Papua No. 1 News Portal | Jubi

Timika, Jubi – Enam kontingan yang berasal dari enam provinsi yang akan berlaga dalam cabang olahraga (cabor) bola tangan PON XX Papua, mengikuti technical meeting di Hotel Horison Ultima Timika, Kamis (7/10/2021).

Technical meeting tersebutsekaligus dilakukan drawing pool untuk enam kontingen, yang terdiri dari enam tim putra dan enam tim putri.

Untuk Grup A tim putra terdiri dari Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Sumatera. Di grup B terdapat Kalimantan Timur, Jawa Tengah, dan Papua.

Sedangkan untuk tim putri, Grup A terdiri dari Kalimantan Timur, Jawa Timur, dan Papua. Grup B terdiri dari Jawa Tengah, DKI Jakarta, dan Jawa Barat.

Technic delegate handball, Mustafa Masyur, dalam pertemuan itu menjelaskan pertandingan ini akan memperebutkan dua nomor yaitu beregu putra dan beregu putri, dengan 2 medali emas, 2 perak, dan 2 perunggu.

Pertanadingan akan dimainkan setengah kompetisi, dengan ketentuan, ketika peserta yang daftar lima tim maka pertandingan akan dilaksanakan dengan sistem round robin.

Apabila peserta yang mendaftar enam tim, maka akan dibagi menjadi dua pool, yaitu juara dan runner up pool masuk ke babak semi final dan final, selanjutnya babak semi final dan final akan dilaksanakan dengan sistem gugur.

Dalam fase gugur, jika hasil kedua tim draw atau imbang maka akan dilanjutkan dengan tambahan waktu 2×5 menit dan apabila masih juga sama, maka akan dilanjutkan dengan adu lempar 7 meter (penalti) sesuai peraturan yang ditetapkan.

“Jadi nanti dewan hakim terdiri dari lima orang terbagi menjadi 3 dewan hakim PB ABTI, 1 orang TD, dan 1 pemimpin pertandingan,” terangnya.

Baca juga: Mimika didaulat jadi tempat pencetus Cabor Handball di Papua

Sementara itu, anggota Panwasrah, Dr Haryo Tilarso, yang hadir dalam kesempatan itu, melalui arahannya mengaskan kepada seluruh atlet handball untuk tidak mengkonsumsi obat penurun berat badan, kalaupun ada obat yang dikonsumsi, harus disampaikan kepada tim doping.

“Saya tahu semua atlet sehat tidak ada yang diberi obat-obatan dan tidak boleh ada suntikan. Jikapun ada itu hanya diberikan apabila ada tindakan darurat saja,”  ujarnya

Karena nantinya pada pemeriksaan doping, urine atlet akan diambil dan dibawa ke Catar untuk pemeriksaan lebih lanjut.

“Jangan takut, doping itu pemeriksaan yang wajib, kalau menolak maka akan dianggap dopingnya positif,” katanya.

Sementara itu, Ronny Maryen, Koordinator Bidang Pertandingan Sub PB PON, menambahkan handball ini merupakan suguhan cabor baru, dan dirinya berharap ini menjadi contoh ke depan.

“Kami berharap handball ini bisa membangkitkan minat anak muda untuk turut berpartisipasi. Pertandingan ini bukan hanya untuk merebut medali saja tetapi bisa menjadi edukasi ,” ungkapnya. (*)

Editor: Dewi Wulandari

Leave a Reply