
“Bawang merah dominan dari India, diimpor melalui Thailand dan Malaysia,”
Papua No. 1 News Portal | Jubi ,
Banda Aceh, Jubi – Bawang impor mendominasi sejumlah pasar tradisional di Aceh karena pasokan dari petani lokal belum mampu memenuhi permintaan pasar.
“Bawang merah ini dominan dari India, diimpor melalui Thailand dan Malaysia,” kata seorang pedagang grosir, Muhammad Nur di pasar tradisional Peunayong, Banda Aceh , Rabu, (27/3/2019).
Baca juga : Harga rica di Pasar Pharaa naik, harga bawang merah dan putih tetap tinggi
Harga bawang merah di Pasar Pharaa kembali normalÂ
Harga bawang di pasar Pharaa tidak stabil
Ia mengaku hasil produksi petani lokal sangat terbatas dan untuk memenuhi permintaan pasar, sehingga terpaksa membeli bawang impor. “Satu hari saya bisa menghabiskan sekitar 1,5 ton bawang. Masing-masing bawang merah satu ton dan bawang putih 500 kilo gram,” ujar Nur menambahkan.
Nur menyebutkan harga bawang merah peking kecil Rp 195 ribu per sak, dengan kapasitas sembilan kilo gram. Sedangkan bawang merah peking sedang dan besar mulai dari Rp165 ribu hingga Rp 160 ribu per sak.
“Sedangkan harga bawang putih impor Rp 250 ribu per sak ukuran 10 kilo gram,” kata Nur menjelaskan.
Baca juga : Aceh Tengah kembangkan bawang merah
Belasan hektare lahan bawang di Bantul terendam
Bibit bawang Brebes tidak cocok di Sumbar
Seorang pedagang eceran, Iqbal, mengaku harga bawang merah dan bawang putih impor dua pekan terakhir normal, setiap hari ia mampu menjual 100 kilo gram.
“Harga bawang impor normal. Bawang merah dari Rp 10 ribu sampai Rp 25 ribu per kilo gram, tergantung kualitas. Kalau bawang putih Rp 28 ribu per kilo gram,” katanya. (*)
Editor : Edi Faisol