Papua No. 1 News Portal | Jubi
Keprihatinan akan perubahan dalam penekanan pada kualitas ekspor kava dari Vanuatu, dapat kembali mengancam reputasi produk utama negara itu.
Industri kava Vanuatu sedang melakukan diskusi mendalam mengenai manfaat dari varietas kava yang disebut ’tudei’, nama yang diberikan karena efeknya yang terkenal kepada peminumnya yang dapat berlangsung selama dua hari setelah dikonsumsi.
Meskipun negara tersebut memiliki kebijakan hanya untuk mempromosikan varietas kava ‘mulia’ yang secara luas dianggap berkualitas lebih tinggi, beberapa produsen kava mendorong agar pembatasan atas ekspor kava tudei dapat dilonggarkan.
Pertemuan industri kava Vanuatu telah diadakan bulan ini, untuk membahas persoalan tersebut.
Sensitivitas di sekitar isu dan pertemuan tersebut tampak jelas dari larangan kepada jurnalis lokal untuk meliput kegiatan tersebut.
Pertemuan tersebut memutuskan bahwa akan diadakan tinjauan literatur ilmiah terkait tudei, namun menegaskan kembali bahwa untuk saat ini kebijakan Vanuatu yang hanya mempromosikan varietas yang disebut ‘mulia’ akan terus berlanjut.
Seorang eksportir kava dan Ketua Asosiasi Industri Kava Vanuatu, Michael Louze, membela keputusan bahwa mendorong produk kava mulia masuk akal karena kualitas inilah yang diinginkan importir.
“Intinya tentang kava tudei, mungkin ke depan akan ada pasar untuk beberapa komponennya. Bukan untuk produk minuman… tapi untuk pasaran farmasi yang sama dengan yang kita miliki sekarang, untuk sifat dan properti kimia varietas itu. Saat ini tidak ada pasar untuk tudei,”
Louze menjelaskan, “Tapi kita tidak boleh langsung menutup pintu untuk potensinya, kita harus lebih banyak mempelajarinya. Itu adalah kesimpulan positif dari pertemuan ini.”
Namun menurut laporan jumlah kava tudei meningkat karena ia banyak dikembangkan oleh petani Vanuatu – salah satu daya tariknya adalah bahwa ia jauh lebih cepat dibudidayakan daripada kava mulia.
Seorang pendukung dari tudei dan eksportir kava terkemuka, Peter Colmar, menyatakan bahwa ilmuwan asing telah menyesatkan orang-orang agar percaya bahwa varietas tudei memiliki resiko kesehatan.
Saat ini, Vanuatu bisa mengekspor kava tudei hanya jika mereka diminta secara khusus oleh importir. Namun menurut beberapa sumber di dalam industri itu bahwa selama ini tudei telah diekspor secara terang-terangan, karena implementasi Undang-Undang Kava Vanuatu yang buruk. Para pemimpin industri ini di Vanuatu sangat menekankan pentingnya kava yang berkualitas tinggi sebagai produk utama yang diekspor.
“Kita masih memiliki kebijakan mulia yang berarti kita tahu bahwa kava mulia itu adalah produk utama yang saat ini sedang dan harus kita ekspor; dan saat kita mengekspor kava kita memastikan produk itu telah diuji untuk memastikan kita tidak mengekspor tudei atau kava liar,” jelas Louze.
“Saat ini semua fokus dalam produksi dan promosi terpusat pada kava mulia. Itulah yang menentukan kualitas industri kava Vanuatu. Produk inilah yang diinginkan oleh industri dan importir, inilah yang harus kita tanam, dan apa yang harus kita ekspor pada saat ini” tegasnya.
Colmar menyatakan dia yakin ada konspirasi untuk menentang tudei, termasuk sebuah kampanye untuk menekan informasi mengenai sifat anti-kanker varietas ini.
