Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Sejak 2009, Elia Pawika mengembangkan usaha menjual madu dari Pugima, Kabupaten Jayawijaya, Papua. Ia memulai usahanya dengan modal seadanya, namun berhasil berkembang dan membuatnya dikenal banyak orang di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, maupun di kota lain di Papua.

“Saya awalnya pakai dana Bantuan Langsung Tunai  atau BLT, Rp1 juta. Waktu itu zamannya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Saya beli satu kotak [koloni lebah madu] dan kembangkan,” kata Pawika kepada Jubi, Kamis (5/11/2021).

Setelah usaha madunya makin lancar Pemerintah Kabupaten Jayawijaya dan Bank Indonesia. Saya buat surat ke dinas bersangkutan, mereka bantu dan sampai hari ini Dinas Pertanian masih bina,” kata Pawika.

Baca juga: Mari mencicip Abon Mujair buatan perempuan Sentani.

Ketua asosiasi lebah madu se-pegunungan tengah Papua itu menekuni usaha madu bersama keluargannya, baik anak maupun istri. “Madu itu sangat baik buat kesehatan. Madu itu dikemas dalam botol ukuran 100 mililiter dan 150 mililiter,” ujar Pawika.

Dengan bermodal satu kota koloni lebah, Pawika berhasil membudidayakan lebah madunya hingga bertambah menjadi 97 koloni. “Sekarang saya ada kelola 97 koloni atau kota. Tidak bisa pastikan dapat berapa banyak madu, karena [panenan] madu itu tergantung musim dan cuaca. Kalau bunga pohon monika dan bunga ubi banyak, kami dapat hasil [panenan madu] juga banyak. Paling sedikit 300 liter, paling [banyak] sekitar 700 liter madu,” jelasnya.

Madu Pawika dipasarkan di Wamena, termasuk di supermarket dan beberapa hotel di sana. Madu Pawika juga dipasarkan di Jayapura. “Di Bali dan Jakarta juga ada,” ucapnya.

Menurutnya, usaha madu itu mencukupi kebutuhan hidup Pawika. “Dari usaha madu itu, saya sekolahkan anak-anak dan dukung pelayanan di gereja,” ujarnya.

Baca juga: Mama-mama penjual suvenir raup untung hingga puluhan juta di PON XX Papua

Ia berharap setiap pengusaha madu di Papua menjaga kualitas madu mereka dengan menjual madu murni, tanpa mencampur bahan apapun dalam madu yang dikemas. “Kami pengusaha madu tahu, mana madu asli dan mana madu yang sudah dicampur. Asal daerah madu juga bisa kami bedakan. Jadi [kami] berharap agar madu kami itu tidak lagi dicampur dengan berbagai jenis macam [bahan yang] nantinya merusak kualitas madu kami,” jelasnya.

Salah satu konsumen Pawika, Anache Wanimbo mengaku kalau madu yang dijual Pawika berkualitas bagus. “Masih terasa madunya asli. Pak Elia memang menjaga kualitas madunya. Saya salut ada orang asli Papua yang bergerak di bidang usaha madu” ujarnya. (*)

Editor: Aryo Wisanggeni G

Leave a Reply