengan baik sehingga sekembalinya dari pelatihan, bisa menerapkan apa yang telah diperoleh. “Kami berharap peserta dapat mengembangkan diri setelah latihan agar lebih menguasai bidangnya,” harapnya. Salah seorang peserta, Ani Frida Fobataba mengatakan karena sering membawakan acara, maka dirinya ingin mengikuti pelatihan agar menambah pengetahuan dan ketrampilan sebagai bekal nantinya. “Baru pertama kali ikut kegiatan seperti ini. dan saya rasa sangat bagus sebab sering pandu acara,” tuturnya. Sehingga dia berharap ke depan kegiatan seperti ini terus dilakukan. Pelatihan yang berlangsung sejak 13 -14 September ini, diikuti 15 peserta. Tiga di antaranya berasal dari Kabupaten Dogiai dan merupakan perwakilan dari beberapa distrik di Nabire. (*)  

Jemaat GKI Silo Kalibobo Nabire galang dana lewat panggung hiburan

Papua No. 1 News Portal | Jubi  Nabire, Jubi – Jemaat Gereja Kristen Injili (GKI) Silo Kalibobo, Kabupaten Nabire mengadakan aksi penggalangan dana melalui panggung hiburan dan berbagai jualan. Untuk menunjang berbagai kegiatan saat perayaan Natal, Desember nanti. “Kegiatan dilakukan oleh pemuda untuk menunjang Natal 2018, ada bangunan – bangunan di gereja seperti pagar yang harus diselesaikan,” ujar Yulian Kabuare, bagian urusan pembinaan jemaat KGI ilo Kalibobo kepada Jubi. Sabtu malam (15/9/2018). Dikatakannya, aksi penggalangan dana tersebut dilaksanakan selama tiga bulan. Terhitung sejak 23 Juni sampai akhir Oktober nanti. Kegiatan yang dilaksanakan di antaranya panggung hiburan, penjualan pinang serta berbagai jenis kue dan makanan khas daerah. Ada juga kegiatan rolex dan lempar kaleng. “Hasilnya akan disetor oleh mama-mama penjual kepada pengurus gereja dengan tidak mematok jumlah, kecuali lempar kaleng dan rolex, yang menyewa tempat dan mereka setor Rp300 ribu per malam. Sedangkan bagi yang ingin menyumbangkan lagu, satu lagu Rp10 ribu,” terangnya. Menurutnya, usaha penggalangan berdasarkan kesepakatan bersama dari Majelis Jemaat, panitia hari besar Gerejani karena membutuhkan dana mendukung kegiatan kerohanian. Lanjut Kabuare, kegiatan tersebut sangat didukung oleh warga jemaat. Baik dalam memberikan sebagian dari hasil penjualannya. Termasuk menjaga keamanan selama kegiatan berlangsung. “Kami ada buat tata tertib. Jika ada hal yang merugikan seperti mabuk dan lainnya, kami akan serahkan ke pihak berwajib. Sebab kegiatan kami mendapatkan izin dari pemerintah maupun pihak keamanan,” jelasnya. “Pemerintah agar lebih memerhatikan pembangunan kerohanian, melalui uluran tangan. Khususnya dana untuk seluruh agama dan lebih bijaksana,” katanya. Ketua Panitia penggalangan dana, Matias Sawen mengatakan sampai saat ini, pendapatan yang diperoleh kurang lebih Rp 35 juta rupiah. “Kami berharap bisa mendapatkan tambahan lagi hingga akhir Oktober nanti. Kami akan bagi hasilnya ke masing-masing pos,” katanya. Seorang penonton, Ayub mengatakan senang karena bisa terhibur dengan panggung hiburan yang digelar. Selain itu ia menyebutkan kegiatan amal bisa meringankan beban kebutuhan gereja. “Sebab selama ini di Nabire kurang hiburan, tapi kita juga bisa amal untuk gereja,” katanya.(*)    

