20 ton kakao basah disiagakan di sentra produksi Kabupaten Jayapura

20 ton kakao basah disiagakan di sentra produksi Kabupaten Jayapura 1 i Papua
Kadis Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Jayapura, Samiyanan Sambodo saat diwawancara media. -Jubi/Engel Wally

Papua No.1 News Portal | Jubi

Sentani, Jubi – Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Jayapura, Samiyanan Sambodo mengatakan, pihaknya akan menyediakan 20 ton biji kakao basah di tempat penampungan sentra produksi kakao.

Read More

Dikatakan, fasilitas pendukung mesin produksi yang dimiliki saat ini masih sangat standar, karena untuk memproduksi dalam jumlah yang banyak belum bisa, demikian juga tempat penampungan bahan baku seperti biji cokelat yang basah belum mampu dalam jumlah yang banyak.

“Setelah melewati proses pengeringan dan fermentasi, tentunya hasil produksi dari 20 ton biji kakao basah pasti juga sedikit. Ini langkah awal untuk melihat pasar dan animo masyarakat,” ujar Sambodo di Kampung Yahim, Jumat (18/3/2022).

Menurutnya saat ini produksi kakao sudah menurun, sebab dari 14 ribu hektare kebun kakao di sejumlah tempat, sebagiannya terserang hama dan rusak, tersisa 3.500 hektare. Semuanya berada di wilayah pembangunan III dan dikelola oleh 1.200 petani kakao.

Dari sejumlah masukan BPOM Jayapura, kata dia, harus ada sinergitas kerja antara pihak-pihak terkait dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pertanian dan Hortikultura serta Dinas Koperasi dan UMKM.

Hal ini dimaksud agar kerja-kerja produksi oleh para petani dapat berjalan dengan baik. Sambil menunggu peremajaan tanaman kakao hingga masa panen, para petani juga bercocok tanam dengan jenis tanaman jangka pendek untuk kebutuhan hidup mereka setiap hari.

“Ada rumah cokelat kakao Jayapura yang menampung hasil produksi kakao, berupa cokelat panas, dan aneka penganan ringan yang dijual dengan harga terjangkau. Dan itu semua murni olahan petani cokelat,” katanya.

Sementara itu, Theopilus Tegay, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Jayapura mengatakan, sentra produksi kakao ini akan berjalan ketika sejumlah masukan dan arahan yang disampaikan BPOM direalisasikan.

“Sebelum berjalan, semua pihak harus bersinergi lebih dulu. Dari petani, pengepul, tempat tampung, hingga para pekerja di sentra produksi sudah siap baru bisa jalan,” katanya. (*)

Editor: Kristianto Galuwo

Related posts

Leave a Reply