TERVERIFIKASI FAKTUAL OLEH DEWAN PERS NO: 285/Terverifikasi/K/V/2018

Dukung peran perempuan di ruang publik untuk cegah kekerasan

papua
Tangkapan layar para pembicara pada Diskusi "Perempuan Bisa Menjadi Apa Saja" yang menjadi rangkaian kegiatan kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan di Papua. Jubi/Yuliana Lantipo

 

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Yayasan Ruang Damai dan Koalisi Perempuan Bergerak Selamatkan Manusia Papua menggelar diskusi bertajuk “Perempuan Bisa Menjadi Apa Saja” pada 8 Desember 2021. Webinar ini merupakan rangkaian kegiatan Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (16HAKTP) di Papua.

Koordinator Umum Kampanye Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16HAKtP) Koalisi Perempuan Bergerak Selamatkan Manusia Papua, Ani Sipa, dalam sambutannya mengatakan perempuan dan anak merupakan korban terbesar dari adanya konflik politik dan militer serta investasi di Papua.

“Perempuan dan anak menjadi rentan ketika mereka tidak mengetahui pola-pola kekerasan yang mereka alami. Tidak ada ruang bagi perempuan untuk berekspresi menyampaikan situasi yang dialaminya, baik itu kekerasan psikis maupun fisik. Sehingga, kami bersama-sama menyuarakan agar semua orang bisa mengambil bagian dan berperan serta untuk mengkampanyekan isu-isu perempuan, karena mereka adalah ibu yang melahirkan generasi bagi Tanah Papua,” kata Ani Sipa.

Baca Juga : 

Perempuan penerus kehidupan: Perspektif perempuan Papua korban kekerasan dan pelanggaran HAM

Sa Perempuan Papua sarankan pendekatan komunitas untuk advokasi kekerasan seksual

Koalisi ini terdiri dari berbagai lembaga Non Government Organisation (NGO) dan aktivis perempuan yang memiliki visi yang sama untuk menyuarakan hak-hak perempuan di Tanah Papua, seperti KPKC GKI di Tanah Papua, Elsham Papua, LBH, SKPKC Fransiskan Papua dan sejumlah lembaga lainnya.

Hal tersebut senada dengan pernyataan yang disampaikan oleh Pdt. Dora Balubun pada saat awal-awal pelayanannya di Papua. Masih ada stigma negatif terhadap perempuan di Papua dalam mengambil tanggung jawab besar pelayanan. Pdt. Dora Balubun menceritakan bagaimana pengalamannya sebagai pendeta di GKI di Tanah Papua, sebelum menjadi Ketua KPKC GKI di Tanah Papua.

“Pendeta, ko perempuan. Ko mampukah bicara soal HAM? Ko bisa kerja untuk HAM kah?” kata PDt. Dora Balubun yang cukup kaget dengan pernyataan itu. Hal itu dinilai wajar karena dirinya memang belum punya dasar pengetahuan tentang HAM saat itu.

“Pernyataan dari pendeta senior saat itu menjadi tekad dan dorongan bagi saya sebagai perempuan, untuk dapat membuktikan diri dan bekerja dalam sebuah lembaga yang besar di Tanah Papua,” imbuhnya.

Namun saat ini, Pdt. Dora Balubun menilai kesempatan perempuan di Papua diberikan ruang dan kesempatan luar biasa untuk bisa bersaing dengan kaum laki-laki dalam seluruh pelayanan di gereja dan termasuk ruang publik lainnya. Oleh karena itu, perempuan Papua mempunyai kesempatan yang sama untuk maju dan menjadi pemimpin dan perlu menunjukkan kualitas diri dalam menjalankan perannya.

“Di tengah situasi Papua yang terkadang kurang damai dan masih ada terjadi kekerasan terhadap perempuan, kesempatan bagi perempuan-perempuan Papua untuk maju dan menjadi pemimpin sangat terbuka luar biasa. Koalisi Perempuan Papua telah membuktikan hal-hal tersebut.” kata Pdt. Dora Balubun.

Yansen Alberth, akademisi Uncen, menambahkan kegiatan diskusi ini merupakan bentuk pernyataan sikap atau mekanisme pertahanan diri. Kisah-kisah keberhasilan perempuan di Papua dalam menempati jabatan-jabatan strategis membuktikan, mereka adalah perempuan hebat yang bisa menjadi apa saja. Sebagai kaum lelaki, Yansen mendukung keterlibatan yang lebih oleh perempuan. Dia berharap motivasi dalam diri harus terus dibentuk untuk menunjukkan kualitas perempuan agar dapat juga mencegah kekerasan terjadi di lingkungan.

Koalisi Perempuan Bergerak Selamatkan Manusia Papua berharap kampanye 16HAKtP dapat melahirkan kesadaran publik terhadap kerentanan perempuan Papua di wilayah konflik, serta mengajak semua orang berperan aktif menyuarakan persoalan HAM di Papua. [*]

Editor: Syam Terrajana

Baca Juga

Berita dari Pasifik

Loading...
;

Sign up for our Newsletter

Dapatkan update berita terbaru dari Tabloid Jubi.

Trending

Terkini

JUBI TV

Rekomendasi

Follow Us