11 laga berat dan lini depan yang tumpul jadi ujian berat Persipura 

Persipura Jayapura, Papua
Alfredo Vera saat melatih penyelesaian akhir lini depan Perspiura Jayapura. - Jubi/Sudjarwo Husain

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Persipura Jayapura masih bisa sedikit bernapas lega karena dalam empat pekan bisa memanjat naik dari zona degradasi, dan kini berada di peringkat 15 klasemen kompetisi BRI Liga 1 2021. Namun bukan berarti posisi satu peringkat di atas zona degradasi itu aman, karena dua tim yang ada di zona degradasi—Barito Putera dan Persela Lamongan—terus menguntit Persipura.

Hingga Jumat (11/2/2022), Persipura Jayapura berada di peringkat 15 klasemen Liga 1 2021, dengan raihan poin 22. Barito Putera dan Persela Lamongan berada di peringkat 16 dan 17. Barito Putera dan Persela Lamongan sama-sama mengantongi akumulasi poin 19, hanya selisih 3 poin dari raihan Persipura.

Read More

Tim Mutiara Hitam masih menyisakan 11 pertandingan terakhir mereka di kompetisi, dan semua laga yang akan dilakoni itu terbilang berat. Lawan-lawan yang akan dihadapi Persipura pada 11 laga terakhir itu adalah Barito Putera, Persib Bandung, Bali United, Borneo FC, Persikabo 1973, PSM Makassar, Bhayangkara FC, PSS Sleman, PSIS Semarang, Persita Tangerang, dan Madura United.

Baca juga: Tinus Pae akui masih harus adaptasi lagi sebagai bek kanan Persipura

Menilik rekor pertemuan sebelumnya, 11 klub itu tercatat sebagai tim-tim yang mampu menyulitkan, bahkan mengalahkan Persipura. Barito, Persib, Bali United, Borneo FC, dan Persita adalah klub yang mengalahkan Pesipura pada musim ini. Ketika menghadapi Persipura pada musim ini, PSM, PSS dan Madura mampu menahan seri tim Mutiara Hitam. Dari 11 calon lawan itu, Persipura hanya punya catatan positif atas Persikabo dan PSIS, dua tim yang pernah dikalahkannya.

Usai bermain imbang dengan Persik Kediri, Kamis (10/2/2022) kemarin, Persipura akan menghadapi Barito Putera. Tim asal Kota Banjarmasin itu tak bisa dipandang remeh, meski peringkat klasemennya masih berada di bawah Persipura.

Barito baru saja memetik tiga poin mengejutkan setelah mengalahkan salah satu tim papan atas, PSIS Semarang. Barito punya motivasi yang sama dengan Persipura, selamat dari zona degradasi. Yang patut digarisbawahi, pada laga putaran pertama, Barito yang berada di posisi buncit mampu menumbangkan Persipura.

Baca juga: Kendati tak tajam, duet striker asing Persipura tetap dibela Alfredo Vera

Pelatih Persipura, Angel Alfredo Vera pun menyadari bahwa 11 laga yang tersisa merupakan laga yang berat, karena setiap tim akan berjuang habis-habisan demi mengamankan posisi. Termasuk Barito yang akan menjadi ujian pertama tim Mutiara Hitam.

“Kami harus tetap siap melawan Barito dan semua tim yang akan kita hadapi di laga berikutnya. Semua pertandingan menjadi penting buat kami, karena kami harus berusaha dapat tiga poin,” kata Alfredo Vera seusai laga kontra Persik, Kamis.

Pelatih berkebangsaan Argentina itu didatangkan manajemen Persipura untuk menggantikan posisi Jacksen Tiago yang menuai hasil buruk dalam 12 laga awal kompetisi Liga 1. Dalam 12 laga awal itu, Persipura menelan sembilan kekalahan, dua hasil imbang, dan hanya satu kali menang.

Baca juga: Imbang lawan Persik, penyelesaian akhir masih jadi PR Persipura

Alfredo Vera menjawab tantangan Persipura dengan mempersembahkan tiga poin dalam debutnya, saat Persipura menghadapi Persikabo. Lalu, dalam 10 laga  berikutnya, Persipura hanya dua kali kehilangan poin saat bersua Bhayangkara dan Arema.