Bupati Nabire terima penghargaan “Man and Woman of the Year Award” 2018

Papua No. 1 News Portal | Jubi Nabire, Jubi – Bupati Kabupaten Nabire, Isaias Douw menerima penghargaan tokoh Indonesia "Man and Woman of The Year Award” 2018 bersama sejumlah tokoh lain yang dicatat sebagai pemimpin berprestasi di berbagai bidang oleh Yayasan Penghargaan Indonesia (YPI). Malam penganugerahan penghargaan Tokoh Indonesia "Man and Woman of The Year Award 2018" dilaksanakan di The Vasini Smart Boutique Hotel, Denpasar Bali, Sabtu, (15/09/2018). Ketua Umum YPI, Harry Rachman mengatakan, penghargaan Tokoh Indonesia diberikan kepada mereka yang dianggap berprestasi di berbagai bidang pekerjaan dalam membangun untuk kemajuan dan kesejahteraan Indonesia. “Penghargaan tersebut merupakan penghargaan dari masyarakat atas jasa para tokoh itu. Karena selain memilih mereka untuk menjadi panutan generasi muda, pemilihan itu juga sekaligus sebagai ucapan terima kasih atas karya dan prestasi yang diraih oleh para tokoh itu,” ujar HarryRachman seperti diterima Jubi dari siaran pers Humas Pemkab Nabire, Minggu (16/9/2018). Menurut dia, untuk memilih para peraih penghargaan tersebut pihaknya membentuk tim pengamat dan pengkaji, berdasarkan pengamatan di berbagai media massa, survei opini kepada relasi dan kenalan para tokoh serta diskusi dengan sejumlah narasumber. Usai menerima penghargaan, Bupati Isaias mengatakan, yang menilai kinerja dirinya itu adalah orang lain. "Penghargaan tokoh Indonesia ini saya dapat, karena rakyat Nabire yang selalu mendukung pembangunan di segala bidang dan mendukung implementasi empat pilar bangsa. Karena itu, penghargaan ini saya persembahkan kepada masyarakat Nabire dan menyampaikan rasa syukur kepada Tuhan yang Mahakuasa," kata Bupati Isaias yang juga pada tahun 2017 menerima Indonesia Awards dari INews TV ini,” katanya. Diketahui, YPI sejak didirikan pada tahun 1991 telah memberikan penghargaan kepada ratusan pemimpin berprestasi dan inspiratif di Indonesia.(*)        

Turnamen Catur Nabire saring pecatur handal

Papua No. 1 News Portal | Jubi Nabire, Jubi – Asisten I Sekda Nabire, La Halim mengatakan turnamen catur merupakan upaya pengurus Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Nabire dalam mendorong, membina serta menyaring pecatur yang handal. “Sehingga melalui kompetisi, diharapkan dapat melahirkan yang mampu mewujudkan prestasi, baik di tingkat kabupaten, provinsi maupun nasional,” ujar La Halim mewakili Bupati Nabire, saat membuka turnamen catur tahun 2018 yang diselenggarakan Percasi Cabang Nabire. Jumat (14/9/2018). Lanjut La Halim, salah satu visi misi Pemkab Nabie adalah meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDA), yang berdaya saing dan memiliki semangat juang yang tinggi. Siap berkompetisi serta mengutamakan sportivitas di berbagai bidang dalam menggerakkan roda pembangunan. “Maka turnamen ini saya harap dapat menjadi wadah dan upaya dalam meningkatkan kebersamaan, kekeluargaan serta memperkokoh persatuan di bidang catur,” katanya. Dia juga berpesan kepada peserta agar meningkatkan prestasi dan sportivitas dalam bertanding. “Juga pengurus Percasi agar terus meningkatkan pembinaan kepada atlet, terutama generasi muda sebagai penerus bangsa,” harapnya. Ketua Percasi Nabire, Norbertur Mote mengatakan yang diharapkan dari turnamen ini adalah melahirkan atlet yang handal dan professional di bidangnya. “Bukan hanya handal di daerah, tetapi bisa handal di tingkat Provinsi maupun ke tingkat Nasional,” katanya. Turnamen yang diselenggarakan 14 – 16 september tersebut diikuti oleh 102 peserta dari berbagai kalangan dan umur.(*)      

