Papua No.1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Daniel Wilson Uyo mungkin tak pernah menyangka jika dirinya tak akan lagi melanjutkan kiprahnya sebagai pesepakbola. Mengalami kecelakaan pada tahun 2016, ia harus mengubur mimpi menjadi pesepakbola di tim Persipura.
Tapi, pria berusia 26 tahun itu tak patah arang. Meski kaki dan tangannya harus diamputasi akibat musibah kecelakaan yang dialaminya, Daniel masih tetap bersemangat untuk berjuang menjalani hidup.
Ia sempat menyerah dan menyesali hidupnya, namun sebuah kesempatan manis datang menghampirinya. Ia mengikuti seleksi atlet panahan National Paralympic Committee (NPC) Papua tahun 2019. Dan hasilnya, ia lolos hingga bergabung dengan skuad panahan NPC Papua menuju Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVI.
Sebelum mengalami musibah kecelakaan, Daniel sempat mengenyam ilmu sepak bola di Persipura U-15 dan U-18 pada tahun 2005 dan 2010. Dia Justru tak punya latar belakang memanah, namun tekad yang kuat membuatnya kini menjadi salah satu andalan panahan Papua untuk merebut medali emas Peparnas XVI.
“Tahun 2019 saya bergabung dengan NPC Papua. Sebelumnya saya bermain sepak bola di Persipura U-15, U-18 sekitar tahun 2005 dan 2010, tapi Tuhan tidak mengizinkan saya lanjut di sepak bola. Saya mengalami kecelakaan tahun 2016, tiga tahun di rumah, saat ada seleksi di NPC Papua, saya coba ikut di cabor panahan ini. Puji Tuhan bisa lolos dan menjalani TC,” kata Daniel kepada Jubi, baru-baru ini.
Selama dua tahun mempersiapkan diri, kini Daniel optimis bisa mempersembahkan prestasi terbaik untuk Papua pada iven Peparnas XVI yang hanya tersisa hitungan hari.
“Saya sempat merasa kehilangan sekali kaki tangan saya diamputasi tahun 2016, saat itu saya sudah menyesali diri tapi Tuhan bisa berkehendak lain untuk saya. Motivasi saya sendiri, saya tidak melihat dari keterbatasan yang dimiliki, tapi melihat dari talenta khusus yang Tuhan sudah titip untuk saya secara pribadi, walaupun saya tidak berhasil di sepak bola saya bisa berhasil di panahan. Mungkin itu motivasi saya untuk tahun ini bisa meraih sukses di panahan,” tuturnya.
Dia optimis bisa menyumbangkan tiga medali emas dari empat nomor yang akan ia ikuti.
“Saya pribadi persiapan sudah dua tahun walaupun pandemi Covid-19 kita tetap latihan di rumah dan hasil latihan kita kirim ke pelatih. Ini Peparnas pertama saya, kita setiap di recurve sendiri ada mix team perorangan dan beregu, tapi kita bisa main di elite juga jadi bisa dapat empat medali dari empat nomor. Saya sendiri targetkan bisa mencapai tiga medali emas, di nomor recurve, mix team dan beregu,” ujarnya.
Targetnya itu tak muluk-muluk. Berdasarkan hasil latihan dan ujicoba yang sudah dijalani selama masa persiapan, ia dan rekan-rekannya sudah mengalami peningkatan signifikan.
“Saya anggap performa selama dalam latihan terakhir sudah cukup bagus, jadi saya yakin pasti bisa karena skor pada Peparnas di Jawa Barat kita sudah melewati itu, dan kami yakin di sini sebagai tuan rumah kami bisa meraih prestasi yang maksimal. Persiapan kami sudah maksimal sudah masuk dalam pra kompetisi lebih banyak meningkatkan kualitas tembakan. Kendala sudah tidak ada,” katanya.
Pelatih panahan NPC Papua yang juga merupakan pelatih tim nasional panahan NPC Indonesia, Sapriyatno mengakui progres anak asuhnya jelang Peparnas XVI sudah sangat baik. Ia optimis timnya bisa menyumbangkan medali emas.
“Kalau berdasarkan kemampuan mereka, kita optimis mereka bisa mencapai target tiga medali emas yang dibebankan kepada kita,” kata Sapriyatno.
Sementara itu, manajer tim panahan NPC Papua, Meilani juga mengaku persiapan para atletnya sudah cukup progresif karena selalu rutin berlatih menjelang Peparnas XVI.
“Persiapan atlet sudah sangat baik dan setiap hari meningkat dan kemarin simulasi mereka juga sudah cukup baik. Kami prediksikan bisa dapat tiga medali emas ataupun lebih, dan semoga itu bisa tercapai,” ungkapnya. (*)
Editor: Edho Sinaga