Papua No. 1 News Portal | Jubi
Suva, Jubi – Perusahaan pengelolaan bandara, Fiji Airports Limited (FAL), menekankan keselamatan merupakan pertimbangan utama mereka, setelah aksi mogok mayoritas pemandu lalu lintas udara atau air traffic controller (ATC), memasuki hari ke-8, Senin lalu (25/3/2019).
Seorang juru bicara dari FAL juga membantah laporan yang disiarkan beberapa media, bahwa petugas ATC yang masih bekerja dipaksa untuk tidak meninggalkan stasiun, dan bekerja tanpa henti selama 96 jam.
“Fiji Airports sudah memastikan adanya prosedur baru, untuk mengurangi beban kerja dan kemacetan lalu lintas di ruang udara kami dalam jumlah yang signifikan,” kata Fiji Airports dalam sebuah pernyataan.
“Untuk memberikan perspektif, ada sekitar 130 pelatihan penerbangan dalam satu hari di ruang udara Nadi – jumlah ini telah dibatasi untuk menjaga keselamatan.”
“Saat ini, hanya ada rata-rata 30 penerbangan internasional (15 masuk dan 15 keluar), dan 50 penerbangan domestik (25 masuk dan keluar) dalam satu hari – mereka ini adalah prioritas utama kami,” tambah pernyataan itu.
Pihak perusahaan menambahkan, sejak Menteri Bidang Ketenagakerjaan, Praveen Bala, menyatakan mogok itu sebagai ilegal pada Rabu lalu, “beberapa personel ATC kami” telah kembali bekerja Jumat lalu. “Banyak juga pekerja lain yang berkata mereka akan masuk kembali.”
Hingga pekan lalu, pekerja ATC mengklaim ruang udara Fiji, termasuk menara pemantau di Bandara Internasional Nadi dan Nausori (dekat ibu kota Suva), hanya dijaga oleh lima orang. Biasanya ada sepuluh staf yang bekerja.
Aksi mogok ini dimulai pukul 6 pagi, Senin pekan lalu, ketika sebagian besar petugas ATC tidak datang bekerja, dan alih-alih mendorong tuntutan mereka atas kenaikan gaji. Menurut para staf, negosiasi kenaikan gaji dengan FAL terus menerus gagal. Tiga pertemuan tambahan minggu lalu yang diadakan antara kedua pihak, juga tidak membuahkan hasil apa-apa. (PINA/Islands Business)
Editor: Kristianto Galuwo