DAP Nabire dan Suku Besar Wate sepakat tidak lagi jadi bagian Meepago

Papua No. 1 News Portal | Jubi  Nabire, Jubi – Dewan Adat Papua (DAP) wilayah Nabire, bersama Suku Besar Wate, bersepakat untuk tidak lagi masuk jadi bagian wilayah adat Meepago. “Tujuh wilayah adat merupakan perwakilan kultur dan budaya orang Papua, sudah melalui ekspedisi sejak jaman Belanda dan sudah diteliti, wilayah-wilayah tersebut dengan berbagai budayanya masing-masing,” ujar Ktua DAP Nabire, Herman Sayori usai menghadiri Raker Suku besar Wate,Senin (10/9/2018) lalu. Dikatakan Sayori, ketujuh wilayah adat itu punya ciri-ciri khas masing-masing. Dari cara berpakaian adat, mencari makan dan lain sebagainya.. Menurutnya, Nabire masuk di wilayah Saereri yang cara berpakaiannya menggunakan Cidako (Takorai). “Maka kita di Nabire tidak bisa diklaim dan disebut masuk menjadi wilayah Meepago. Itu keliru,” jelasnya. Lanjutnya, akibatnya selama ini masyarakat Nabire kehilangan hak-haknya. hak politik, budaya, ekonomi. “Maka kita keluar bukan dengan cara memberontak, tetapi dengan hormat, hubungan sosial tetap berjalan,” terangnya. Kepala Suku Besar Wate Kabupaten Nabire, Alek Raiki menambahkan hal tersebut telah tertuang di dalam 10 poin program pokok Badan Musyawarah Adat (BMA) yang akan dilakukan selama kepemimpinannya. Terkait itu Raiki meminta kepada kelima suku lainnya, agar sependapat dan mendukung apa yang sudah disepakati bersama dengan warganya. Karena hal ini telah didukung oleh DAP wilayah Nabire. “Kami ingin mengembalikan apa yang selama ini keliru di masyarakat dan harus didukung oleh lima suku di pesisir,” katanya. Peiter Erari, Asisten III, setda Nabire menambahan, sebagai anak asli Nabire, keenam suku yang ada I wilayah pesisir tidak bisa masuk dan disamakan dengan wilayah Meepago. dan hal ini menjadi ini adalah pekerjaan rumah yang harus dibereskan. “Sebab jika meninjau kembali keputusan yang di buat Suku Wate, maka benar adat istiadat budaya kita beda dan perlu untuk diluruskan,” katanya. “Tentu kita tetap menghargai dan mengedepankan persaudaraan yang selama ini sudah dibangun,” ujarnya.(*)

Perbedaan jangan jadi alasan untuk terpecah belah

Papua No. 1 News Portal | Jubi  Nabire, Jubi – Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Nabire, I Wayan Mintaya mengatakan umat muslim memiliki syariat dan tujuan yang sama, maka apapun perbedaan yang terjadi di tengah-tengah umat Islam, tidak bisa dijadikan alasan untuk terpecah belah. “Berbeda itu hal wajar, jadikan itu  sebagai simbol kesatuan dan persatuan,” ujar Mintaya mewakili Bupati Nabire pada peringatan 1 Muharram 1440 H, di gedung Islamic Center Nabire. Selasa (11/9/2018). Adapun tema peringatan 1 Muharram 1440 Hijriyah tahun 2018 yakni “Dengan semangat 1 Muharam kita perkokoh persatuan antar umat beragama di Kabupaten Nabire dalam bingkai NKRI”. “Ini penting supaya kita dapat lebih memahaminya. Nabire punya masyarakat majemuk, terdiri dari berbagai suku dan kerukunan, agama dan ras,” tuturnya. Lanjutnya, momentum Tahun Baru Islam ini juga momentum kebersamaan, intropeksi diri menuju ke arah yang lebih baik. Sebagai umat Islam seharusnya mampu meneladani konsep Hijrah Rasullulah Muhammad SAW yang bukan hanya sebagai perpindahan dari Mekkah ke madinah, namun bermakna mentransformasi diri kearah yang lebih bermakna dan bermanfaat. “Artinya, apa yang kita lakukan harus bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat dari tahun –tahun sebelumnya,” katanya. Dia juga juga mengapresiasi aktivitas di gedung Islamic Center tersebut, yang berfungsi sebagai sarana dalam mengembangkan ilmu agama. Uztad Abdul Rohim dalam ceramahnya mengatakan, sejarah 1 Muharram, sarat dengan persatuan. Nabi Muhammad SAW sukses berhijrah karena mengendarai kendaraan persatuan. “Yang Nabi lakukan adalah tanpa melihat agama, golongan dan perbedaan,” ujarnya. “Hendaknya keteladanan Nabi kita jadikan pedoman dalam kehidupan berbangsa dan beragama,” harapnya.(*)        

