Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Jayapura, Djoni Naa mengatakan anak-anak muda khususnya di Kota Jayapura harus bisa memanfaatkan bonus demografi yang akan terjadi pada 2020. Diprediksi pada tahun ini, Indonesia akan memiliki 180 juta penduduk berusia produktif.
Menurut Naa, ledakan penduduk usia kerja ini diperkirakan akan memberikan keuntungan ekonomi, apabila anak-anak muda di Kota Jayapura mampu memenuhi persyaratan kerja, yaitu kemampuan bisa bersaing dalam dunia kerja.
“Kami persiapkan dengan skill atau kemampuan saja karena anak-anak muda ini kan lebih banyak kreativitasnya,” ujar Naa di Kantor Wali Kota Jayapura, Senin (2/12/19).
Dijelaskan Naa, hingga November 2019 jumlah penduduk di Kota Jayapura sudah mencapai 416 ribu jiwa. Jumlah usia produktif 25 persen atau 150 ribu orang (umur 17-35). Jumlah usia tidak produktif ada 75 persen atau 266 ribu orang (usia 14 tahun ke bawah dan 65 tahun ke atas).
Menurut Naa, bonus demografi bagaikan pedagang bermata dua. Artinya, bisa menjadi berkah sekaligus bencana. Tergantung pada kesiapan dan strategi anak-anak muda di Kota Jayapura menyikapinya.
Apabila penduduk usia produktif tidak berkualitas dan tidak memiliki keunggulan kompetitif, lanjut Naa, maka yang akan terjadi adalah meningkatnya berbagai masalah sosial seperti pengangguran, kemiskinan, dan kriminalitas.
“Kebanyakan usia produktif ini masih berstatus pelajar mulai dari jenjang SMA hingga mahasiswa. Kami persiapkan kemampuan dengan teknisi handphone, montir sepeda motor, kursus mengemudi, komputer, dekorasi, pelatihan UMKM, dan perhotelan,” jelas Naa.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Jayapura, Matias B. Mano mengatakan sudah saatnya anak-anak muda asli Papua diberdayakan agar tidak jadi penonton di tanahnya sendiri.
“Tinggal dipoles lagi talenta anak-anak asli Papua mulai dari tutur kata, etika, dan berpakaian, karena ini sangat penting dilakukan agar bisa bersaing dalam dunia kerja,” ujar Matias Mano.
Diakui Matias Mano, pihaknya sendiri sedang mempersiapkan OAP melalui optimalisasi peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan, sehingga dalam bonus demografi tak hanya bersaing dalam dunia kerja, tapi juga mampu mandiri dalam dunia usaha.
“Sudah saatnya anak-anak asli Papua ini dibina sehingga memberikan dampak pada peningkatan kerja, usaha dan perekonomiannya,” jelas Matias Mano. (*)
Editor: Kristianto Galuwo