Papua No.1 News Portal | Jubi
Suva, Jubi – Dua ibu hamil (bumil) di Fiji telah meninggal karena COVID-19 sementara wabah itu memburuk dalam satu pekan terakhir ini.
Sekretaris Kementerian Kesehatan negara itu, dr. James Fong, mengatakan para bumil itu dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi serius.
“Kedua ibu itu sakit di rumah mereka masing-masing dengan gejala COVID-19 sebelum datang ke fasilitas kesehatan dengan keluhan gangguan pernapasan parah,” ungkapnya.
Dokter yang menangani keduanya kemudian mengambil keputusan untuk melakukan operasi darurat. Operasi caesar darurat dilakukan untuk menyelamatkan bayi dan ibu.
“Sayangnya, bahkan setelah upaya terbaik dari dokter yang merawatnya, kedua ibu meninggal dunia,” katanya.
“Namun, tindakan tim bidan yang sigap telah menyelamatkan nyawa kedua bayi tersebut.”
Ibu-ibu hamil di Fiji sempat menyampaikan kecemasan dan ketakutan mereka karena pandemi telah menekan sistem kesehatan negara itu, menyebabkan ketakpastian tentang di mana mereka dapat bersalin atau menerima pelayanan kesehatan ibu dan anak.
Varian Delta menyerang Fiji
Fiji telah melaporkan 1.091 kasus COVID-19 baru Rabu kemarin (21/7/2021), dan 21 kematian dalam tujuh hari terakhir.
dr. Fong mengatakan kematian para ibu bersalin menunjukkan gentingnya keadaan disana.
“Kematian kedua ibu bersalin akibat COVID-19 adalah indikasi yang jelas dari parahnya wabah ini,” tegas Fong.
Fiji memiliki jumlah kasus Covid-19 per kapita tertinggi di dunia, tetapi pemerintah masih menolak untuk menerapkan karantina wilayah, menegaskan lockdown seperti itu hanya akan ”membunuh pekerjaan dan masa depan negara kita”.
Sebaliknya, pemerintah semakin gencar mendorong kampanye vaksinasi nasional, mewajibkan vaksinasi bagi semua pekerja yang akan dikenakan denda atau dipaksa mengambil cuti jika mereka tidak menerima vaksinasi.
Meskipun awalnya Fiji berhasil mencegah masuknya virus Corona dengan menutup perbatasannya, membendung varian Delta yang lebih cepat menular adalah tantangan yang besar bagi otoritas kesehatan.
Sekitar 58% populasi Fiji yang ditargetkan untuk menerima vaksin sudah menerima setidaknya satu tahapan vaksin AstraZeneca, menurut data resmi. Hanya sekitar 12% yang telah menerima dosis kedua.
Meskipun pemerintah belum memberlakukan karantina wilayah yang meluas, pembatasan jam malam dan pertemuan di tempat publik telah diberlakukan. Sementara itu, daerah-daerah di mana kasus aktif ditemukan telah dinyatakan sebagai zona pembendungan, dan orang tidak diizinkan masuk atau keluar.
Tetapi dengan kasus yang kian melonjak, banyak yang prihatin bahwa strategi ini tidak berhasil. (ABC News)
Editor: Kristianto Galuwo