Ini 10 hasil Raker Suku Besar Wate Nabire

Papua No. 1 News Portal | Jubi Nabire, Jubi – Rapat kerja Badan Musyawarah Adat (BMA) Suku Besar Wate Kabupaten Nabire yang digelar sehari pada Senin ( 10/9/2018) telah usai. 10 kepala suku kampung telah dikukuhkan. Ada 10 poin yang dihasilkan untuk menjadi program prioritas. Kepala Suku Besar Wate Kabupaten Nabire, Alek Raiki mengatakan 10 poin tersebut merupakan keputusan bersama 10 kepala suku kampung dan masyarakat adat yang hadir. “Ini diharapkan agar dapat mendukung terwujudnya masyarakat adat yang mandiri dan bermartabat dan berdiri di atas tanahnya sendiri,” ujarnya. Raiki menambahkan, 10 kepala suku kampung yang baru saja dikukuhkan, berperan sebagai perpanjangan tangan kepala suku besar dan pengurus, untuk melaksanakan program-program suku di tingkat kampung. Juga mengembalikan nama kampung-kampung tersebut sesuai dengan nama asli yang sudah diberikan leluhur kepada suku ini. “Kalau ada hal yang berhubungan dengan hak ulayat, kesejahteraan masyarakat Wate, kesehatan, pendidikan dan perumahan, tidak harus kepala suku besar yang turun, merekalah yang menyelesaikan,” jelasnya. Ketua Dewan Adat Papua Wilayah Nabire, Herman Sayori mengapresiasi program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh suku besar Wate. Dia meminta agar kelima suku lain yakni, Mor, Napan, Yaur, Yerisiam Gua dan Umari agar bisa melaksanakan hal serupa. “Ini merupakan sebuah terobosan baru, perlu diikuti oleh lima suku lain, agar bisa melindungi hak-hak adatnya.” ujarnya Asisten III Sekda Kabupaten Nabire, Pieter Erari menambahkan untuk keberhasilan program yang telah direkomendasikan, kata kuncinya adalah saling mendengarkan satu sama lain. “Menghargai pimpinan dan tekun melaksanakan program, sesuai kesepakatan bersama,” katanya. Menurutnya, masyarakat adat, agama dan pemerintah perlu bersinergi dan saling menghargai. Ke-10 program yang dihasilkan antara lain; 1. Di luar daripada keenam suku yang ada di wilayah Kabupaten Nabire, untuk tidak menggunakan istilah kepala suku, tetapi menggunakan istilah kerukunan. sebab istilah suku merupakan orang yang memiliki dusun di wilayah tersebut. 2. Menetapkan 10 kampung adat di wilayah Kabupaten Nabire sesuai aslinya. 3. Mengukuhkan 10 kepala suku kampung. 4. Merekomendasikan kepada Pemerintah Daerah, DPRD, DPRP, Mendagriagar wilayah kabupaten Nabire yang terdiri dari enam suku besar yang berada di pesisir dan kepulauan, tidak disebut dan keluar dari wilayah adat Meepago. Dengan alasan perbedan kultur, budaya sebab selama ini terjadi kesenjangan yang besar di berbagai bidang, yakni pemerintahan, politik dan ekonomi. 5. Merekomendasikan anak adat Suku Wate untuk duduk di dalam jabatan politik dan pemerintahan dan juga swasta. 6. Membangun kantor-kantor adat di 10 kampung adat. 7. Merekomendasikan kepada Pemkab Nabire agar kepala kampung adat adalah anak asli Suku Wate. 8. Melarang dengan tegas kepada siapapun untuk tidak mengatas namakan Kepala Suku Wate atau melakukan pemalangan tanah dan pungutan liar kepada saudara-saudara non papua. Apabila terjadi maka akan dikenakan sanksi adat. 9. Menertibkan kembali administrasi pelepasan Berita Acara Pelepasan (BAP) tanah di wilayah Nabire. 10. Merekomendasikan kepada pemerintah untuk tidak membiarkan sampah menumpuk di berbagai tempat, terutama tempat-tempat umum seperti pasar dan lainnya. Karena tanah milik Suku Wate harus bersih dari sampah dan apabila terjadi maka Suku Wate akan melayangkan somasi kepada Pemkab Nabire. Sementara ke-10 kampung adat yang dimaksud antara lain; 1. Kampung Oyehe Kelurahan Oyehe. 2. Kampung Amito Dewi – Totoberi. 3. Kampung Waoha – Sima. 4. Kampung Doho Urere – Samabusa. 5. Kampung Jimina – Kali Bumi. 6. Kampung Ahtam – Wanggar Sari. 7. Kampung Musairo – Nifasi. 8. Kampung Asi Aina – Wanggar. 9. Kampung Nahi Ahe – Waharia. 10. Kampung Tiare Wao – Kaladiri.              