Risiko kava tudei bisa merusak susu sebelanga
Pihak lainnya yang terlibat di industri ini cemas bahwa memberikan izin kava tudei akan meningkatkan risiko terulangnya larangan pengiriman impor kava di Jerman pada 2002.
Pelarangan dengan dasar kekhawatiran seputar dampak toksisitas kava terhadap lever peminumnya, larangan tersebut akhirnya berhasil dibatalkan, namun kerusakan atas reputasi kava Vanuatu terbukti sulit untuk diperbaiki.
Seorang ilmuwan Jerman dan peneliti kava, Dr Mathias Schmidt, sudah bekerja bertahun-tahun dengan perwakilan negara Vanuatu dan industri untuk melobi agar larangan Kava di Eropa dapat dicabut.
“Bahkan jika kava dalam jumlah kecil yang didatangkan ke Eropa pada 2000, dari tahun 1998 sampai 2000, menyebabkan masalah itu, kita akan menuai dampak pelarangan lagi,” dia memperingatkan.
“Contohnya, apabila kasus lain lagi dilaporkan di Amerika Serikat yang mana mereka memiliki jumlah kava tudei dalam jumlah besar, bahkan sekarang. Nah, hal ini pasti akan menimbulkan bencana berikutnya.”
Pertumbuhan di pasar kava Amerika Serikat telah semakin mendesak agar isu ini segera diselesaikan. Beberapa tahun yang lalu hanya ada sekitar lima puluh bar kava di AS. Sekarang diperkirakan sudah ada lebih dari seratus lima puluh lokasi.
Mike Munsell adalah pemilik Kalm with Kava, salah satu pengimpor kava terbesar di AS dari Pasifik. Menurutnya, ia hanya mengimpor kava mulia karena kualitas dari varietas kava sangat penting untuk produk perusahaannya.
“Untuk usaha kami, kami akan selalu menguji produk kava apakah yang ada di Vanuatu, dan kita akan memastikan kembali bahwa kita hanya menjual kultivar kava mulia. Saya percaya dengan memastikan kualitas kava akan menciptakan pengalaman pengguna yang terbaik.”
Munsell memperingatkan Vanuatu bahwa mereka harus sangat berhati-hati dalam menyelesaikan permasalahan ini.
“Sejak diberlakukannya Undang-Undang Kava Vanuatu pada 2002, kami belum pernah mengalami masalah buruk yang sama dengan yang terjadi pada akhir tahun 90-an. Jadi, sepertinya UU itu bisa mengatasi persoalan yang terjadi saat itu. Jadi jika itu UU ini dipermudah, maka ia dapat berdampak negatif. Mereka perlu menganalisis dengan cermat agar pemahaman lebih mendalam di balik kesuksesan UU itu dalam menangani masalah ini, dapat diketahui sebelum dilakukan perubahan apa pun.”
Vanuatu masih merupakan eksportir kava terbesar. Tapi negara-negara lain di kawasan Pasifik seperti Samoa, Tonga dan Fiji juga mulai terlibat dalam permainan ini, dan perlahan membangun reputasi – negara-negara ini tidak menjual tudei.
Pemerintah Vanuatu proaktif
Walaupun harga kava saat ini cukup tinggi, tidak ada jaminan keadaan ini akan bertahan.
Pemerintah Vanuatu bersikap proaktif untuk mencoba memanfaatkan secara optimal semua hasil panen kavanya di pasar internasional, dan sekali lagi mendorong Australia agar mencabut larangan impor kava.
Kajian literatur ilmiah terhadap informasi yang tersedia mengenai tudei akan memakan waktu berbulan-bulan, jika tidak bertahun-tahun, untuk diselesaikan. Sementara itu industri ini berharap mereka dapat Pemerintah Vanuatu bersikap proaktif mengenai arah yang harus diambil Vanuatu.
Isu kava tudei adalah masalah kompleks yang, kata Michael Louze, masih dalam perbincangan industri ini dan perlu melibatkan semua pemangku kepentingan. (RNZI)