Gereja di Fiji semakin tegas, pendeta tidak boleh memengaruhi jemaat mengenai vaksin

Gereja di Fiji semakin tegas, pendeta tidak boleh memengaruhi jemaat mengenai vaksin 1 i Papua
Tenaga kesehatan menanti masyarakat untuk memberikan vaksin AstraZeneca di luar pusat vaksinasi di Suva. - AFP

Papua No.1 News Portal | Jubi

Suva, Jubi – Pejabat-pejabat senior denominasi gereja terbesar di Fiji telah diperingatkan bahwa mereka dapat menghadapi tindakan disipliner jika terbukti memengaruhi jemaatnya untuk tidak menerima vaksinasi Covid-19.

Berbicara pada pertemuan virtual Gereja Methodis di Fiji dan Rotuma mengenai Covid-19 akhir pekan lalu, sekretaris jenderal gereja tersebut, Pendeta Iliesa Naivalu, telah mengingatkan pendeta-pendeta bahwa mereka masih bertanggung jawab kepada gereja.

Read More

Sekitar 10 pendeta dari gereja Christian Mission Fellowship di Fiji telah mengundurkan diri pekan lalu karena tidak mau menerima vaksinasi Covid-19.

Tekanan terhadap pendeta-pendeta untuk menerima vaksinasi telah meningkat sejak kebijakan ‘No jab, no job’ Pemerintah Fiji untuk pegawai publik diumumkan pada bulan Juni.

Naivalu juga meminta para pendeta untuk tidak ikut-ikutan mengedarkan video-video yang tak berbasis bukti melalui-melalui media sosial.

Ia mengingatkan kembali bahwa mereka memiliki kewajiban untuk berkhotbah tentang kebaikan dan kehidupan kepada jemaat yang mereka pimpin. Oleh karena itu, tegasnya, para pendeta memiliki peran fundamental dalam mendorong jemaat untuk mendapatkan vaksin dan melindungi mereka dan orang yang mereka cintai.

“Para pendeta gereja yang menyebarkan video yang tak berbasis bukti dari klaim-klaim liar di media sosial itu menyebarkan kebohongan dan membantu niat buruk oknum-oknum yang menciptakan kebohongan ini,” tegas Naivalu.

Ia mengakui kepada anggota-anggota gereja bahwa keputusan untuk tidak menerima vaksinasi adalah hak pribadi masing-masing. Namun, Naivalu juga mendorong anggota-anggota gereja untuk mendengarkan opini pakar kesehatan yang menjelaskan manfaat vaksinasi.

Pendirian gereja itu mengenai pandemi ini, Naivalu menekankan, adalah bahwa keputusan seseorang untuk menerima vaksinasi harus didasarkan pada informasi yang benar.

Vaksin yang telah menyelamatkan nyawa dari sekitar tiga miliar orang di seluruh dunia, Naivalu menekankan bahwa gereja memandangnya sebagai upaya yang menyelamatkan kehidupan. Dia menyimpulkan kalau vaksin Covid-19 itu tidak berbahaya dan karena itu orang perlu divaksinasi.

Ada 72 kasus Covid-19 baru yang dilaporkan di Fiji selama akhir pekan lalu, 34 kasus dilaporkan pada hari Sabtu dan 38 pada hari Minggu. Ini menaikkan total kasus Covid-19 menjadi 12.828 orang, sementara total 100 orang pulih pada dua hari tadi.

Sementara itu menurut Sekretaris Kementerian Kesehatan, dr. James Fong, 74,4 % populasi target Fiji telah menerima vaksinasi penuh. (RNZ Pacific)

 

Editor: Kristianto Galuwo

Related posts

Leave a Reply