Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Sejumlah venue Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua diharapkan menyediakan fasilitas pendukung untuk membantu kelancaran pekerjaan para jurnalis saat meliput hajatan olahraga akbar di Indonesia itu.
Dalam kunjungan puluhan jurnalis pelatihan peliput PON XX di Istora Papua Bangkit Kampung Harapan Sentani dan venue Bola Voli di Koya Koso, belum terlihat adanya sejumlah fasilitas pendukung pekerjaan jurnalis saat melakukan peliputan, seperti tribun khusus media yang dilengkapi colokan listrik, meja, hingga akses wifi.
Aryo Wisanggeni, mantan wartawan harian Kompas yang saat ini menjadi redaktur di media Jubi.co.id, mengatakan berdasarkan pengalamannya meliput berbagai ajang olahraga nasional maupun internasional, di setiap venue cabang olahraga biasanya sudah disediakan fasilitas-fasilitas pendukung tersebut.
Kata Aryo, beberapa fasilitas itu penting bagi jurnalis maupun wartawan untuk mengerjakan berita laporan pertandingan.
“Memang berdasarkan pengalaman saya, tidak semua venue tersedia fasilitas-fasilitas itu, tapi saya pikir itu penting untuk mendukung kerja jurnalis saat PON nantinya. Yang paling penting itu colokan listrik harus ada di tribun media,” ujar Aryo kepada sejumlah wartawan termasuk Jubi, Jumat (22/1/21).
Tak hanya itu, Aryo yang merupakan salah satu pemateri pada pelatihan jurnalis peliput PON XX yang digelar Bidang Humas Dan PPM PB PON, juga memberikan sedikit kritikan saat berkunjung ke Istora Papua Bangkit. Pasalnya, venue tersebut tidak disertai akses langsung dari tribun ke area bertanding (dari tribun ke area bertanding harus melewati luar gedung).
Baca juga: PON XX jadi tantangan bagi Jurnalis di Papua
Menurutnya, itu akan menyulitkan para wartawan saat hendak mengejar wawancara pasca pertandingan. Begitu pula dengan pejabat yang akan menyerahkan medali.
“Harusnya ada tangga atau akses turun langsung ke area bertanding dari tribun. Karena kalau seperti ini akan sangat repot. Apalagi kan nanti saat penyelenggaraan pasti penjagaannya ketat. Mudah-mudahan di venue cabor senam ini wartawan bisa meliput langsung di area bertanding, karena tribun khusus media juga tidak ada,” terangnya.
Naldi, salah satu jurnalis olahraga Kota Jayapura, juga mengatakan hal senada. Dirinya mengaku dalam menjalankan tugasnya sehari-hari sebagai seorang jurnalis, sangat bergantung pada ketersediaan fasilitas pendukung seperti colokan listrik maupun akses internet.
“Ia, kami pikir juga seperti itu, harus ada colokan listrik, itu yang utama. Sama mungkin kalau bisa ada akses wifi untuk memudahkan kami mengirim berita dan mungkin juga perlu disediakan meja di tribun media,” ungkapnya. (*)
Editor: Dewi Wulandari