Suku besar Wate gelar Raker

Papua No. 1 News Portal | Jubi Nabire, Jubi – Asisten III Setda Kabupaten Nabire, Pieter Erari mengatakan, masyarakat adat adalah mitra dan bagian dari pemerintah. Apalagi dengan lahirnya UU Otonomi Khusus (Otsus) di Papua, telah diamanatkan bagaimana melindungi dan memberi hak-hak atas adat. Juga mengatur bagaimana kerjasama antara masyarakat adat, agama dan pemerintah. “Masyarakat adat tidak bisa dipisahkan dengan pemerintah.`Salah satunya Suku Wate yang secara otomatis memiliki hubungan kerja dengan pemerintah Kabupaten Nabire,” ujarnya. Hal tersebut dikatakan Erari, usai membuka kegiatan pengukuhan 9 kepala suku kampung dan Rapat Kerja Suku Besar Wate Kabupaten Nabire di Guest House. Senin (10/9/2018). Dikatakan, hendaknya muatan dalam rapat kerja tersebut, dapat memberikan gambaran dalam menyusun program, yakni dengan melihat kondisi masyarakat saat ini, menilik masa lalu,menghadapi saat ini dan meneropong masa depan. “Sebab akan berhubungan dengan hak dasar masyarakat yang memiliki tanah ini agar tidak hanya jadi penonton, tetapi menjadi tolok ukur perubahan di masa mendatang,” katanya. Erari, melanjutkan, penyusunan program kerja merupakan suatu landasan kebangkitan menuju perubahan yang lebih baik. Hal ini perlu direspon seluruh masyarakat adat Suku Wate. Hal terpenting, menurutnya adalah bagaimana membangun sumber daya masyarakat di segala bidang. Agar menjadi cerdas, sehat dan mampu. Juga supaya tidak ketinggalan dari suku lain. “Bagaimana menunjukkan jati diri dan harga diri sebagai pemegang hak ulayat. ini perlu menjadi motivasi agar martbat dijunjung tinggi,” imbuhnya. Untuk itu, dia berpesan kepada kepala suku dan jajarannya, terutama kepala-kepala suku kampung untuk tetap menjaga harga diri dan jati diri dan menunjukkan bahwa Suku Wate juga akan bisa. “Dan mengedepankan komunikasi serta koordinasi dengan baik, guna melayani masyarakatnya dengan baik pula,” tuturnya. Kepala Suku Besar Wate Kabupaten Nabire, Alex Raiki mengatakan dilaksanakannya Raker guna terwujudnya tatanan kehidupan masyarakat adat suku ini. “Maka melalui Raker ini, kita ingin masyarakat adat memahami adatnya sendiri. Tidak melupakan budayanya,” katanya.(*)  

Ada pagelaran musik dan tari kerukunan Biak di Nabire

Papua No. 1 News Portal | Jubi  Nabire, Jubi – Sanggar Insos Kabor menggelar pertunjukan musik dan tari Yospan Suku Biak di Samabusa, Senin (10/9/2018). Acara ini masih merupakan rangkaian HUT RI ke-73. Sekretaris Daerah (Sekda) Nabire, I Wayan Mintaya saat membuka acara mengatakan, budaya merupakan perwujudan cipta rasa dan karya yang dilandasi nilai – nilai luhur bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. “Budaya dapat menjiwai setiap perilaku masyarakat. Diharapkan dapat membangkitkan sikap kesetiakawanan dan tanggung jawab sosial,” ujarnya. Menurutnya, pembangunan kebudayaan harus diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna bagi pembangunan dalam kehidupan masyarakat. Juga memperkuat jati diri dan kepribadian harus agar terpelihara dengan baik. Maka budaya harus dipelihara, dibina dan dikembangkan. “Karena budaya sebagai warisan leluhur yang tak ternilai. Sehingga diharapkan dapat memperkukuh persatuan dan kesatuan serta mampu membangkitkan hasrat masyarakat luas untuk berperan secara aktif dalam proses pembinaan, pengembangan dan pelestariannya,” terangnya. Ketua panitia, Imanuel Korwa mengatakan kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka HUT RI, hanya saja baru dapat dilaksanakan saat ini. “Ini baru kila lakukan yang tujuannya untuk menumbuh kembangkan rasa kepedulian terhadap seni daan budaya dalam rangka HUT RI,” ujarnya. Selain itu kata Korwa, pagelaran musik dan tari bermaksud untuk mengembangkan minat bakat generasi muda biak di Nabire sekaligus untuk mengangkat budaya Biak di Nabire. “Agar anak muda tidak lupa akan budayanya,” terangnya. Kegiatan tersebut dilaksanakan sehari dengan menampilkan berbagai tarian dan lagu-lagu daerah biak serta yospan oleh masyarakat Biak.(*)    

