TERVERIFIKASI FAKTUAL OLEH DEWAN PERS NO: 285/Terverifikasi/K/V/2018

DPR Papua akan undang MRP dan TNI/Polri bahas kekerasan di Papua

Papua
Ketua DPR Papua, Jhony Banua Rouw - Jubi/Arjuna Pademme

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR Papua, Jhony Banua Rouw menyatakan pihaknya berencana mengundang Majelis Rakyat Papua, pimpinan TNI dan Polri di Papua, serta para tokoh untuk membicarakan konflik dan kekerasan yang berpanjangan di Papua. Rouw menyatakan harus ada pendekatan baru yang digunakan untuk menyelesaikan konflik di Papua.

Hal itu dinyatakan Jhony Banua Rouw usai menghadiri peringatan hari jadi Majelis Rakyat Papua (MRP) ke-16 di Kota Jayapura pada Senin (1/11/2021). “Dalam waktu dekat kami akan mengundang MRP, tokoh adat, tokoh agama, pimpinan TNI-Polri dan pemerintah daerah,” ujar Rouw.

Ia menyatakan DPR Papua ingin memfasilitasi para pihak untuk merumuskan pendekatan baru dalam menyelesaikan konflik Papua. “Kami DPR Papua akan memfasilitasi itu, kami ketemu, bicara bagaimana lakukan pendekatan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi di atas Tanah Papua. Kami akan mendorong agar konflik itu tidak membuat dampak merugikan masyarakat di Tanah Papua,” ujar Rouw.

Baca juga: Tokoh masyarakat Intan Jaya kritik kinerja DPR Papua

Ia menilai konflik bersenjata yang terjadi di Papua telah menimbulkan berbagai dampak. Rouw mengimbau para pihak yang bertikai, baik TNI, Polri, maupun Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) tidak membuat konflik berkepanjangan yang merugikan masyakarat.

“Saya mengimbau masyakarat, TNI/Polri, dan juga TPNPB untuk tidak menimbulkan konflik yang berkepanjangan, yang ujung-ujungnya membuat kerugian bagi masyarakat. Terutama ibu dan anak yang merasakan dampak dari konflik itu,” kata ujarnya.

Ketua DPR Papua itu juga berharap para pihak yang bertikai bisa duduk bersama untuk membicarakan penyelesaian konflik yang terjadi hari ini. “Saya berharap kita bisa duduk bersama, bicarakan bersama mana yang terbaik. Saya yakin semua orang di Papua punya keinginan yang baik,” ujar Rouw.

Baca juga: Situasi Intan Jaya, Yonas Nusi: Jika DPR Papua tak bersikap, kita gelar rapat rakyat

Sebelumnya, Ketua Kelompok Kerja Perempuan atau Pokja Perempuan MRP, Ciska Abugau menyatakan pihaknya sangat berduka dengan kasus penembakan dua anak di Kabupaten Intan Jaya. Abugau menyatakan kasus penembakan itu menjadi insiden terbaru dari kasus kekerasan yang terus berlanjut di Papua, dan berbagai pemangku kepentingan di Papua, termasuk MRP, tidak bisa berbuat apa-apa.

Abugau menyatakan para Mama di Papua selaku menjadi pihak yang paling menderita dari konflik di Papua. Mereka kehilangan anak, suami, dan kerabat yang meninggal karena konflik dan kekerasan yang terus terjadi di Papua. Sebagai anggota MRP, Ciska Abugau merasa dirinya tak berdaya, karena semua upaya dan kerja MRP seperti sia-sia.

“Kemarin anak saya dibunuh itu karena persoalan orang besar, [persoalan orang dewasa], tapi yang korban anak yang tidak berdosa. Begitu mamanya berteriak kepada saya, saya tidak punya daya lagi untuk berbicara. Hanya kepada Tuhan saja kami serahkan persoalan ini. Satu [anak] sudah meninggal, dan satu [anak] masih dalam perawatan medis di Timika. Perintah seperti apa yang Kepala Kepolisian Daerah Papua sampikan kepada anggotanya di Intan Jaya? Kepala Kepolisian Resor [Intan Jaya], Kepala Kepolisian Sektor di sana, seperti apa?” Abugau bertanya. (*)

Editor: Aryo Wisanggeni G

Baca Juga

Berita dari Pasifik

Loading...
;

Sign up for our Newsletter

Dapatkan update berita terbaru dari Tabloid Jubi.

Trending

Terkini

JUBI TV

Rekomendasi

Follow Us