Papua No. 1 News Portal | Jubi
Manokwari, Jubi – Panglima Kodam XVIII Kasuari, Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa, mengajak masyarakat Papua Barat mengenang jasa pahlawan bangsa yang gigih berjuang merebut kemerdekaan dari tangan penjajah.
Dikatakan Pangdam XVIII Kasuari pada puncak hari Pahlawan 10 November 2021 yang diwarnai aksi pemugaran monumen Penentuan Pendapat Rakyat atau Pepera sebagai bukti sejarah Irian Barat (Papua) sah menjadi bagian yang utuh dalam NKRI.
Pangdam mengatakan monumen Pepera yang berlokasi di eks kantor Gubernur Papua Barat adalah saksi bisu peristiwa 29 Juli 1969 silam, di Manokwari.
“Monumen Pepera diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 18 September 1969. Selama 52 tahun berdiri, monumen ini telah mengalami beberapa kali proses renovasi,” ujar Pangdam I Nyoman Cantiasa.
Pangdam berharap monumen Pepera tidak sekedar simbol belaka, tetapi akan menjadi sumber inspirasi dan motivasi dan membina soliditas anak bangsa untuk bersama mengisi kemerdekaan dengan membangun Bumi Kasuari.
“Kita semua sebagai penikmat kemerdekaan, harus bersatu dan berpartisipasi mengisi kemerdekaan dalam bingkai NKRI dengan mendukung program pemerintah di berbagai sektor pembangunan provinsi ini,” katanya.
Pangdam juga mengajak seluruh lapisan masyarakat, pemerintah, dan swasta agar meningkatkan kepedulian terhadap aset sejarah bangsa sebagai simbol kejayaan dan kekuatan bangsa Indonesia.
“Kepedulian dan kesungguhan kita terhadap berbagai permasalahan yang terjadi akan sangat berarti bagi terwujudnya Papua Barat yang damai, aman, dan sejahtera,” ujar Pangdam XVIII Kasuari.
Baca juga: Hari Pahlawan, inspirasi ASN Pemkot Jayapura terus berkarya
Sementara, Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan, berkomitmen menata kembali aset sejarah nasional di Papua Barat, termasuk merenovasi monumen Pepera di Manokwari.
Mandacan juga akan mendorong sejarah Pepera dalam mata pelajaran sekolah sehingga generasi penerus bangsa di provinsi ini tidak lupa tentang sejarah tersebut.
“Ke depan perlu diajarkan di semua tingkat jenjang pendidikan tentang sejarah Pepera, sehingga mereka tahu persis peristiwa dan pelaku sejarahnya agar dapat menjaga situs sejarah yang ada,” ujar Gubernur Mandacan. (*)
Editor: Dewi Wulandari