Dishub Nabire bebaskan biaya denda kir

Papua No. 1 News Portal | Jubi  Nabire, Jubi – Dinas Perhubungan Kabupaten Nabire membebaskan biaya uji kelayakan kendaraan bermotor (Kir) . Dalam rangka memeringati Hari Perhubungan Nasional tahun 2018, 17 September mendatang. “Banyak terjadi keterlambatan pengurusan uji kir, maka kami gratiskan,” ujar Alfius Douw, Kepala Dinas Perhubungan Nabire, saat dihubungi Jubi via selulernya. Minggu (09/9/2018). Dikatakan, pembebasan biaya keterlambatan kir ditujukan bagi pemilik kendaraan roda empat khususnya angkutan umum dan barang. “Ini sudah berjalan sejak Senin (3/9/2018) kemarin,” katanya. Kepada masyarakat pemilik kendaraan maupun para supir, kata Douw, diharapkan untuk segera datang kantor dinas perhubungan . Sebab ada kendaraan yang ditemui, lambat dua sampai tahun tiga tahun tidak melakukan uji kir. padahal pengujian ini berlaku hanya enam bulan sekali, agar mengetahui apakah sudah memenuhi spesifikasi teknis yang dibutuhkan atau tidak. “Sebab kita akan tahu kondisinya seperti apa. Apakah kondisi kendaraan yaitu lampu mobil serta pemasangannya, body, ban dan masa penggunaan dan spesifikasi kendaraan,” ujarnya. ”Jadi perlu dilakukan untuk menjaga keselamatan dalam angkutan umum maupun barang,” sambungnya. Dia juga mengimbau masyarakat, apabila menemukan oknum staf Dishub Nabire yang mengatasnamakan petugas Dishub, melakukan kir tidak berdasarkan perintah pimpinan, maka sebaiknya diabaikan. Karena pengujian hanya dilakukan di kantor. “Kalau menemukan staf melakukan yang buat KIR di luar dari perintah atasan kami tidak bertanggung jawab. Jadi harus datang ke kantor,” tegasnya. Salah seorang supir angkutan barang, Sudirman menyatakan terima kasih kepada Dishub Nabire atas kebijakan menggratiskan uji layak kendaraan. “Terima kasih saya untuk Dishub karena sebab gratis. Ini pas waktunya mau uji kir mobil saya, kemarin saya sudah dengar dan besok pasti saya datang,” katanya.(*)  

Nabire fokus bina atlet usia dini

Papua No. 1 News Portal | Jubi Nabire, Jubi – Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Nabire fokus pada pembinaan atlet usia dini. Punya waktu lebih lama untuk dibina dan dipersiapkan. "Maka usia dini menjadi penting dan ketika usia remaja mereka semakin profesional. Jika usia dini sudah siap kita pindahkan usia remaja lalu ke profesional,” kata Kepala Dispora Nabire, Norbertus Mote, di ruang kerjanya. Jumat (7/9/2018). Mote mengakui, fasilitas pendukung olahraga para atlet masih sangat minim. Mereka biasanya melakukan latihan di halaman-halaman kantor. ”Inilah harus menjadi perhatian bersama, pemerintah, dan didukung oleh DPRD. Agar sarana yang harus dibangun, seperti lapangan basket dan GOR diharus diperbaiki untuk mendukung latihan dan anak, untuk berprestasi di bidang olahraga,” katanya. Menurut dia, fasilitas pendukung sangat dibutuhkan untuk meningkatkan prestasi atlet. Meski begitu, animo masyarakat sangat tinggi untuk mengikuti Kejuaraan Daerah (Kejurda) atlet. Sebelumnya atlet Nabire memboyong 29 medali saat Kejurda di Waropen. “Tahun ini sangat banyak, dari Kejurda PASI 29 medali yang terdiri dari 14 emas, 6 perak dan 9 perunggu. Yang dihasilkan oleh atlet cabang olah raga jalan cepat, lari 100 meter remaja junior, lari 800 meter junior, lompat jauh, tolak peluru serta beberapa nomor lomba lainnya,” katanya. Ketua Komisi B DPRD Nabire, Mohammad Iskandar menilai, secara umum 21 cabang olah raga di daerah itu belum maksimal, terutama karena minimnya sarana dan prasarana pendukung. “Selain itu, ada beberapa cabang olah raga yang tenggelam dan hampir tidak terdengar lagi misalnya, sepak bola, tinju dan lainnya yang kurang diperhatikan oleh KONI. Padahal animo masyarakat sangat tinggi,” tuturnya. Iskandar berharap sarana dan prasarana perlu disiapkan untuk memajukan olahraga. (*)