Tangan dingin Alfredo Vera berhasil membuat Persipura keluar dari zona degradasi. Pelatih yang pernah memberikan gelar juara Indonesian Soccer Championship (ISC) A tahun 2016 bagi klub kebanggaan Papua itu kembali menghidupkan asa Persipura untuk bertahan di kasta tertinggi kompetisi sepak bola Indonesia.

Tugas Berat Alfredo Vera

Bukan berarti skuad Persipura tanpa masalah. Walau sudah memberikan 17 poin untuk Persipura, Alfredo Vera masih punya tugas berat. Perolehan gol tim Mutiara Hitam masih sangat minim, dan lini depan yang tumpul itu kerap membuat Persipura kehilangan tiga poin kemenangan, bahkan menelan kekalahan.

Saking tumpulnya, ada sebuah rekor baru yang ditorehkan Persipura di musim ini. Hingga pekan ke-24 kompetisi, mereka belum mampu mencetak lebih dari dua gol dalam satu pertandingan.

Sepanjang kompetisi musim ini, total gol yang dicetak lini depan Persipura baru 19 gol. Ferinando Pahabol menjadi penyerang paling produktif, dengan torehan 6 gol. Sejumlah sembilan gol lain dicetak, sementara striker Yevhen Bokhashvili baru mengemas 4 gol. Sebuah statistik yang terbilang buruk bagi Persipura.

Baca juga: Persipura ingin lanjutkan kemenangan kontra Persik, Vera: Setiap pertandingan berbeda

Alfredo Vera menyadari kelemahan timnya ada pada finishing atau penyelesaian akhir. Tapi dia tak mau menghakimi barisan pemain depannya, terutama duet striker asing Yevhen Bokhashvili dan Ramiro Fergonzi.

“Mereka bekerja keras dan sudah berkontribusi untuk tim. Apa yang memang sudah seharusnya mereka kasih untuk tim. Setiap pertandingan berbeda, tapi saya tidak fokus ke satu pemain saja. [Saya fokus] untuk seluruh tim, dan setiap pemain harus kerja untuk membantu tim,” ujar Vera.

Vera belum membeber resep yang akan dipakainya untuk membenahi kelemahan tersebut. Ia hanya percaya pemainnya bisa melakukan yang terbaik di setiap pertandingan.

“Saya tidak bisa bilang pemain kami tidak bagus. Kami selalu berusaha main bagus dan banyak peluang yang kami hasilkan. Cuma, [kami] belum beruntung,” tekannya.

Baca juga: Jelang hadapi Persik, Persipura khawatirkan hasil tes PCR

Kabar baiknya, skuad Persipura dipastikan akan kembali diperkuat Hedipo Gustavo yang baru sembuh dari COVID-19. Gelandang serang asal Brasil itu diharapkan bisa memberikan solusi dan menjadi penyuplai bola dari lini tengah lapangan.

Selain itu, batalnya keikutsertaan timnas Indonesia U-23 dalam turnamen Piala AFF di Kamboja juga memberikan angin segar bagi Persipura. Pasalnya, Gunansar Mandowen dan Ramai Rumakiek akan kembali bergabung dan menambah pilihan bagi Alfredo Vera untuk menajamkan lini serang Persipura.

“[Saat] melawan Persik, kami mendominasi pertandingan dan banyak mendapatkan peluang. Akan tetapi, kami tidak bisa manfaatkan [peluang] menjadi gol. Saya pikir itu menjadi pekerjaan rumah bagi kami. [Hal itu] harus dievaluasi, agar [kami] bisa mendapatkan tiga poin dari laga berikutnya,” kata Yustinus Pae mengakui kelemahan timnya.

Prestasi klub sepak bola bukanlah sekadar ulasan tentang siapa tim besar, siapa tim bertabur pemain berbakat, siapa tim yang kuat, dan siapa tim lemah. Prestasi sebuah klub sepak bola ditentukan hasil akhir pertandingan yang dilakoninya. Siapa yang banyak mencetak gol, dialah yang keluar sebagai pemenang. Semoga lini serang Persipura lekas membaik. (*)

Editor: Aryo Wisanggeni G

Related posts

Leave a Reply