Bupati Nabire ingatkan ASN netral hadapi Pemilu

Papua No. 1 News Portal | Jubi Nabire, Jubi – Isaias Douw, Bupati Kabupaten Nabire mengatakan Indonesia berada dalam situasi politik yang meningkat hangat. Karena itu dia minta seluruh Aparatur Pegawai Negeri (ASN) di daerah itu, tetap netral menghadapi pemilihan presiden dan pemilihan legislatif tahun 2018 mendatang. “ASN dihadapkan pada dua pilihan, yakni sebagai warga negara, wajib mendukung suksesnya pelaksanaan pesta demokrasi. Namun di sisi lain, harus menaati aturan dan mekanisme yang berlaku bagi pegawai negeri, kedepankan netralitas,” ujar Douw, Kamis (06/9/2018). Douw bilang, aparatur di lingkungan Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Nabire, wajib menjadikan Pemilu sebagai sarana untuk berkompetisi secara sehat, mengedepankan demokrasi dan memberikan pembelajaran politik yang baik dan benar kepada masyarakat. “ASN harus jadi panutan masyarakat. junjung demokrasi yang baik,” katanya. Dia berharap, pada pelaksanaan pemilu 2019 nanti, dapat berjalan aman dan lancar. Maka seluruh lapisan masyarakat, ASN, TNI/POLRI untuk untuk tidak terprovokasi dengan isu-isu yang tidak bertanggungjawab. “Tidak boleh ikut isu sana sini. Kita tetap pada hati nurani pribadi, jaga situasi yang aman, damai untuk Nabire,” harapnya. Yermias Degei, Kepala Bagian Humas dan Protokoler (Kabag Humas) menambahkan ASN adalah garda terdepan, panutan masyarakat . “ASN wajib netral dan tidak berpihak kepada kandidat tertertu, patuhi aturan yang berlaku dalam kepegawaian,” tuturnya.(*)          

Jangan seenaknya naikkan harga beras medium

Papua No. 1 News Portal | Jubi Nabire, Jubi – Syahroni, Kabag Kesra Kabupaten Nabire mengatakan pemasaran beras medium oleh mitra bulog, agar disesuaikan dengan harga yang sudah ditentukan. Pedagang hangan menaikkan harga seenaknyai.  “Jangan naikkan harga seenaknya, tentunya agar sesuai dengan tingkat kebutuhan masyarakat,” ujar Syahroni saat peluncuran kegiatan Ketersediaan Pasokan Stabilisasi Harga (KPSH) beras medium, yang diselenggarakan oleh Perum Bulog di halaman kantor Bulog Nabire, Selasa (04/9/2018). Katanya, beras medium diluncurkan sebagai program nasional dalam upaya mengendalikan harga kebutuhan pokok masyarakat. Serta meningkatkan hasil panen petani lokal. “Ini program pemerintah pusat untuk kendalikan harga dan tingkatkan hasil panen,” tuturnya. Dia berharap, kehadiran beras medium di Nabire dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat sampai ke pelosok-pelosok. “Saya harap, beras medium dapat dimanafatkan oleh masyarakat di gunung, pesisir hingga kepulauan,” harapnya. Kartini, Kansilog Nabire menambahkan peluncuran bertujuan menjaga ketahanan pangan nasional, khususnya stabilitas harga beras medium. “kita jaga stabilisasi harga dan kami didukung beberapa pihak,” katanya. Ke depan kata Kartini, Bulog akan terus memantau perkembangan harga bahan pokok dan harga pangan agar selalu stabil. “Agar mitra Bulog tidak memainkan harga beras medium yang sudah ditentukan ujarnya. Selain beras medium, produk komoditi Bulog lainnya yang diluncurkan adalah beras premium kemasan 10kg, 5kg dan 25 kg, minyak goreng, gula dan tepung. (*)    

Sekda Nabire: Rastra perlu dievaluasi

Papua No. 1 News Portal | Jubi  Nabire, Jubi – I Wayan Mintaya, Sekretaris Daerah Kabupaten Nabire mengatakan bantuan sosial beras sejahtera (Bansos Rastra) di wilayah ini perlu dievaluasi, terutama sistem dan pendistribusiannya. “Kita perlu evaluasi terutama dalam penyalurannya,” ujar Mintaya saat memimpin rakor dengan Dinsos dan Bulog pada, senin (03/9/2018). Mintaya bilang, program Bansos Rastra merupakan program yang diluncurkan pemerintah pusat. Adapun penyalurannya melalui instansi teknis yakni dinas sosial, Bulog. diberikan cuma-cuma kepada masyarakat. “Rastra sebelumnya kita kenal dengan raskin. Ada kompensasinya, tapi berbeda dengan rastra sebab diberikan kepada warga yang kurang mampu,” jelasnya. Lanjut Wayan, Rastra yang disalurkan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM), harus benar-benar tersalurkan dengan baik, tepat dan sampai ke penerima. Maka penyalurannya harus sesuai dengan mekanisme dan pedoman yang sudah ditentukan. “Tujuannya adalah untuk mengurangi beban pengeluaran KPM melalui pemberian beras berkualitas medium dengan total 10 Kg,” terangnya. Sehingga menurut Wayan, terpenting adalah data yang valid,”Ini tugas kepala-kepala distrik,” ujarnya. Rahmadani, kepala Kejaksaan Negeri Nabire menambahkan yang terpenting dalam petunjuk teknis pendistribusian, aspek validasi sangat penting diperbarui terus menerus. Juga dari segi kualitas perlu . “Selain itu saya minta tolong jauhkan dari KKN,” kata Kajari. (*)

Juara hal biasa, tapi prestasi patut diapresiasi

Papua No. 1 News Portal | Jubi  Nabire, Jubi – Norbertus Mote, Kepala Dinas Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Nabire saat menanggapi perolehan 29 medali oleh kontingen Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Nabire pada Kejurda di Kepulauan Yapen mengatakan, juara merupakan hal biasa dalam sebuah pertandingan. tetapi prestasi yang diraih, adalah hal yang patut diapresiasi. “Ini bukti Nabire cukup maju di bidang olah raga, jadi kita bisa mengukur kekuatan dengan daerah lain,” ujar Mote saat menghadiri pembukaan turnamen bulu tangkis di GOR Kota Lama Nabire. Sabtu (1/9/2018). Terkait itu dia berharap kebangkitan olah raga di wilayah itu tetap dipertahankan. Para atlet terus disiapkan. Dia juga meminta setiap cabang olahraga tetap semangat dan memberi yang terbaik pada setiap kompetisi. “Memang selama ini jika ada kejuaraan, ada medali yang diperoleh, akan tetapi untuk Kejurda PASI di Kepulauwan Yapen, Nabire meraih dalam jumlah yang banyak,” tuturnya. Yanus Wabdaron, seorang pelatih PASI mengatakan pada ajang Kejurda di Kepulauan Yapen, Nabire meraih juara umum kategori tingkat remaja junior. dengan perolehan 29 medali yang terdiri dari 14 emas, 6 perak dan 9 perunggu. “Sementara juara umum lainnya diraih Kepulauan Yapen dengan perolehan medali sebanyak 34 emas, 20 perak 12 dan perunggu 2. Ini karena mereka turunkan atlet senior dan junior,” jelasnya. Yanus berharap kepada para atlet agar terus meningkatkan prestasi. Juga kepada Pemkab Nabire agar memerhatikan atlet-atlet yang sudah mengharumkan nama Kabupaten Nabire. Kejurda PASI digelar 27 Agustus – 1 September di Kepulauan Yapen. Cabang olah raga yang dilombakan antara lain jalan cepat, lari 100 meter remaja junior, lari 800 meter junior, lompat jauh, tolak peluru serta beberapa nomor lomba lainnya. (*).    

Dispora apresiasi turnamen bulu tangkis anak dan remaja

Papua No. 1 News Portal | Jubi  Nabire, Jubi – Norbertus Mote, Kepala Dinas Pemuda dan Olah Raga (Dispora) Kabupaten Nabire mengapresiasi turnamen bulu tangkis yang dilaksanakan oeh Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia ( PBSI) setempat. “Saya mengapresiasi ajang ini sebab bisa menghadirkan peserta anak – anak dalam jumlah cukup banyak. Artinya, semangat generasi muda terutama anak – anak SD dan SMP untuk meningkatkan minat dan bakat bulu tangkis sangat tinggi,” ujar Mote saat menghadiri pembukaan turnamen bulu tangkis anak dan remaja di GOR Kota Lama. Sabtu (1/9/2018). Dengan animo yang luar biasa itu, diharapkan PBSI dan KONI terus berkoordinasi dalam membina generasi muda khususnya melalui bakat bulu tangkis. “Maka kami berharap ke depan, kerja sama KONI dan pengurus terus dipertahankan, guna mendapatkan bibit-bibit yang handal,” harapnya. Suroso Miswan, ketua PBSI Nabire menambahkan misi PBSI adalah bagaimana bekerja sama dengan induk organisasi yakni KONI dan BAPOPSI, agar dapat menggelar kejuaraan yang melibatkan siswa SD dan SMP. Sebab baginya, lebih baik melatih atlet yang masih muda, ketimbang dewasa. “Lebih memprioritaskan anak-anak yang berusia dini, proses pembinaannya memiliki jangka waktu panjang, sehingga memiliki peluang prestasi,” katanya. Lanjutnya, turnamen tersebut merupakan salah satu program memasyarakatkan cabang olah raga bulu tangkis. agar warga lebih mengenal dekat dan bisa mendorong anaknya berlatih. “Selain itu, menjaring potensi atlet di masing – masing SD dan SMP guna regenerasi,” ujarnya. Turnamen ini diikuti oleh sejumlah SD dan SMP. Berlangsung 1-8 September mendatang di Gedung Olah Raga (GOR) Kota Lama Nabire. (*)